Genjot Produksi Padi dan Jagung, Anggaran Kementan Ditambah Rp5,8 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi IV DRP menyetujui usulan penambahan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) sebesar Rp5.827.860.770 untuk Tahun Anggaran 2023. Penambahan anggaran tersebut terkait upaya peningkatan produksi padi dan jagung.
Wakil Ketua Komisi IV, sekaligus pimpinan rapat, Anggia Erma Rini meminta Kementan segera melakukan komunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk melakukan pencarian anggaran agar langsung melakukan percepatan tanam dan meningkatkan produksi komoditas padi dan jagung.
"Komisi IV menyetui usulan tambahan anggaran Kementerian Pertanian yang akan digunakan untuk percepatan tanam dalam rangka peningkatan produksi padi dan jagung di antaranya melalui penyediaan benih, alsintan, prasarana dan sarana pertanian hingga bimbingan teknis sebesar Rp5.827.860.770 TA 2023," kata Erma dalam kesimpulan rapat, Senin (13/11/2023).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, anggaran tambahan tersebut bakal digunakan untuk pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan), bibit, benih, pestisida, pupuk, insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis untuk dua komoditas yaitu padi dan jagung.
Secara rinci, total usulan anggaran Rp5,8 triliun yang sudah disepakati oleh komisi IV itu akan dialokasikan untuk beberapa unit kerja di Kementan. Pertama Ditjen Tanaman Pangan bakal mendapatkan tambahan Rp2,50 triliun, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp3,10 triliun, Badan PPSDM Pertanian Rp165,43 miliar, dan BSIP dan Sekretariat Jendral Rp55 miliar.
"Jadi Rp5 triliun ini kita butuh kepastian bahwa uangnya ada, sehingga kita bisa lelang tender di e-katalog, untuk alsintan itu Rp1,5 triliun alat sudah siap, sehingga 1 minggu ini selesai karena barangya sudah ada, bibit juga sudah ada," jelas Amran.
Menurut Amran, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan. Anggaran tersebut menurutnya siap dicairkan untuk peningkatan produktivitas padi dan jagung pada tahun 2023.
Nantinya, jelas dia, usulan tambahan anggaran Rp5,8 triliun ini bakal menggunakan skema realokasi tahun anggaran (TA) 2024. Sedangkan untuk antisipasi kekurangan anggaran tahun 2024 Kementan bakal kembali mengusulkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) di tahun 2024.
"Yang tidak selesai (kontrak tahun ini), kita hitung ada Rp3 triliun itu menyebrang bulan 1, tetapi anggaran ini kita refocusing yang anggaran Rp14 triliun di 2024, kemudian dimintakan kembali ABT, jadi anggaran tahun depan tidak berubah tetapi tambahan Rp5,8 triliun ini betul betul tambahan, di 2023 dan 2024, tinggal menunggu persetujuan di sini (Komisi IV)," tutup Amran.
Wakil Ketua Komisi IV, sekaligus pimpinan rapat, Anggia Erma Rini meminta Kementan segera melakukan komunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk melakukan pencarian anggaran agar langsung melakukan percepatan tanam dan meningkatkan produksi komoditas padi dan jagung.
"Komisi IV menyetui usulan tambahan anggaran Kementerian Pertanian yang akan digunakan untuk percepatan tanam dalam rangka peningkatan produksi padi dan jagung di antaranya melalui penyediaan benih, alsintan, prasarana dan sarana pertanian hingga bimbingan teknis sebesar Rp5.827.860.770 TA 2023," kata Erma dalam kesimpulan rapat, Senin (13/11/2023).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, anggaran tambahan tersebut bakal digunakan untuk pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan), bibit, benih, pestisida, pupuk, insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis untuk dua komoditas yaitu padi dan jagung.
Secara rinci, total usulan anggaran Rp5,8 triliun yang sudah disepakati oleh komisi IV itu akan dialokasikan untuk beberapa unit kerja di Kementan. Pertama Ditjen Tanaman Pangan bakal mendapatkan tambahan Rp2,50 triliun, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp3,10 triliun, Badan PPSDM Pertanian Rp165,43 miliar, dan BSIP dan Sekretariat Jendral Rp55 miliar.
"Jadi Rp5 triliun ini kita butuh kepastian bahwa uangnya ada, sehingga kita bisa lelang tender di e-katalog, untuk alsintan itu Rp1,5 triliun alat sudah siap, sehingga 1 minggu ini selesai karena barangya sudah ada, bibit juga sudah ada," jelas Amran.
Menurut Amran, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan. Anggaran tersebut menurutnya siap dicairkan untuk peningkatan produktivitas padi dan jagung pada tahun 2023.
Nantinya, jelas dia, usulan tambahan anggaran Rp5,8 triliun ini bakal menggunakan skema realokasi tahun anggaran (TA) 2024. Sedangkan untuk antisipasi kekurangan anggaran tahun 2024 Kementan bakal kembali mengusulkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) di tahun 2024.
"Yang tidak selesai (kontrak tahun ini), kita hitung ada Rp3 triliun itu menyebrang bulan 1, tetapi anggaran ini kita refocusing yang anggaran Rp14 triliun di 2024, kemudian dimintakan kembali ABT, jadi anggaran tahun depan tidak berubah tetapi tambahan Rp5,8 triliun ini betul betul tambahan, di 2023 dan 2024, tinggal menunggu persetujuan di sini (Komisi IV)," tutup Amran.
(fjo)