Orang Terkaya Sejagat, Elon Musk Disentil Gedung Putih Imbas Postingan Anti-Semit
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih menuduh Elon Musk mengulangi 'kebohongan mengerikan' tentang orang-orang Yahudi , setelah pemilik media sosial X (dulunya Twitter) disebut menanggapi dengan menyetujui posting anti-semit di platformnya.
Pada hari Rabu, orang terkaya di dunia , Musk membalas sebuah postingan yang berbagi teori konspirasi anti-semit, dengan menyebutnya "kebenaran aktual". Sementara itu seperti dilansir BBC, Musk membantah bahwa postingan itu anti-semit.
Namun seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, dukungannya terhadap hal itu yang memicu kemarahan di media sosial (medsos), dimana menurutnya sebagai tindakan yang "tidak dapat diterima".
"Kami mengutuk dukungan terhadap kebencian antisemit dan rasis, sesuatu yang sangat buruk," kata juru bicara Gedung Putih, Andrew Bates.
Dia mencatat, bahwa postingan yang ditanggapi Musk merujuk pada teori konspirasi yang memotivasi pria membunuh 11 orang di sinagog Pittsburgh pada 2018.
"Tidak dapat diterima untuk mengulangi kebohongan mengerikan di balik tindakan antisemitisme paling fatal dalam sejarah Amerika kapan saja. Apalagi satu bulan setelah hari paling mematikan bagi orang-orang Yahudi sejak Holocaust," kata Bates, merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel di 7 Oktober, lalu.
Chief Executive X, Linda Yaccarino menulis dalam tweet sebelumnya, bahwa perusahaan "sangat jelas tentang upaya kami untuk memerangi antisemitisme dan diskriminasi. Tidak ada tempat untuk itu di mana pun di dunia ini - hal itu buruk jelek dan salah".
Pada hari Rabu, Musk menanggapi sebuah postinga yang menuduh komunitas Yahudi mendorong "kebencian terhadap orang kulit putih" dan yang termasuk sentimen anti-imigran.
Tampaknya hal itu adalah dukungan terhadap teori konspirasi rasis dan antisemit yang dikenal sebagai "genosida kulit putih," yang berpendapat bahwa orang-orang Yahudi secara sistematis merencanakan untuk mendorong imigrasi orang-orang "non-kulit putih" ke negara-negara Barat untuk "menghilangkan" ras kulit putih.
Posting asli yang ditanggapi Musk "menggunakan bahasa tertentu yang telah digunakan di masa lalu untuk membenarkan serangan kekerasan terhadap sinagoge," ungkap Zahed Amanullah, rekan senior di Institute of Strategic Dialogue yang berbasis di London, kepada BBC.
Teori konspirasi memotivasi seorang pembunuh massal yang memasuki sinagog Tree of Life di Pittsburgh pada 2018 dan menembak mati 11 jemaah.
Musk menyangkal dia antisemit dan kemudian mengatakan, komentarnya tidak merujuk pada semua orang Yahudi tetapi pada kelompok-kelompok seperti Anti-Defamation League (ADL) dan "komunitas Yahudi" lainnya yang tidak disebutkan.
Sebagai informasi, Musk masih menyandang gelar sebagai orang terkaya di dunia hingga awal November 2023, jika melihat versi Forbes. Elon Musk tercatat memiliki total kekayaan USD217,3 miliar atau setara dengan Rp3.410 triliun. Menyusul Elon, ada Bernard Arnault yang berada di posisi kedua sebagai orang terkaya di dunia
Pada hari Rabu, orang terkaya di dunia , Musk membalas sebuah postingan yang berbagi teori konspirasi anti-semit, dengan menyebutnya "kebenaran aktual". Sementara itu seperti dilansir BBC, Musk membantah bahwa postingan itu anti-semit.
Namun seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, dukungannya terhadap hal itu yang memicu kemarahan di media sosial (medsos), dimana menurutnya sebagai tindakan yang "tidak dapat diterima".
"Kami mengutuk dukungan terhadap kebencian antisemit dan rasis, sesuatu yang sangat buruk," kata juru bicara Gedung Putih, Andrew Bates.
Dia mencatat, bahwa postingan yang ditanggapi Musk merujuk pada teori konspirasi yang memotivasi pria membunuh 11 orang di sinagog Pittsburgh pada 2018.
"Tidak dapat diterima untuk mengulangi kebohongan mengerikan di balik tindakan antisemitisme paling fatal dalam sejarah Amerika kapan saja. Apalagi satu bulan setelah hari paling mematikan bagi orang-orang Yahudi sejak Holocaust," kata Bates, merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel di 7 Oktober, lalu.
Chief Executive X, Linda Yaccarino menulis dalam tweet sebelumnya, bahwa perusahaan "sangat jelas tentang upaya kami untuk memerangi antisemitisme dan diskriminasi. Tidak ada tempat untuk itu di mana pun di dunia ini - hal itu buruk jelek dan salah".
Pada hari Rabu, Musk menanggapi sebuah postinga yang menuduh komunitas Yahudi mendorong "kebencian terhadap orang kulit putih" dan yang termasuk sentimen anti-imigran.
Tampaknya hal itu adalah dukungan terhadap teori konspirasi rasis dan antisemit yang dikenal sebagai "genosida kulit putih," yang berpendapat bahwa orang-orang Yahudi secara sistematis merencanakan untuk mendorong imigrasi orang-orang "non-kulit putih" ke negara-negara Barat untuk "menghilangkan" ras kulit putih.
Posting asli yang ditanggapi Musk "menggunakan bahasa tertentu yang telah digunakan di masa lalu untuk membenarkan serangan kekerasan terhadap sinagoge," ungkap Zahed Amanullah, rekan senior di Institute of Strategic Dialogue yang berbasis di London, kepada BBC.
Teori konspirasi memotivasi seorang pembunuh massal yang memasuki sinagog Tree of Life di Pittsburgh pada 2018 dan menembak mati 11 jemaah.
Musk menyangkal dia antisemit dan kemudian mengatakan, komentarnya tidak merujuk pada semua orang Yahudi tetapi pada kelompok-kelompok seperti Anti-Defamation League (ADL) dan "komunitas Yahudi" lainnya yang tidak disebutkan.
Sebagai informasi, Musk masih menyandang gelar sebagai orang terkaya di dunia hingga awal November 2023, jika melihat versi Forbes. Elon Musk tercatat memiliki total kekayaan USD217,3 miliar atau setara dengan Rp3.410 triliun. Menyusul Elon, ada Bernard Arnault yang berada di posisi kedua sebagai orang terkaya di dunia
(akr)