Strategi BRI Dongkrak Transaksi Mobile dan Internet Banking

Minggu, 12 November 2017 - 20:54 WIB
Strategi BRI Dongkrak Transaksi Mobile dan Internet Banking
Strategi BRI Dongkrak Transaksi Mobile dan Internet Banking
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ingin mendongkrak transaksi e-channel (mobile dan internet banking) nasabahnya, lantaran kontribusinya masih di bawah 30% dari total keseluruhan produk transaksi. Strategi perseroan ialah memanjakan nasabah yang menambah saldonya dan melakukan transaksi, akan diganjar BRI Poin.

Direktur Konsumer BRI Handayani mengakui pihaknya sedang mendorong transaksi berbasis digital. Hal itu sejalan dengan target konsumen baru yang berasal dari generasi milenial. Perseroan berharap dapat menggenjot transaksi elektronik nasabah yang saat ini hanya mencapai 27%. Porsinya baru 27% yang menggunakan internet banking, dan terbanyak masih lewat ATM.

“Nah, ini makanya kita sesuai dengan transformasi BRI ke digital, nanti akan banyak program yang lebih banyak menggunakan digital untuk platfom transaksinya, salah satunya BRI Poin. Segmen milenial harus kita ikuti lifestylenya. Kalau tidak nanti bukan jadi bank yang dipilih," ujar Handayani di Jakarta.

Melalui program BRI Poin ini, kata Handayani, seluruh transaksi dan penambahan saldo akan mendapatkan BRI Poin. Poin ini nantinya dapat ditukarkan nasabah dengan berbelanja di 1.400 merchant yang bekerja sama dengan BRI. "Bisa ditukar di merchant-merchant seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli.com, Tiket.com, dan lain-lainnya. Bisa juga lewat e-catalog kita," tambahnya.

Lebih lanjut Ia memaparkan langkah BRI kedepannya ingin mempertahankan jaringan cabang perseroan di pelosok daerah terpencil. Namun hal itu akan ditambah dengan peningkatan pelayanan berbasis digital."Jadi lebih baik mempertahankan cabang yang ada dilengkapi produk berbasis digital," ungkapnya.

Handayani menambahkan perseroan belum ada rencana membuka cabang baru di tahun 2018 nanti. Pasalnya melihat kondisi tren saat ini dimana perbankan mulai menuju arah transaksi online."Sehingga belum ada rencana buka cabang baru tahun depan," terang dia.

Ia juga mengaku tetap optimistis untuk perekonomian nasional yang secara makro tidak akan terpengaruh oleh tahun politik kedepannya. Hal itu dibuktikan setelah melihat pertumbuhan ekonomi yang berada di level 5 %."Kalau tahun politik biasanya ada kekhawatiran, tapi dilihat dari makro ekonomi trennya positif," ungkapnya.

Sambung Handayani menerangkan bahwa dalam beberapa tahun ke depan akan banyak investasi baik lokal dan asing masuk ke dalam negeri. Hal itu pun, kata Handayani sejalan dengan usaha keras dari pemerintah dalam membangun infrastruktur dan perekonomian negara."Banyak dana dari luar masuk dengan agresif, proyek pemerintah yang fokus di sektor infrastruktur mudah-mudahan terlaksana dengan baik," katanya.

Lebih lanjut, Handayani mengatakan program BRI Poin juga dimaksudkan meningkatkan loyalitas para nasabahnya dan dampaknya pada transaksi elektronik terus meningkat. "Kita ingin nasabah terus menggunakan produk-produk BRI dan menambah saldo. Ketika nasabah transaksi dan menambah dana, nasabah akan menjadi jadi loyal, dan ini diberi aperisasi dengan BRI Poin," papar dia.

Maka dengan peningkatan loyalitas nasabah dan transaksi elektronik ini dapat meningkatkan fee based income (FBI) perseroan. Hingga akhir September 2017, tercatat FBI BRI sebesar 7,4 triliun atau tumbuh 12,7% (year on year). Salah satu kontributor terbesar FBI BRI yakni fee transaksi e-banking yang mencapai 28% dari total FBI."Harapannya lebih banyak karena ada transaksi, jadi fee based income tahun depan targetnya jadi double digit," ujarnya.

Periode program BRI Poin ini dimulai sejak November 2017 hingga Agustus 2018. Dalam rentang waktu tersebut nasabah dapat terus meningkatkan BRI Poin dengan meningkatkan jumlah saldo menggunakan tabungan BritAma, BritAma Bisnis, BRI Junior, Giro BRI serta transaksi kartu Debit BRI, ATM BRI atau Mobile Banking BRI dan Internet Banking BRI. Launching ini juga berlangsung secara bersamaan di kota Jakarta, Makasar, Medan dan Surabaya dengan menggelar acara 'BRI Poin Keren Terus Fest'.

Tercatat hingga akhir September 2017 DPK BRI tumbuh 10,9% menjadi Rp.770,6 Triliun. CASA masih mendominasi DPK BRI dengan komposisi sebesar 55,4%. Perseroan saat ini fokus untuk menghimpun dana murah dibandingkan dengan deposito dengan tujuan agar biaya dana semakin rendah. Saat ini biaya dana BRI tercatat 3,47% atau turun dibandingkan dengan biaya dana periode yang sama tahun lalu sebesar 3,89%.

Harapannya, dengan biaya dana yang rendah maka BRI semakin leluasa untuk memberikan suku bunga pinjaman yang kompetitif kepada masyarakat. Strategi penguatan CASA BRI ini sejalan dengan arah kebijakan perseroan dan transaction banking menjadi salah satu alat untuk meraup CASA.

Upaya BRI untuk mengembangkan bisnis transaction banking tercermin dari kenaikan Fee Based Income. Tercatat, BRI mampu meraup FBI sebesar Rp.7,4 Triliun atau tumbuh 14,79% dibanding tahun lalu. Bank BRI sendiri saat ini terus berupaya meningkatkan pendapatan yang berasal dari non bunga. Beberapa strateginya yakni melalui digital banking, serta mengarahkan nasabah agar semakin terbiasa untuk melakukan transaksi melalui internet banking, mobile banking dan jaringan e-channel BRI.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9186 seconds (0.1#10.140)