128 Tahun BRI, Penyambung Kaki dan Tangan UMKM untuk Naik Kelas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memotret ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari gambar besar bernama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bertahun tahun keberadaan UMKM baik dari segi jumlah maupun kontribusinya terus tumbuh berkembang menyokong perekonomian nasional.
Besarnya kontribusi UMKM terhadap ekonomi Indonesia salah satunya bisa dilihat dari proporsi kontribusi UMKM terhadap PDB nasional tahun 2019 di mana usaha mikro menyumbang 37,4% PDB. Namun besarnya kontribusi tersebut ternyata tidak simetris dengan kondisi faktual obyektif UMKM yang lebih banyak berkutat dengan persoalan internal mulai dari faktor permodalan, jaringan maupun kemampuan bertahan ketimbang proses kemajuan.
Dalam konteks itulah kehadiran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai representasi negara yang selama ini terus mendorong pemberdayaan UMKM di ranah ekonomi domestik menjadi sangat signifikan. Berbagai program pemberdayaan terus digulirkan BRI untuk membawa UMKM mengarah pada terminologi ‘naik kelas’. Idiom naik kelas inilah kemudian saat ini banyak dilekatkan kepada UMKM di Indonesia yang tak bisa dilepaskan dari langkah tak lelah BRI melakukan pendampingan dan juga pemberdayaan.
Secara singkat, sejauh ini BRI telah meluncurkan beragam program pemberdayaan untuk membawa ‘kapal besar’ UMKM Indonesia naik kelas. Lalu cetak biru (blue print) program pemberdayaan UMKM seperti apa yang selama ini dilakukan BRI?
Menurut Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, BRI setidaknya memiliki 4 program strategis untuk memberdayakan UMKM di Indonesia yang diluncurkan pihaknya yakni:
1. Desa BRILian
Program Desa Brilian adalah program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s.
2. Program Klaster UMKM
Program ini dinamakan klaster BRI, yaitu membentuk klaster-klaster UMKM di bidang yang sama yang juga berdekatan agar berkumpul dan berofukus Bersama-sama dalam bidang usahanya.
3. Link UMKM
Salah satu program pemberdayaan UMKM melalui digitalisasi pelatihan, dengan modul yang mengacu pada 12 aspek parameter UMKM, yaitu Skala Usaha, Aspek Kepemimpinan, Pola Pikir, Budaya Informasi, Pemasaran, Operasional, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Legalitas dan Kepatuhan.
4. Pasar Rakyat Indonesia (PARI)
Pasar Rakyat Indonesia (PARI) adalah platform marketplace komoditas pangan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Rakyat Indonesia. PARI menghubungkan penjual komoditas pangan dengan pembeli komoditas pangan.
Setelah bertahun-tahun berjalan dengan dinamikanya yang ada, muncul pertanyaan apakah beragam pemberdayaan UMKM tersebut saat ini sudah memberi ekses positif? Atau dengan kata lain apakah hingga saat ini bisa dikatakan UMKM sudah naik kelas? Untuk menjawabta mari coba melihat data yang ada.
Besarnya kontribusi UMKM terhadap ekonomi Indonesia salah satunya bisa dilihat dari proporsi kontribusi UMKM terhadap PDB nasional tahun 2019 di mana usaha mikro menyumbang 37,4% PDB. Namun besarnya kontribusi tersebut ternyata tidak simetris dengan kondisi faktual obyektif UMKM yang lebih banyak berkutat dengan persoalan internal mulai dari faktor permodalan, jaringan maupun kemampuan bertahan ketimbang proses kemajuan.
Dalam konteks itulah kehadiran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai representasi negara yang selama ini terus mendorong pemberdayaan UMKM di ranah ekonomi domestik menjadi sangat signifikan. Berbagai program pemberdayaan terus digulirkan BRI untuk membawa UMKM mengarah pada terminologi ‘naik kelas’. Idiom naik kelas inilah kemudian saat ini banyak dilekatkan kepada UMKM di Indonesia yang tak bisa dilepaskan dari langkah tak lelah BRI melakukan pendampingan dan juga pemberdayaan.
Secara singkat, sejauh ini BRI telah meluncurkan beragam program pemberdayaan untuk membawa ‘kapal besar’ UMKM Indonesia naik kelas. Lalu cetak biru (blue print) program pemberdayaan UMKM seperti apa yang selama ini dilakukan BRI?
Menurut Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, BRI setidaknya memiliki 4 program strategis untuk memberdayakan UMKM di Indonesia yang diluncurkan pihaknya yakni:
1. Desa BRILian
Program Desa Brilian adalah program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s.
2. Program Klaster UMKM
Program ini dinamakan klaster BRI, yaitu membentuk klaster-klaster UMKM di bidang yang sama yang juga berdekatan agar berkumpul dan berofukus Bersama-sama dalam bidang usahanya.
3. Link UMKM
Salah satu program pemberdayaan UMKM melalui digitalisasi pelatihan, dengan modul yang mengacu pada 12 aspek parameter UMKM, yaitu Skala Usaha, Aspek Kepemimpinan, Pola Pikir, Budaya Informasi, Pemasaran, Operasional, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Legalitas dan Kepatuhan.
4. Pasar Rakyat Indonesia (PARI)
Pasar Rakyat Indonesia (PARI) adalah platform marketplace komoditas pangan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Rakyat Indonesia. PARI menghubungkan penjual komoditas pangan dengan pembeli komoditas pangan.
Setelah bertahun-tahun berjalan dengan dinamikanya yang ada, muncul pertanyaan apakah beragam pemberdayaan UMKM tersebut saat ini sudah memberi ekses positif? Atau dengan kata lain apakah hingga saat ini bisa dikatakan UMKM sudah naik kelas? Untuk menjawabta mari coba melihat data yang ada.