Transformasi Baru Pos Indonesia, Terapkan Teknologi Robotik dan RFID
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) terus melakukan transformasi dan inovasi khususnya di bidang operasi dan digital services. Beragam kecanggihan teknologi serta digitalisasi pada kerja dan produk, diterapkan BUMN tertua ini guna memajukan bisnis mereka.
Transformasi masif di berbagai lini ini menegaskan kepada publik tentang posisi Pos Indonesia yang dinamis dan di sisi lain terus meningkatkan kepuasan, serta kepercayaan yang makin tinggi kepada pelanggan. Langkah-langkah perubahan tersebut diungkapkan Direktur Operasi dan Digital Service PT Pos Indonesia (Persero) Hariadi.
Perubahan dalam divisi di bawah komando Hariadi ini inheren dengan perkembangan zaman, khususnya teknologi dan digitalisasi. Hariadi menuturkan langkah perubahan sudah dilakukan Pos Indonesia sejak 2021. Saat itu, mereka sudah mengimplementasikan sistem baru untuk layanan jasa kurir, yakni NIPOS (new Integrated Postal System, menggantikan IPOS core system).
"Banyak hal transformasi yang sudah kita lakukan, terutama memang lebih banyak di transformasi proses dan juga transformasi teknologi. Jadi pada 2021, kami mengimplementasikan new core courier system, new integrated postal system, yang kita kenal new NIPOS," ujar Hariadi dalam pernyataannya, Sabtu (25/11/2023).
Hariadi menilai kehadiran NIPOS membuat operasi pengiriman barang Pos Indonesia menjadi lebih traceable dan realtime, sehingga memperbaiki budaya kerja di lapangan. Hal itu memberikan dampak positif untuk perbaikan Standar Waktu Penyerahan (SWP) atau SLA (service level agreement) Timeliness Delivery Pos Indonesia.
"Itu adalah sebuah core system yang memungkinkan kita punya platform yang sangat agile untuk dicustomized sesuai kebutuhan, memberikan visibilitas sangat baik untuk monitoring operasi end to end sehingga membuat kami bisa mencapai posisi SLA timeliness delivery atau kami sebut Standar Waktu Penyerahan yang saat ini layanan Same Day kami hampir 100 persen, layanan Next Day kami sudah di angka 99 persen lebih, sedangkan produk reguler kami sudah di angka 98 persen lebih. Itu sangat jauh sekali di atas market standar, 95 persen," kata Hariadi.
Menurut Hariadi, operational excellence yang dilakukan Pos Indonesia tentu tidak hanya terjadi melalui digitaliasi, namun juga didukung oleh disiplin operasi di semua jajaran mulai dari pusat sampai ke pelaksana lapangan.
"Disiplin dari semua jajaran operasi, mulai dari proses collecting, processing, transportasi, dan juga distribution atau last mile. Jadi, itu yang kami benahi sejak 2021, teknologi adalah enabler," tuturnya.
Bukan hanya itu, Pos Indonesia juga melakukan perubahan pada layanan aduan pelanggan milik mereka, Customer Complaint Handling (CCH).
Transformasi masif di berbagai lini ini menegaskan kepada publik tentang posisi Pos Indonesia yang dinamis dan di sisi lain terus meningkatkan kepuasan, serta kepercayaan yang makin tinggi kepada pelanggan. Langkah-langkah perubahan tersebut diungkapkan Direktur Operasi dan Digital Service PT Pos Indonesia (Persero) Hariadi.
Perubahan dalam divisi di bawah komando Hariadi ini inheren dengan perkembangan zaman, khususnya teknologi dan digitalisasi. Hariadi menuturkan langkah perubahan sudah dilakukan Pos Indonesia sejak 2021. Saat itu, mereka sudah mengimplementasikan sistem baru untuk layanan jasa kurir, yakni NIPOS (new Integrated Postal System, menggantikan IPOS core system).
"Banyak hal transformasi yang sudah kita lakukan, terutama memang lebih banyak di transformasi proses dan juga transformasi teknologi. Jadi pada 2021, kami mengimplementasikan new core courier system, new integrated postal system, yang kita kenal new NIPOS," ujar Hariadi dalam pernyataannya, Sabtu (25/11/2023).
Hariadi menilai kehadiran NIPOS membuat operasi pengiriman barang Pos Indonesia menjadi lebih traceable dan realtime, sehingga memperbaiki budaya kerja di lapangan. Hal itu memberikan dampak positif untuk perbaikan Standar Waktu Penyerahan (SWP) atau SLA (service level agreement) Timeliness Delivery Pos Indonesia.
"Itu adalah sebuah core system yang memungkinkan kita punya platform yang sangat agile untuk dicustomized sesuai kebutuhan, memberikan visibilitas sangat baik untuk monitoring operasi end to end sehingga membuat kami bisa mencapai posisi SLA timeliness delivery atau kami sebut Standar Waktu Penyerahan yang saat ini layanan Same Day kami hampir 100 persen, layanan Next Day kami sudah di angka 99 persen lebih, sedangkan produk reguler kami sudah di angka 98 persen lebih. Itu sangat jauh sekali di atas market standar, 95 persen," kata Hariadi.
Menurut Hariadi, operational excellence yang dilakukan Pos Indonesia tentu tidak hanya terjadi melalui digitaliasi, namun juga didukung oleh disiplin operasi di semua jajaran mulai dari pusat sampai ke pelaksana lapangan.
"Disiplin dari semua jajaran operasi, mulai dari proses collecting, processing, transportasi, dan juga distribution atau last mile. Jadi, itu yang kami benahi sejak 2021, teknologi adalah enabler," tuturnya.
Bukan hanya itu, Pos Indonesia juga melakukan perubahan pada layanan aduan pelanggan milik mereka, Customer Complaint Handling (CCH).