Booming Perdagangan Rusia-China Tak Terbendung, Bakal Tembus Rp4.641 Triliun
loading...
A
A
A
MOSKOW - Volume perdagangan antara Rusia dan China terus tumbuh dan diperkirakan akan mencapai USD300 miliar yang jika dirupiahkan mencapai Rp4.641 triliun (Kurs Rp15.470/USD) pada akhir dekade ini. Prediksi itu disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia, Andrey Belousov.
Berbicara pada pertemuan komisi antar pemerintah Rusia-China di Beijing minggu lalu, Belousov mengatakan, China telah lama menjadi salah satu mitra dagang utama Rusia. Disebutkan juga bahwa ruang lingkup peluang investasi untuk kedua negara terus berkembang.
"Sejak awal 2023, omzet perdagangan bilateral meningkat sepertiga. Ada kemajuan nyata dalam perdagangan produk metalurgi, bahan kimia, makanan, peralatan dan kendaraan," ungkap Andrey Belousov.
Sambung wakil perdana menteri menambahkan, perdagangan antara kedua negara akan melebihi target USD200 miliar tahun ini, yang sebelumnya diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2024. Menurut data bea cukai China, omzet perdagangan antara Rusia dan China meningkat 29,5% dalam tiga kuartal pertama tahun 2023, sebesar hampir USD176,4 miliar.
Perdagangan Rusia-China telah booming mengingat sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia dan perselisihan perdagangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat atau AS dan China. Rusia telah memasok China terutama dengan produk-produk energi, seperti minyak dan gas, serta produk-produk olahan, makanan pertanian dan produk industri.
Sedangkan China telah mengekspor hampir semua jenis barang ke Rusia, termasuk makanan, peralatan, ponsel, elektronik, produk teknik, mobil, furnitur, mainan, tekstil, pakaian, dan alas kaki.
Berbicara pada pertemuan komisi antar pemerintah Rusia-China di Beijing minggu lalu, Belousov mengatakan, China telah lama menjadi salah satu mitra dagang utama Rusia. Disebutkan juga bahwa ruang lingkup peluang investasi untuk kedua negara terus berkembang.
"Sejak awal 2023, omzet perdagangan bilateral meningkat sepertiga. Ada kemajuan nyata dalam perdagangan produk metalurgi, bahan kimia, makanan, peralatan dan kendaraan," ungkap Andrey Belousov.
Sambung wakil perdana menteri menambahkan, perdagangan antara kedua negara akan melebihi target USD200 miliar tahun ini, yang sebelumnya diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2024. Menurut data bea cukai China, omzet perdagangan antara Rusia dan China meningkat 29,5% dalam tiga kuartal pertama tahun 2023, sebesar hampir USD176,4 miliar.
Perdagangan Rusia-China telah booming mengingat sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia dan perselisihan perdagangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat atau AS dan China. Rusia telah memasok China terutama dengan produk-produk energi, seperti minyak dan gas, serta produk-produk olahan, makanan pertanian dan produk industri.
Sedangkan China telah mengekspor hampir semua jenis barang ke Rusia, termasuk makanan, peralatan, ponsel, elektronik, produk teknik, mobil, furnitur, mainan, tekstil, pakaian, dan alas kaki.
(akr)