PEP Limau Field Dorong Pertanian Berkelanjutan di Desa Air Talas
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina EP (PEP) Limau Field, salah satu lapangan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 yang berada di Sumatera Selatan, terus berkontribusi menambah produksi migas nasional. Dengan wilayah kerja meliputi Kota Prabumulih, Kabupaten Muara Enim, dan Kabupaten Lahat, PEP Limau Field memproduksi minyak sebesar 3.898 barel per hari (bph) dan gas sebesar 9,36 MMSCFD.
Selain memastikan kelancaran produksi migas, PEP Limau Field juga aktif menerapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan memberdayakan masyarakat di wilayah operasinya. Hal itu dilakukan dengan menggelar program unggulan Agribisnis Penggerak Desa Wisata Air Talas (Anggrek Dewata), yang memiliki tiga sub-program yang terintegrasi.
Ketiga sub-program itu adalah Bu Jusi (Budidaya Jeruk Siam Organik), Bude Arta Maju (Ibu-Ibu Desa Air Talas Mengolah Jeruk), dan Puteri Jelita (Pupuk Cair Organik dari Limbah Kulit Jeruk Air Talas).
Senior Manager PEP Limau Field Dadang Soewargono mengatakan, tujuan utama program ini adalah mengembalikan kondisi awal agrowisata di Desa Air Talas, melalui pemberdayaan masyarakat.
"Program ini terbukti mengubah sistem pertanian menjadi ramah lingkungan dan mengentaskan angka kemiskinan serta memberikan manfaat kepada lebih dari 900 orang," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/11/2023).
Dadang mengatakan, sub-program BU JUSI memberikan solusi kepada petani jeruk yang menghadapi penurunan produktivitas tanaman jeruk siam akibat hama CVPD. Penyakit ini menyebabkan penurunan produktivitas dari 5 ton/ha menjadi 3 ton/ha, dengan dampak signifikan terhadap pendapatan petani, yang ikut turun dari Rp3.750.000 menjadi Rp2.250.000. Hama CVPD menyebar luas selama pandemi Covid-19 dan suhu tinggi, meningkatkan penggunaan pupuk anorganik dan mengakibatkan kenaikan harga.
"Melalui inovasi program Bu Jusi, PEP Limau Field memanfaatkan jamur Trichoderma sp. untuk memerangi hama CVPD, dengan hasil pengurangan biaya operasional petani hingga 71%. Upaya ini juga mempromosikan pertanian ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik," papar Dadang.
Sementara, lanjut dia, program Bude Arta Maju berfokus pada peningkatan nilai jeruk siam kualitas kedua, yang sebelumnya memiliki harga jual rendah karena rasanya yang kurang manis. Program ini menciptakan nilai tambah dengan mengolah jeruk tersebut menjadi produk turunan seperti selai, sirup, pie, dan stik jeruk.
"Inovasi ini tidak hanya memberikan pekerjaan kepada ibu-ibu di Desa Air Talas melalui KWT Subur Makmur, tetapi juga mengangkat dua rumah tangga perempuan janda dan miskin keluar dari garis kemiskinan Kabupaten Muara Enim," ujarnya.
Sedangkan program Puteri Jelita menjawab permasalahan jeruk siam kualitas ketiga atau yang busuk dengan mengubahnya menjadi pupuk cair organik. Pupuk ini digunakan untuk mendukung pertanian jeruk siam di Desa Air Talas, membantu petani dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan, dan menjaga kualitas lahan dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
"Seluruh program ini terintegrasi dalam roadmap sebagai panduan melaksanakan program Anggrek Dewata, menunjukkan komitmen PEP Limau Field untuk mendukung pertanian berkelanjutan, lingkungan yang bersih, dan kesejahteraan masyarakat setempat," tandasnya.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur Bude Arta Maju Komang Meliasih mengapresiasi PEP Limau Field. Dia mengatakan, pembinaan, pelatihan dan pendampingan dari PEP Limau Field berhasil memberdayakan masyarakat Air Talas.
"Kami yang awalnya hanya ibu rumah tangga yang tidak punya kegiatan lain selain berkebun sekarang bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari aktivitas kelompok di KWT, dan bisa menggerakkan perekonomian keluarga," tuturnya.
Selain memastikan kelancaran produksi migas, PEP Limau Field juga aktif menerapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan memberdayakan masyarakat di wilayah operasinya. Hal itu dilakukan dengan menggelar program unggulan Agribisnis Penggerak Desa Wisata Air Talas (Anggrek Dewata), yang memiliki tiga sub-program yang terintegrasi.
Ketiga sub-program itu adalah Bu Jusi (Budidaya Jeruk Siam Organik), Bude Arta Maju (Ibu-Ibu Desa Air Talas Mengolah Jeruk), dan Puteri Jelita (Pupuk Cair Organik dari Limbah Kulit Jeruk Air Talas).
Senior Manager PEP Limau Field Dadang Soewargono mengatakan, tujuan utama program ini adalah mengembalikan kondisi awal agrowisata di Desa Air Talas, melalui pemberdayaan masyarakat.
"Program ini terbukti mengubah sistem pertanian menjadi ramah lingkungan dan mengentaskan angka kemiskinan serta memberikan manfaat kepada lebih dari 900 orang," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/11/2023).
Dadang mengatakan, sub-program BU JUSI memberikan solusi kepada petani jeruk yang menghadapi penurunan produktivitas tanaman jeruk siam akibat hama CVPD. Penyakit ini menyebabkan penurunan produktivitas dari 5 ton/ha menjadi 3 ton/ha, dengan dampak signifikan terhadap pendapatan petani, yang ikut turun dari Rp3.750.000 menjadi Rp2.250.000. Hama CVPD menyebar luas selama pandemi Covid-19 dan suhu tinggi, meningkatkan penggunaan pupuk anorganik dan mengakibatkan kenaikan harga.
"Melalui inovasi program Bu Jusi, PEP Limau Field memanfaatkan jamur Trichoderma sp. untuk memerangi hama CVPD, dengan hasil pengurangan biaya operasional petani hingga 71%. Upaya ini juga mempromosikan pertanian ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik," papar Dadang.
Sementara, lanjut dia, program Bude Arta Maju berfokus pada peningkatan nilai jeruk siam kualitas kedua, yang sebelumnya memiliki harga jual rendah karena rasanya yang kurang manis. Program ini menciptakan nilai tambah dengan mengolah jeruk tersebut menjadi produk turunan seperti selai, sirup, pie, dan stik jeruk.
"Inovasi ini tidak hanya memberikan pekerjaan kepada ibu-ibu di Desa Air Talas melalui KWT Subur Makmur, tetapi juga mengangkat dua rumah tangga perempuan janda dan miskin keluar dari garis kemiskinan Kabupaten Muara Enim," ujarnya.
Sedangkan program Puteri Jelita menjawab permasalahan jeruk siam kualitas ketiga atau yang busuk dengan mengubahnya menjadi pupuk cair organik. Pupuk ini digunakan untuk mendukung pertanian jeruk siam di Desa Air Talas, membantu petani dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan, dan menjaga kualitas lahan dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
"Seluruh program ini terintegrasi dalam roadmap sebagai panduan melaksanakan program Anggrek Dewata, menunjukkan komitmen PEP Limau Field untuk mendukung pertanian berkelanjutan, lingkungan yang bersih, dan kesejahteraan masyarakat setempat," tandasnya.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur Bude Arta Maju Komang Meliasih mengapresiasi PEP Limau Field. Dia mengatakan, pembinaan, pelatihan dan pendampingan dari PEP Limau Field berhasil memberdayakan masyarakat Air Talas.
"Kami yang awalnya hanya ibu rumah tangga yang tidak punya kegiatan lain selain berkebun sekarang bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari aktivitas kelompok di KWT, dan bisa menggerakkan perekonomian keluarga," tuturnya.
(fjo)