Ekonomi RI Diklaim Solid Kalahkan China, Malaysia, dan AS, Begini Kata Menko Airlangga

Selasa, 28 November 2023 - 15:37 WIB
loading...
Ekonomi RI Diklaim Solid...
Menko Airlangga Hartarto membeberkan, bukti bahwa perekonomian Indonesia relatif kuat di tengah risiko ketidakpastian global yang masih berlangsung. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan, perekonomian Indonesia relatif kuat di tengah risiko ketidakpastian global yang masih berlangsung, seperti perubahan iklim dan El Nino yang menyebabkan volatilitas harga komoditas dunia, pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), serta eskalasi tensi global perang Palestina-Israel.



Bahkan disebut ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Pada triwulan III-2023, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% (yoy) dan capaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi China, Malaysia dan AS.

Capaian positif tersebut juga didukung tingkat inflasi rendah yakni 2,56% (yoy). Selain itu, dari sisi fundamental makroekonomi, Indonesia juga masih lebih baik di antara peers countries.

“Solidnya perekonomian nasional didukung dari sisi demand dan supply. Sisi demand dikontribusikan oleh konsumsi rumah tangga sebesar 52,62% dan investasi PMTB sebesar 29,68%. Sementara dari sisi supply, ditopang oleh industri pengolahan dengan kontribusi 18,75% terhadap total PDB,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam acara CTBC Economic Outlook 2024 bertema ‘Optimism in the Midst of Uncertainty’ di Jakarta, Selasa (28/11/2023).



Tumbuhnya industri pengolahan juga terlihat dari indikator indeks PMI Manufaktur Indonesia, yang di Oktober 2023 berada pada angka 51,5 dan ini tumbuh ekspansif selama 25 bulan berturut-turut. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang masih berada pada level ekspansif di Asia Tenggara.

Tidak hanya sektor riil, Indonesia juga mampu menjaga stabilitas di sektor eksternal. Pada triwulan III-2023, defisit Neraca Pembayaran Indonesia turun signifikan dibandingkan periode sebelumnya, sementara Neraca Perdagangan surplus selama 42 bulan berturut-turut, yang pada Oktober 2023 surplus senilai USD3,48 miliar.

“Pertumbuhan kredit perbankan dengan tingkat risiko terjaga juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari positifnya penyaluran kredit yaitu sebesar 8,99% dengan loan at risk dan non performing loan yang terus menurun. Pemerintah akan terus bersinergi untuk mendorong ketahanan dan kebangkitan ekonomi, baik melalui pendekatan kebijakan sektor riil, moneter, maupun fiskal,” tutur Airlangga.

Keinginan Indonesia untuk segera lepas dari middle income trap country menuju high income country di mana pertumbuhan ekonomi harus rata-rata minimal 5% per tahun, dengan investasi tumbuh rata-rata sebesar 6,8% per tahun dalam beberapa tahun ke depan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1831 seconds (0.1#10.140)