Pinjol Belum Ada yang Berani Cari Duit di Bursa, Ini Kata OJK

Senin, 11 Desember 2023 - 15:50 WIB
loading...
Pinjol Belum Ada yang Berani Cari Duit di Bursa, Ini Kata OJK
Pinjol belum ada yang mencari pendanaan lewat bursa saham. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) terus mendorong perusahaan peer-to-peer lending (P2P) atau pinjaman online alias pinjol mencari pendanaan dari berbagai sumber. Salah satunya melalui pasar modal dengan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).



Sebelumnya, satu perusahaan pinjol yakni, PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran sempat masuk ke dalam daftar tunggu atau pipeline IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, Akseleran membatalkan rencana IPO-nya.

Terkait pinjol lain yang akan mencatatkan sahamnya di BEI, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan OJK, Agusman menyebut, hingga saat ini belum ada pinjol lainnya yang menyampaikan pendaftaran IPO.

“Sampai dengan saat ini belum ada P2P lending yang melakukan IPO melalui bursa efek,” kata Agusman dalam keterangannya, dikutip Senin (11/12/2023).

Agusman menyampaikan, penguatan permodalan P2P lending dapat dilakukan oleh pemegang saham dan tidak ditutup kemungkinan melalui IPO pada bursa efek, yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

Perihal kinerja, OJK mencatat outstanding pembiayaan P2P lending Rp58,05 triliun per Oktober 2023. Angka ini tumbuh 17,66% secara tahunan.

“Tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 dalam kondisi terjaga di posisi 2,89%,” imbuh Agusman.

Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan masih di level yang tinggi meskipun termoderasi menjadi sebesar 15,02% secara tahunan pada Oktober 2023 menjadi sebesar Rp463,12 triliun, didukung pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 17,57% dan 13,96%.

Agusman melanjutkan, profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) net tercatat sebesar 0,78% dan NPF gross sebesar 2,57%. Serta, gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,25 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali.



“Sedangkan pembiayaan modal ventura di Oktober 2023 minus 2,95%, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp17,28 triliun,” tutur Agusman.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2210 seconds (0.1#10.140)