Bankir Penyuka Motor Antik

Kamis, 25 Januari 2018 - 14:20 WIB
Bankir Penyuka Motor Antik
Bankir Penyuka Motor Antik
A A A
MESKIPUN dikenal sebagai sosok yang tenang, Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahju Setyawan ternyata memiliki ketertarikan pada kegiatan luar ruang yang menguji nyali. Dia mengaku senang mengajak anggota keluarga untuk berlibur dengan kegiatan yang bersifat petualangan.

Menurut dia, saat kumpul keluarga harus diisi dengan kegiatan berkualitas dan penuh kebersamaan. "Saya butuh keseimbangan dengan memilih acara keluarga yang berkualitas dan memperkuat kebersamaan. Maka itu, harus yang bersifat petualangan. Ini juga bagus untuk raise the bar, untuk mendorong standar yang lebih tinggi," ujar pria yang juga kerap dipanggil Iwan tersebut.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu bercerita, suatu kali mereka bersama menguji adrenalin dengan naik speedboat super-ringan dan cepat dari Tanjung Benoa ke pulau-pulau sekitar. "Bayangkan, badan kapal tersebut dari karet dilapisi lantai besi dengan kecepatan tinggi. Kegiatan ini penting untuk meningkatkan standar hidup, mungkin sebelumnya tidak pernah dibayan gkan, ternyata bisa ditaklukkan. Itulah raise the bar," ujar ayah satu putra ini.

Kebersamaan yang berkualitas dengan keluarga semakin dibutuhkan, terutama sejak Putrama diangkat menjadi direksi BNI. Kesibukan dinas dan seremoni membuatnya harus pandai mengatur waktu beraktivitas bersama keluarga, terutama putranya. Sedapat mungkin dia upayakan waktu khusus untuk keluarga saat Minggu sore. Aktivitas pilihannya adalah naik sepeda. Jalurnya bervariasi, mulai dari keliling kompleks rumah di Bekasi atau bisa juga di jalur khusus sepeda kawasan Jatiasih.

"Kadang kami juga suka pergi keluar kota dan sepedanya juga dibawa. Jadi, bisa tetap bersepeda di sana," kata pria asli Kota Gudeg ini.

Meskipun andal soal angka dan keuangan yang rumit, Putrama kesulitan bicara soal menu makanan favoritnya. Namun, akhirnya dia bercerita tentang kenangan yang kuat pada menu sayur lodeh. Menu yang mengingatkannya pada kenangan masa kecil. "Namun, sayur lodeh juga pernah punya sumbangsih dalam diplomasi menyatukan dua institusi," ujarnya setengah berahasia.

Perannya sebagai direksi juga membuatnya terpaksa mengorbankan kegemaran lainnya. Dia terpaksa harus "gantung kamera" dari hobi fotografi. Tidak hanya itu, Putrama juga mengaku, sejatinya dirinya adalah biker kelas berat. Keilmuannya soal motor telah dirintis sejak masa kuliah di Jurusan Kehutanan UGM. Dengan fasih dia bercerita kesukaannya pada motor antik produksi Inggris, seperti BSA, Norton, AJS, atau ARIEL.

Pada masa kuliahnya dia gemar membeli motor tua tersebut dan melakukan modifikasi lalu menjualnya kembali. Hobi ini sukses membuatnya mendapat uang saku tambahan. "Dulu motor tua dibeli lalu diperbaiki dan jual lagi. Saya suka motor sekaligus buat cari uang tambahan," tuturnya.

Meskipun punya tiga motor di dalam garasi rumah, Putrama nyaris sudah tidak ada waktu untuk berkeliling melakukan touring. Jadi, dia hanya bisa memoles dan mengelap motor di rumah. "Namun, anak saya suka ke mana pun naik ojek motor daripada mobil. Bahkan, hujan sekalipun dia sukanya ojek motor," ujarnya seraya tertawa.

Lebih lanjut, Putrama sedikit bercerita tentang didikan orang tuanya yang sangat berkesan, yaitu soal tanggung jawab. Saat usia remaja, orang tuanya mengingatkan bahwa sebagai laki-laki kelak Putrama akan menjadi kepala keluarga. "Maka, saya akan berdosa besar apabila yang dinikmati anak saya nanti di bawah apa yang telah saya nikmati sekarang. Itu yang paling saya ingat. Jadi, kalaupun saya bandel, saya terkontrol. Terutama saat masa kuliah, pesan itu selalu saya ingat," kenangnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5741 seconds (0.1#10.140)