Tiwul untuk 'Generasi Now'

Senin, 29 Januari 2018 - 05:34 WIB
Tiwul untuk Generasi Now
Tiwul untuk 'Generasi Now'
A A A
BAGI masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta, tiwul sempat menjadi makanan utama. Menurut Sukismanto, perantau asal kabupaten di selatan Yogyakarta itu, dahulu, setiap hari ia dan keluarga menyantap tiwul. Makanan pendampingnya, tak perlu mewah-mewah, mengandalkan yang ada di ladang saja: lalapan dari daun pepaya dan bayam, serta sayur tempe dan cabai hijau yang dimasak dengan santan.

Puluhan tahun tinggal di Jakarta tak membuat pria 42 tahun ini melupakan tiwul. Ketika pulang kampung, sang ibu selalu membuatkan makanan pokok tempo dulu itu. Bedanya, kini singkong sebagai bahan baku tiwul sudah tak banyak lagi ditemui di kampungnya. "Harus beli ke pasar," ujarnya, Rabu (24/1/2018) pekan lalu.

Ini berbeda ketika ia kecil. Hampir setiap rumah punya bahan baku tiwul, baik yang masih berbentuk singkong kering maupun yang sudah menjadi bubuk. Kala itu, saat panen singkong tiba, masyarakat biasanya tidak menjualnya. Singkong itu diolah menjadi bahan baku tiwul dengan cara dikupas kulitnya lalu dijemur. Proses penjemuran harus dua kali, lalu dijeda pembersihan menggunakan air. Setelah kering, baru dimasukkan ke gudang.

Singkong kering itu bisa tahan lama hingga masa panen selanjutnya. Warga Gunungkidul, menurut bapak tiga anak itu, memilih memakan tiwul karena harga singkong kalau dijual ke tengkulak sangat murah.

Hasil pertanian di Gunungkidul sebenarnya bukan hanya singkong, tetapi ada juga padi. Kendati demikian, kebanyakan warga lebih memilih mengonsumsi tiwul. "Beras dijual karena harganya lebih mahal. Uangnya digunakan untuk menyekolahkan anak," ungkapnya.

Namun, harga beras kerap tak bersahabat. Awal tahun ini saja, ibu rumah tangga menjerit dengan kenaikan harga yang cukup signifikan. Beras medium naik sekitar Rp3.000 dari biasanya Rp9.500 per kilogram. Lantas apa yang bisa dilakukan di saat terus naiknya harga beras? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 48/VI/2018 yang terbit Senin (29/1/2018).

Tiwul untuk 'Generasi Now'


(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2995 seconds (0.1#10.140)