Digitalisasi PLN Menghadirkan Efisiensi dan Mempermudah Akses Energi Bersih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menggunakan energi bersih terus meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya populasi kendaraan listrik di Tanah Air. Catatan Kementerian Perhubungan, hingga September 2023 populasi kendaraan listrik roda dua hingga roda empat mencapai 81.525 unit.
Indikator baterai mobil listrik yang dikemudikan Muhammad Arfian Alamsyah (33) menunjukkan harus segera di isi. Pria yang bekerja di perusahaan swasta di Menara Standard Chartered Jakarta itu langsung memacu mobilnya ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN UP3 Bekasi di Jl Cut Mutia Nomor 44 Margahayu Bekasi Timur.
Mobil yang dikemudikan Arfian adalah MG 4 EV bernopol B 1528 SSR. Mobil ini menggunakan teknologi Rear Wheel Drive dengan kekuatan 125 kW. MG 4 EV dibekali baterai Lithium Iron Phospate yang memiliki kapasitas hingga 51 kWh. Dengan baterai itu, MG 4 EV bisa menempuh jarak maksimum 425 km.
Arfian tak kesulitan mencari lokasi SPKLU lantaran di smartphone Xiaomi Redmi Note 10 Pro miliknya sudah terpasang aplikasi Charge.IN yang dikembangkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero). “Hanya perlu membuka aplikasi lalu muncul list SPKLU yang dekat dengan lokasi kita berada,”ujarnya, kemarin.
Dia menambahkan, aplikasi Charge.IN terhubung dengan Global Positioning System (GPS) yang memberitahu kondisi lalu lintas serta waktu tempuh. “Sekarang mengisi daya mobil listrik semakin mudah. Kemanapun saya berkendara tak lagi khawatir baterai habis, karena di handphone, daftar SPKLU lengkap,”katanya.
Untuk proses pembayaran, Charge.IN sudah terhubung dengan dompet digital. Sehingga pengguna kendaraan listrik tak memerlukan uang tunai saat melakukan pembayaran. “Dengan aplikasi digital dari PLN, semua menjadi mudah dan praktis,”sebutnya. Di SPKLU PLN UP3 Bekasi, Arfian mengisi daya sebesar 17,68 kWh dengan biaya Rp47.673. Daya sebesar itu bisa dia gunakan untuk perjalanan di dalam kota Jakarta selama dua hari. “Dua hari lalu, saya mengisi di kantor PLN UID Gambir,nilainya hamper sama,” sebutnya.
Selain aplikasi Charge.IN. Alfian juga memasang aplikasi PLN Mobile di telepon pintarnya. “Nah untuk kebutuhan lainnya seperti membayar tagihan, menyampaikan keluhan, pasang baru, saya menggunakan PLN Mobile,”ungkapnya. Dia mengatakan, PLN Mobile memberikan banyak kemudahan lantaran pembayaran tagihan listrik bisa dilakukan kapan saja, dimana saja. “Dulu saya sempat mengalami bayar tagihan listrik harus melalui mesin ATM, dan merepotkan. Sekarang oleh PLN segalanya dibuat mudah,”katanya.
Hal yang sama dirasakan oleh Ahmad Friadi, warga Kompleks DKI Joglo Blok J, Jakarta Barat. Bagi pria yang bekerja di sektor industri kreatif ini, aplikasi PLN Mobile membantu masyarakat dalam mengakses beragam kebutuhan energi.
“Masyarakat tentu tak perlu lagi khawatir kena denda, atau aliran listriknya putus karena telat bayar. Karena semua bisa dipantau dari PLN Mobile,”katanya. Penggunaan energi listrik pun bisa dikelola dari aplikasi PLN Mobile. Sebab, masyarakat bisa memantau langsung jumlah pemakaian energi listriknya setiap saat. “Dengan bisa dipantau real time, tentu masyarakat menjadi bijak dalam menggunakan energi,”paparnya.
Selain membayar tagihan, Friadi pernah memanfaatkan aplikasi PLN Mobile untuk melakukan pasang sambungan baru, dan mengubah daya. “Tak perlu datang ke kantor PLN, bahkan jika aliran listrik tiba-tiba padam, kita bisa melapor hanya lewat handphone. Paling lama 20 menit petugas PLN datang ke lokasi,”papar Friadi. Sebagai pengguna motor listrik merek ECGO, Friadi juga merasakan kemudahan untuk mencari lokasi penukaran baterai. “Di aplikasi PLN Mobile, ada juga fitur electric vehicle. Jadi kita bisa tahu lokasi pengisian atau penukaran baterai. Termasuk jarak tempuh dan konsumsi energi kita berapa besar,”paparnya.
Menghasilkan Efisiensi dari Hulu hingga Hilir
PLN Mobile kini menjadi Super App yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses energi bersih dari PLN. Saat ini PLN Mobile telah diunduh oleh 45 juta pelanggan, dengan rating 4,9 dari level maksimal 5. Itu berarti masyarakat sangat puas dengan performa aplikasi besutan PLN itu. PLN terus menggenjot digitalisasi dari hulu hingga hilir. Di sisi hilir, aplikasi PLN Mobile dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pelanggan dalam mengakses berbagai layanan.
“Aplikasi PLN Mobile merupakan upaya kami dalam memberikan pelayanan terbaik,”tegas Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo. Darmawan mengatakan, PLN Mobile merupakan one stop solution untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Beberapa layanan yang dihadirkan pada new PLN Mobile mulai dari pasang baru, tambah daya, pembayaran listrik, pembelian token, pengaduan, EV digital services, hingga marketplace.
Aplikasi PLN Mobile merupakan salah satu hasil transformasi digital PLN yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, efisien, dan mudah diakses kepada pelanggan. Dengan aplikasi ini, pelanggan dapat mengelola tagihan listrik, mengatasi masalah listrik, dan mengakses layanan listrik lainnya dengan lebih praktis hanya dari genggaman.
Darmawan menegaskan, digitalisasi yang telah dilakukan oleh PLN dan subholding-nya telah menyederhanakan, mempercepat, mengintegrasikan, serta memungkinkan pemantauan dan pengendalian secara real time terhadap seluruh proses bisnis. “PLN terus bergerak maju dan berkembang mengikuti perubahan zaman. Karena itu transformasi berbasis digital yang kami jalankan harus semakin masif. Mengubah sistem pelayanan yang sebelumnya lambat, tidak responsif menjadi cepat dan sangat memuaskan," ujar Darmawan.
PLN terus berkomitmen melakukan transformasi berbasis digital di seluruh sektor bisnisnya untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggan. Dalam tiga tahun terakhir PLN terus menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end mulai dari energi primer, pembangkitan, transmisi, distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan hingga pelayanan pelanggan.
“Transformasi digital ini mampu meningkatkan efisiensi perusahaan,” tegas Darmawan. Tahun lalu, PLN berhasil melakukan efisiensi proses bisnis sebesar Rp 10,85 triliun dengan penerapan digitalisasi pada proses bisnis dari hulu hingga hilir. Tahun ini, nilai penghematan diproyeksikan lebih besar lagi.
PLN, lanjut Darmawan, juga menjalankan berbagai langkah dan strategi untuk mendukung percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk memastikan komitmennya tersebut, dalam operasional maupun bisnis PLN dirancang selaras dengan upaya transisi energi termasuk pengurangan emisi karbon hingga pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Selama 3,5 tahun terakhir, PLN telah menghapus rencana pembangunan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). PLN mengganti PLTU batubara sebesar 800 MW dengan pembangkit gas hingga membatalkan perjanjian pembelian tenaga listrik atau power purchase agreement (PPA) PLTU batu bara sebesar 1,3 GW.
Selain itu, PLN juga tengah menggencarkan pengembangan EBT di Indonesia dengan membangun rancangan kelistrikan paling hijau dalam sejarah yakni penambahan 52% pembangkit dari EBT. Tak cukup sampai disitu, PLN juga akan mengakselerasi penambahan pembangkit energi terbarukan secara agresif hingga 75% berbasis air, angin, matahari, panas bumi dan ombak.
Peneliti Center of Digital Economy, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, selain memberikan keuntungan bagi masyarakat, poses digitalisasi yang dilakukan PLN akan memberikan penghematan yang besar bagi internal perusahaan. “Dari sisi pelanggan, tentu sangat memudahkan dalam mengakses energi bersih PLN. Dari sisi internal, digitalisasi proses bisnis akan menghasilkan penghematan,”sebutnya.
Penghematan bisa diraih dari proses pengadaan, hingga distribusi. “Dengan digitalisasi, beragam biaya di proses bisnis konvensional bisa ditekan. Misalnya penggunaan peralatan konvensional dalam menjalankan proses bisnis menjadi ditiadakan,”urainya.
Nailul pun meyakini, digitalisasi yang dilakukan PLN akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian nasional. Peningkatan konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi menjadi bukti keberhasilan inovasi dan efisiensi yang dilakukan PLN. “Keuntungan digitalisasi tak hanya dirasakan oleh PLN, tapi juga masyarakat dan bangsa,” tutup Nailul.
Indikator baterai mobil listrik yang dikemudikan Muhammad Arfian Alamsyah (33) menunjukkan harus segera di isi. Pria yang bekerja di perusahaan swasta di Menara Standard Chartered Jakarta itu langsung memacu mobilnya ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN UP3 Bekasi di Jl Cut Mutia Nomor 44 Margahayu Bekasi Timur.
Mobil yang dikemudikan Arfian adalah MG 4 EV bernopol B 1528 SSR. Mobil ini menggunakan teknologi Rear Wheel Drive dengan kekuatan 125 kW. MG 4 EV dibekali baterai Lithium Iron Phospate yang memiliki kapasitas hingga 51 kWh. Dengan baterai itu, MG 4 EV bisa menempuh jarak maksimum 425 km.
Arfian tak kesulitan mencari lokasi SPKLU lantaran di smartphone Xiaomi Redmi Note 10 Pro miliknya sudah terpasang aplikasi Charge.IN yang dikembangkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero). “Hanya perlu membuka aplikasi lalu muncul list SPKLU yang dekat dengan lokasi kita berada,”ujarnya, kemarin.
Dia menambahkan, aplikasi Charge.IN terhubung dengan Global Positioning System (GPS) yang memberitahu kondisi lalu lintas serta waktu tempuh. “Sekarang mengisi daya mobil listrik semakin mudah. Kemanapun saya berkendara tak lagi khawatir baterai habis, karena di handphone, daftar SPKLU lengkap,”katanya.
Untuk proses pembayaran, Charge.IN sudah terhubung dengan dompet digital. Sehingga pengguna kendaraan listrik tak memerlukan uang tunai saat melakukan pembayaran. “Dengan aplikasi digital dari PLN, semua menjadi mudah dan praktis,”sebutnya. Di SPKLU PLN UP3 Bekasi, Arfian mengisi daya sebesar 17,68 kWh dengan biaya Rp47.673. Daya sebesar itu bisa dia gunakan untuk perjalanan di dalam kota Jakarta selama dua hari. “Dua hari lalu, saya mengisi di kantor PLN UID Gambir,nilainya hamper sama,” sebutnya.
Selain aplikasi Charge.IN. Alfian juga memasang aplikasi PLN Mobile di telepon pintarnya. “Nah untuk kebutuhan lainnya seperti membayar tagihan, menyampaikan keluhan, pasang baru, saya menggunakan PLN Mobile,”ungkapnya. Dia mengatakan, PLN Mobile memberikan banyak kemudahan lantaran pembayaran tagihan listrik bisa dilakukan kapan saja, dimana saja. “Dulu saya sempat mengalami bayar tagihan listrik harus melalui mesin ATM, dan merepotkan. Sekarang oleh PLN segalanya dibuat mudah,”katanya.
Hal yang sama dirasakan oleh Ahmad Friadi, warga Kompleks DKI Joglo Blok J, Jakarta Barat. Bagi pria yang bekerja di sektor industri kreatif ini, aplikasi PLN Mobile membantu masyarakat dalam mengakses beragam kebutuhan energi.
“Masyarakat tentu tak perlu lagi khawatir kena denda, atau aliran listriknya putus karena telat bayar. Karena semua bisa dipantau dari PLN Mobile,”katanya. Penggunaan energi listrik pun bisa dikelola dari aplikasi PLN Mobile. Sebab, masyarakat bisa memantau langsung jumlah pemakaian energi listriknya setiap saat. “Dengan bisa dipantau real time, tentu masyarakat menjadi bijak dalam menggunakan energi,”paparnya.
Selain membayar tagihan, Friadi pernah memanfaatkan aplikasi PLN Mobile untuk melakukan pasang sambungan baru, dan mengubah daya. “Tak perlu datang ke kantor PLN, bahkan jika aliran listrik tiba-tiba padam, kita bisa melapor hanya lewat handphone. Paling lama 20 menit petugas PLN datang ke lokasi,”papar Friadi. Sebagai pengguna motor listrik merek ECGO, Friadi juga merasakan kemudahan untuk mencari lokasi penukaran baterai. “Di aplikasi PLN Mobile, ada juga fitur electric vehicle. Jadi kita bisa tahu lokasi pengisian atau penukaran baterai. Termasuk jarak tempuh dan konsumsi energi kita berapa besar,”paparnya.
Menghasilkan Efisiensi dari Hulu hingga Hilir
PLN Mobile kini menjadi Super App yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses energi bersih dari PLN. Saat ini PLN Mobile telah diunduh oleh 45 juta pelanggan, dengan rating 4,9 dari level maksimal 5. Itu berarti masyarakat sangat puas dengan performa aplikasi besutan PLN itu. PLN terus menggenjot digitalisasi dari hulu hingga hilir. Di sisi hilir, aplikasi PLN Mobile dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pelanggan dalam mengakses berbagai layanan.
“Aplikasi PLN Mobile merupakan upaya kami dalam memberikan pelayanan terbaik,”tegas Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo. Darmawan mengatakan, PLN Mobile merupakan one stop solution untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Beberapa layanan yang dihadirkan pada new PLN Mobile mulai dari pasang baru, tambah daya, pembayaran listrik, pembelian token, pengaduan, EV digital services, hingga marketplace.
Aplikasi PLN Mobile merupakan salah satu hasil transformasi digital PLN yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, efisien, dan mudah diakses kepada pelanggan. Dengan aplikasi ini, pelanggan dapat mengelola tagihan listrik, mengatasi masalah listrik, dan mengakses layanan listrik lainnya dengan lebih praktis hanya dari genggaman.
Darmawan menegaskan, digitalisasi yang telah dilakukan oleh PLN dan subholding-nya telah menyederhanakan, mempercepat, mengintegrasikan, serta memungkinkan pemantauan dan pengendalian secara real time terhadap seluruh proses bisnis. “PLN terus bergerak maju dan berkembang mengikuti perubahan zaman. Karena itu transformasi berbasis digital yang kami jalankan harus semakin masif. Mengubah sistem pelayanan yang sebelumnya lambat, tidak responsif menjadi cepat dan sangat memuaskan," ujar Darmawan.
PLN terus berkomitmen melakukan transformasi berbasis digital di seluruh sektor bisnisnya untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggan. Dalam tiga tahun terakhir PLN terus menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end mulai dari energi primer, pembangkitan, transmisi, distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan hingga pelayanan pelanggan.
“Transformasi digital ini mampu meningkatkan efisiensi perusahaan,” tegas Darmawan. Tahun lalu, PLN berhasil melakukan efisiensi proses bisnis sebesar Rp 10,85 triliun dengan penerapan digitalisasi pada proses bisnis dari hulu hingga hilir. Tahun ini, nilai penghematan diproyeksikan lebih besar lagi.
PLN, lanjut Darmawan, juga menjalankan berbagai langkah dan strategi untuk mendukung percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk memastikan komitmennya tersebut, dalam operasional maupun bisnis PLN dirancang selaras dengan upaya transisi energi termasuk pengurangan emisi karbon hingga pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Selama 3,5 tahun terakhir, PLN telah menghapus rencana pembangunan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). PLN mengganti PLTU batubara sebesar 800 MW dengan pembangkit gas hingga membatalkan perjanjian pembelian tenaga listrik atau power purchase agreement (PPA) PLTU batu bara sebesar 1,3 GW.
Selain itu, PLN juga tengah menggencarkan pengembangan EBT di Indonesia dengan membangun rancangan kelistrikan paling hijau dalam sejarah yakni penambahan 52% pembangkit dari EBT. Tak cukup sampai disitu, PLN juga akan mengakselerasi penambahan pembangkit energi terbarukan secara agresif hingga 75% berbasis air, angin, matahari, panas bumi dan ombak.
Peneliti Center of Digital Economy, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, selain memberikan keuntungan bagi masyarakat, poses digitalisasi yang dilakukan PLN akan memberikan penghematan yang besar bagi internal perusahaan. “Dari sisi pelanggan, tentu sangat memudahkan dalam mengakses energi bersih PLN. Dari sisi internal, digitalisasi proses bisnis akan menghasilkan penghematan,”sebutnya.
Penghematan bisa diraih dari proses pengadaan, hingga distribusi. “Dengan digitalisasi, beragam biaya di proses bisnis konvensional bisa ditekan. Misalnya penggunaan peralatan konvensional dalam menjalankan proses bisnis menjadi ditiadakan,”urainya.
Nailul pun meyakini, digitalisasi yang dilakukan PLN akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian nasional. Peningkatan konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi menjadi bukti keberhasilan inovasi dan efisiensi yang dilakukan PLN. “Keuntungan digitalisasi tak hanya dirasakan oleh PLN, tapi juga masyarakat dan bangsa,” tutup Nailul.
(nng)