Ternyata, Berinvestasi Emas di Indonesia Seru Banget
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Asosiasi Perencana Keuangan IARFC (International Association of Register Financial Consultant) Indonesia, Aidil Akbar Madji menuturkan, naik turunnya harga emas dunia sangat bergantung banyak faktor, seperti cadangan emas dunia, permintaan emas, kondisi ekonomi, inflasi, kondisi politik dunia dan lainnya.
Sementara itu harga emas di Indonesia sangat bergantung nilai tukar dolar ke rupiah , tapi tak selalu tergantung pada harga emas dunia. Makanya, emas di Indonesia sangat menarik untuk dikoleksi.
"Melihat emas di Indonesia itu seru banget. Kenapa? Karena harga emas belum tentu berbanding lurus dengan emas dunia. Itu sebabnya emas di Indonesia punya potensi yang oke untuk dipakai sebagai salah satu intrumen investasi," ungkap Akbar saat dihubungi di Jakarta Minggu (9/8/2020).
Dia melanjutkan, harga emas di Indonesia bisa turun seperti halnya jika berinvestasi pada instrumen lain. Setelah naik perlahan, tapi pasti antara 2004-2008 kemudian harga emas drop dulu setelah global crisis. Kemudian naik lagi sampai tahun 2012.
Meskipun emas likuid dan sekilas terlihat hampir naik setiap tahun. Emas lebih dianjurkan dan bisa mendapatkan kenaikan yang maksimal bila digunakan sebagai investasi jangka menengah ke jangka panjang. Karena likudiitasnya yang tinggi, bisa juga dipakai untuk emergency fund dan jangka pendek.
"Tahun 2011-2012 di saat emas menyentuh 500-550 ribu semua orang bilang ketinggian. Tapi 2017-2018 waktu saya roadshow ngomongin emas, harganya 690-720 ribu saya bilang ibu-ibu beli deh nanti akan sejuta loh, eh banyak yang tidak percaya," kata Akbar. ( Baca juga:Dalam Sepekan, Transaksi Harian IHSG Tembus Hampir Rp10 Triliun )
Sementara itu, Safir Senduk, perencana keuangan, mengatakan bahwa di tengah pandemi, banyak yang bingung untuk menyimpan dananya. Kebetulan investasi emas kini sedang naik daun sehingga menjadi pilihan.
"Kita tidak pernah tahu kapan emas akan naik atau turun lagi. Tapi biasanya tiap emas menempuh rekor harga baru, pasti akan terkoreksi turun sedikit. Nah, belilah saat terkoreksi," kata Safir saat dihubungi di Jakarta Minggu (9/8/2020).
Hanya pengalaman menunjukkan, jarang sekali emas turun sampai drastis. Menurut dia, permintaan emas akan selalu naik setiap kali ada kekhawatiran, seperti isu politik, ekonomi, kesehatan dan lainnya.
"Jadi ya silakan beli emas saat pandemi seperti sekarang, tidak apa apa," ungkap Safir.
Dia juga menyatakan bahwa dari banyak instrumen investasi, emas masih cukup menarik jika dibanding produk investasi yang lain.
Sementara itu harga emas di Indonesia sangat bergantung nilai tukar dolar ke rupiah , tapi tak selalu tergantung pada harga emas dunia. Makanya, emas di Indonesia sangat menarik untuk dikoleksi.
"Melihat emas di Indonesia itu seru banget. Kenapa? Karena harga emas belum tentu berbanding lurus dengan emas dunia. Itu sebabnya emas di Indonesia punya potensi yang oke untuk dipakai sebagai salah satu intrumen investasi," ungkap Akbar saat dihubungi di Jakarta Minggu (9/8/2020).
Dia melanjutkan, harga emas di Indonesia bisa turun seperti halnya jika berinvestasi pada instrumen lain. Setelah naik perlahan, tapi pasti antara 2004-2008 kemudian harga emas drop dulu setelah global crisis. Kemudian naik lagi sampai tahun 2012.
Meskipun emas likuid dan sekilas terlihat hampir naik setiap tahun. Emas lebih dianjurkan dan bisa mendapatkan kenaikan yang maksimal bila digunakan sebagai investasi jangka menengah ke jangka panjang. Karena likudiitasnya yang tinggi, bisa juga dipakai untuk emergency fund dan jangka pendek.
"Tahun 2011-2012 di saat emas menyentuh 500-550 ribu semua orang bilang ketinggian. Tapi 2017-2018 waktu saya roadshow ngomongin emas, harganya 690-720 ribu saya bilang ibu-ibu beli deh nanti akan sejuta loh, eh banyak yang tidak percaya," kata Akbar. ( Baca juga:Dalam Sepekan, Transaksi Harian IHSG Tembus Hampir Rp10 Triliun )
Sementara itu, Safir Senduk, perencana keuangan, mengatakan bahwa di tengah pandemi, banyak yang bingung untuk menyimpan dananya. Kebetulan investasi emas kini sedang naik daun sehingga menjadi pilihan.
"Kita tidak pernah tahu kapan emas akan naik atau turun lagi. Tapi biasanya tiap emas menempuh rekor harga baru, pasti akan terkoreksi turun sedikit. Nah, belilah saat terkoreksi," kata Safir saat dihubungi di Jakarta Minggu (9/8/2020).
Hanya pengalaman menunjukkan, jarang sekali emas turun sampai drastis. Menurut dia, permintaan emas akan selalu naik setiap kali ada kekhawatiran, seperti isu politik, ekonomi, kesehatan dan lainnya.
"Jadi ya silakan beli emas saat pandemi seperti sekarang, tidak apa apa," ungkap Safir.
Dia juga menyatakan bahwa dari banyak instrumen investasi, emas masih cukup menarik jika dibanding produk investasi yang lain.
(uka)