Sampai Kapan Harga Emas Terus Berkilau?

Senin, 10 Agustus 2020 - 09:06 WIB
loading...
Sampai Kapan Harga Emas...
Foto: dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tren kenaikan harga emas diproyeksi akan terus berlanjut seiring dengan belum stabilnya kondisi ekonomi di Tanah Air. Banyak yang menjadikannya peluang untuk mendulang untung. Namun, apakah investasi di logam mulia masih potensial di saat harganya telah menjulang tinggi?

Pandemi Covid-19 menyebabkan kondisi yang serba tidak pasti. Dampaknya, banyak masyarakat yang was-was saat memilih produk investasi. Mereka cenderung menghindari untuk berinvestasi pada aset yang berisiko tinggi seperti misalnya saham. Sebagian dari mereka, memilih mengalihkan aset ke produk investasi yang lebih aman salah satunya logam mulia.

Harga emas PT Aneka Tambang (Antam) berulang kali mencetak rekor tertingginya. Hingga saat ini harga logam mulia telah melesat naik 36,12% dari Rp775.000 per gram pada 3 Januari 2020 menjadi Rp1.055.000 pada 9 Agustus 2020. Sekedar informasi, harga emas tersebut berlaku di Kantor Antam, Pulogadung, Jakarta.

Memang banyak faktor yang mempengaruhi melesatnya harga emas . Menurut Chairman & President Asosiasi Perencana Keuangan IARFC (International Association of Register Financial Consultant) Indonesia Aidil Akbar Madji, naik turunnya harga emas dunia sangat bergantung banyak hal seperti cadangan emas dunia, permintaan emas dunia, kondisi ekonomi dunia, inflasi, kondisi politik dunia dan lainnya. (Baca: Dahsyat, Harga Emas Antam Catat Rekor Sejarah Tembus Rp1.048.000 Per Gram)

Sedangkan harga emas di Indonesia sangat bergantung pada harga emas dunia dan nilai tukar dolar ke rupiah. “Melihat emas di Indonesia itu seru banget. Kenapa? Karena harga emas belum tentu berbanding lurus dengan emas dunia. Itu sebabnya emas di Indonesia punya potensi yang oke untuk dipakai sebagai salah satu instrumen investasi,” kata Aidil saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta, kemarin.

Meski pun investasi emas termasuk aset safe heaven, namun tidak menjamin memberikan keuntungan besar. Selain kondisi ekonomi yang belum stabil, harga emas juga masih fluktuatif. Menurut Aidil, harga emas di Indonesia bisa turun seperti halnya jika berinvestasi pada instrumen lain. Dia menceritakan, pada periode 2004 hingga 2008 harga emas naik perlahan namun pasti. Kemudian harga emas sempat drop setelah krisis global di tahun 2008 dan naik kembali hingga 2012. (Baca juga: Jet Tempur Patungan Korsel-Indonesia Akan Gunakan Radar Array)

Lalu apakah saat ini waktu yang tepat untuk berinvestasi emas? Menurut perencana keuangan Safir Senduk, ketika harga emas mulai turun, saat itulah waktu yang pas untuk membeli emas. “Kita tidak pernah tahu kapan emas akan naik lagi atau turun lagi. Tapi biasanya tiap emas menempuh rekor harga baru, pasti dia akan terkoreksi turun lagi sedikit. Nah, beli lah saat terkoreksi” kata Safir Senduk saat dihubungi terpisah.

Kenaikan harga emas memang diperkirakan akan terus melejit hingga akhir tahun. Pengamat Ekonom dari Indef Bhima Yudhistira bahkan memprediksi, emas bisa menembus angka di atas Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per gram. Ada banyak faktor yang mempengaruhi meningkatnya harga emas.

Pertama, orang melakukan lindungi nilai kususnya menengah dan atas. Karena setiap kali krisis aset lindung nilai yang paling aman saat ini adalah emas. Lalu kedua, ada juga spekulan bahwa kalau keuntungan emas scara tahunan sudah lebih dari 40%. Artinya, emas merupakan aset yang mengalahkan return atau keuntungan dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 7%, lalu deposito 5%. Bahkan valas dolar tidak setinggi keuntungan SBN. “Jadi emas masih oke, apalagi saat ini properti sedang lesu jadi alternatif ya emas,” ungkap dia. (Lihat videonya: Gunung Sinabung Erupsi, Empat Kecamatan Tertutup Abu Vulkanik)

Ketiga, adanya trend dimana bank sentral berbagai negara mulai meningkatkan cadangan emasnya. Hal tersebut menurut dia dilakukan untuk mengantisipasi ketika terjadinya tekanan ekonomi seperti kenaikan inflasi. Terakhir, apabila dilihat dari sisi suplay tidak ditemukannya tambang emas yang cukup besar dalam 10 tahun terakhir. “Sehingga dari suplay itu sangat terbatas jadi tidak ada kenaikan produksi dari emas. Maka dari itu, faktor faktor tersebut yang membuat emas masih menjadi primadona,” pungkasnya. (Kunthi Fahmar Sandy)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Harga Emas Antam Kembali...
Harga Emas Antam Kembali Bangkit, Naik Rp12.000 per Gram Hari Ini
Harga Emas Antam Melesat...
Harga Emas Antam Melesat Rp23.000 per Gram, Kembali ke Level Rp1,7 Juta
Harga Emas Antam Terperosok...
Harga Emas Antam Terperosok Rp14.000 per Gram, Berikut Rinciannya
Harga Emas Antam Naik...
Harga Emas Antam Naik Rp3.000 ke Rp1.693.000 per Gram, Ini Rinciannya
Harga Emas Antam Turun...
Harga Emas Antam Turun Lagi Hari Ini Jadi Rp1.690.000 per Gram
Penguatan Harga Emas...
Penguatan Harga Emas Antam Terhenti, Satu Gram Dibanderol Rp1.706.000
Kenaikan Harga Emas...
Kenaikan Harga Emas Tak Terbendung, Hari Ini 1 Gram Tembus Rp1.709.000
Saatnya Jual Bunda?...
Saatnya Jual Bunda? Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Naik Rp25 Ribu per Gram
Harga Emas Antam Hari...
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi ke Rp1.679.000 per Gram
Rekomendasi
Di Depan Duta Besar...
Di Depan Duta Besar Tiongkok, Pimpinan Ormas Islam Kutuk Sindikat Oplosan BBM dan Dukung Danantara
Kejagung Buka Peluang...
Kejagung Buka Peluang Periksa Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Kasus Apa?
Ibu Kim Sae Ron Sebut...
Ibu Kim Sae Ron Sebut Kim Soo Hyun Memutarbalikkan Fakta
Berita Terkini
Satu Dekade, Lionel...
Satu Dekade, Lionel Group Komit Beri Pelayanan Terbaik ke Pelanggan dan Mitra Bisnis
4 jam yang lalu
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
4 jam yang lalu
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
5 jam yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
5 jam yang lalu
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
6 jam yang lalu
Efek FCTC Bikin Pelaku...
Efek FCTC Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was
6 jam yang lalu
Infografis
Unit Khusus Israel Menjarah...
Unit Khusus Israel Menjarah Emas Senilai Rp414 Miliar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved