Jisdor BI: Rupiah Berkibar 87 Poin Meninggalkan Level Rp13.600

Kamis, 15 Februari 2018 - 10:56 WIB
Jisdor BI: Rupiah Berkibar 87 Poin Meninggalkan Level Rp13.600
Jisdor BI: Rupiah Berkibar 87 Poin Meninggalkan Level Rp13.600
A A A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, Kamis (15/2/2018) semakin berkibar, di tengah melemahnya USD terhadap yen.

Indeks Bloomberg mencatat rupiah pada pagi ini dibuka menguat 34 poin atau 0,25% ke level Rp13.595 per USD, dibanding penutupan Rabu di Rp13.629 per USD. Laju rupiah semakin menguat pada pukul 10.25 WIB, dengan bullish 64 poin atau 0,47% menjadi Rp13.565 per USD.

Data Yahoo Finance juga menunjukkan menguatnya rupiah secara signifikan. Mata uang NKRI ini terpantau menguat 64 poin atau 0,47% menjadi Rp13.560 per USD, dibanding penutupan Rabu di Rp13.624 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok rupiah pada Kamis ini di Rp13.570 per USD, terapresiasi 87 poin dari posisi Rp13.657 per USD pada Rabu kemarin.

Rupiah mengambil untung dari USD yang pariah terhadap yen, mencapai level terendah 15 bulan pada Kamis ini. Mengutip Reuters, Kamis (15/2/2018), USD turun ke titik nadir 106,42 yen, level terlemah sejak November 2016. Selama Februari ini, USD telah merugi 3,7% terhadap yen Jepang.

Euro juga naik 0,1% menjadi USD1,2459 EUR setelah menguat 0,8% semalam dan poundsterling Inggris stabil di USD1,4004 GBP, setelah mengambil untung 0,8% pada hari sebelumnya.

Kepala Perdagangan Mata Uang di Asia Pasifik untuk Saxo Markets, Tareck Horchani mengatakan tidak ada hal yang spesifik dari melemahnya USD. "Ini hanyalah kelanjutan dari penjualan dolar yang terjadi di mana-mana," katanya. Beberapa pelaku pasar mengatakan melakukan pembelian terhadap yen dan menjual dolar, sehingga menyeret dolar lebih rendah.

Hal ini disebabkan kebijakan fiskal di AS dan fokus eksportir dan investor Kepang untuk melindungi eksposur mereka terhadap USD. "Mereka cenderung untuk menjual dolar untuk melindungi risiko dari melemahnya dolar AS lebih lanjut," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia Pasifik untuk Oanda di Singapura.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4758 seconds (0.1#10.140)