China Bersuara Keras Soal Sanksi AS ke Proyek LNG Rusia
loading...
A
A
A
BEIJING - Keterlibatan China dalam proyek gas alam cair Arktik LNG-2 Rusia seharusnya tidak menjadi target intervensi atau pembatasan pihak ketiga. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China pada hari Selasa, kemarin waktu setempat.
Pernyataan tersebut merupakan respons setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap Artic LNG-2 pada November, lalu sebagai bagian dari kebijakan terbaru untuk menghukum Moskow terkait perang Ukraina. Menurut sumber terdekat, pemegang saham pengendali Rusia Novatek (NVTK. MM) telah menyatakan force majeure karena sanksi AS ini.
Harian Kommersant melaporkan, perusahaan minyak milik negara China, CNOOC Ltd (0883.HK) dan China National Petroleum Corp (CNPC), keduanya juga menyatakan force majeure dalam proyek tersebut.
"Kerja sama ekonomi antara China dan Rusia adalah kepentingan bersama kedua negara dan tidak boleh diganggu atau dibatasi oleh pihak ketiga mana pun," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning pada konferensi pers reguler.
"China selalu menentang sanksi sepihak dan perpanjangan yurisdiksi tanpa dasar hukum internasional," tambahnya.
Proyek Arctic LNG-2 akan mulai berproduksi pada awal 2024. Novatek sejauh ini memegang 60% saham dalam proyek ini, sementara CNOOC dan CNPC masing-masing memiliki 10% saham seperti halnya TotalEnergies Prancis (TTEF. PA) dan konsorsium Mitsui & Co Jepang (8031.T) dan JOGMEC.
Pernyataan tersebut merupakan respons setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap Artic LNG-2 pada November, lalu sebagai bagian dari kebijakan terbaru untuk menghukum Moskow terkait perang Ukraina. Menurut sumber terdekat, pemegang saham pengendali Rusia Novatek (NVTK. MM) telah menyatakan force majeure karena sanksi AS ini.
Harian Kommersant melaporkan, perusahaan minyak milik negara China, CNOOC Ltd (0883.HK) dan China National Petroleum Corp (CNPC), keduanya juga menyatakan force majeure dalam proyek tersebut.
"Kerja sama ekonomi antara China dan Rusia adalah kepentingan bersama kedua negara dan tidak boleh diganggu atau dibatasi oleh pihak ketiga mana pun," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning pada konferensi pers reguler.
"China selalu menentang sanksi sepihak dan perpanjangan yurisdiksi tanpa dasar hukum internasional," tambahnya.
Proyek Arctic LNG-2 akan mulai berproduksi pada awal 2024. Novatek sejauh ini memegang 60% saham dalam proyek ini, sementara CNOOC dan CNPC masing-masing memiliki 10% saham seperti halnya TotalEnergies Prancis (TTEF. PA) dan konsorsium Mitsui & Co Jepang (8031.T) dan JOGMEC.
(akr)