Smelter Freeport di Gresik Habiskan Lahan 200 Hektare

Jum'at, 09 Maret 2018 - 22:08 WIB
Smelter Freeport di Gresik Habiskan Lahan 200 Hektare
Smelter Freeport di Gresik Habiskan Lahan 200 Hektare
A A A
GRESIK - Java Integreted Industrial and Ports Estate (JIIPE) menyediakan lahan mencapai 200 hektare khusus untuk pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik. Meski begitu Presiden Direktur PT AKR Corporindo. Tbk, Haryanto Adikoesoemo masih enggan membeberkan progres pembangunan smelter milik perusahaan raksasa tambang asal AS tersebut.

“Kami menyediakan lahan khusus smelter sesuai dengan clusternya. Total lahan yang kami sediakan 200 hektar. Komunikasi yang dibangun dengan para pihak pembangunan pabrik pengolahan konsentrat itu terus berlangsung. Untuk jelasnya, komunikasi dengan pemerintah," terang Haryanto Adikoesoemo saat sesi press conference, Jumat (9/3/2018).

Meski pihak AKR Corporindo tidak mengungkapkan sejauh mana perkembangan pembangunan smelter. Namun Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono beberapa waktu lalu mengungkapkan, bila pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat PT Freeport Indonesia di Gresik saat ini baru mencapai 2,4%.

“Smelter tersebut nantinya memiliki kapasitas input 2 juta dry metric ton (dmt) konsentrat Cu per tahun dan kapasitas output 460.000 katoda tembaga,” papar Gatot saat itu.

Lebih lanjut Ia merinci apabila capaian pembangunan smelter terbesar di PT Primier Budidaya dan PT Sumber Baja Prima masing-masing 100%. Kemudian disusul oleh PT Kapuas Prima Coal untuk komoditas konsentrat timbal dan seng masing-masing 81,13% dan 13,54%.

Kemudian, masih kata Bambang Gatot Ariyono, pembangunan smelter PT Sebuku Iron Lateritic Ores untuk konsentrat besi sudah mencapai 56,29%, disusul pembangunan smelter PT Rusan Sejahtera untuk konsentrat besi 14,77%, PT Amman Mineral Nusa Tenggara untuk konsentrat tembaga 10,10%, dan PT Smelting untuk konsentrat lumpur anoda 4,63%.

Sedangkan, untuk pembangunan smelter nikel yang sudah 100% adalah milik PT Aneka Tambang Tbk, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, PT Trimegah Bangun Persada, PT Gane Permai Sentosa, dan PT Mulia Pasific Resources. Untuk smelter bauksit yang sudah mencapai 100% adalah milik PT Aneka Tambang Tbk dan PT Cita Mineral Investindo.

Sementara itu, Haryanto menambahkan, khusus JIIPE sendiri saat ini proggresnya terus membaik. Sudah ada sembilan perusahaan yang membangun pabriknya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berlokasi di Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur itu. “Tahun ini kami targetkan laham yang terjual 40 hektar. Atau sekitar 10 sampai 15 perusahaan baru,” ungkapnya.

Haryanto mengaku optimis target tersebut terpenuhi. Sebab, fasilitas JIIPE terus dilakukan perhaikan. Diantaranya, dengan menambah pelabuhan sandar kapal dengam panjang 250 meter, dari yang sudah tersedia sepanjang 500 meter.

“Bahkan, untuk jalur transportasi juga kami lakukan perbaikan. Diantaranya dalam waktu dekat pembangunan tol Manyar-Driyorejo tuntas. Juga kami minta PT KAI menuntaskan jalur KA dari Duduksampeyan ke JIIPE sejauh 11 kilometer,” bebernya.

Sementara itu, Direktur Tehnik dan Komunikasi PT Pelindo III, Husen Latief menambahkan, bila nilai investasi untuk pembangunan fasilitas JIIPE sudah mencapai Rp5 triliun. Nilai itu masing-masing diberikan PT AKR Corporindo Tbk dan PT Pelabuhan Indonesia III sesuai dengan komposisi saham yang dimiliki. “Kami perkirakan pembangunam JIIPE akan rampung seluruhnya dalam 15 tahun,” tukasnya.

Khusus tahun ini, lanjut Husen Latief, ada sumtikan investasi senilai Rp1,4 triliun. Karena itu, pihaknya optimis kawasan yang memiliki luas total 2,961 hektar bakal mampu menumbuhkan perekonomian nasional, khususnya Indonesia Timur.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3103 seconds (0.1#10.140)