Cuma 2,61 Persen, Inflasi 2023 Terendah 20 Tahun Terakhir

Selasa, 02 Januari 2024 - 13:46 WIB
loading...
Cuma 2,61 Persen, Inflasi 2023 Terendah 20 Tahun Terakhir
Infasli 2023 yang sebesar 2,61 persen disebut sebagai yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa inflasi Indonesia pada akhir 2023 yang sebesar 2,61 persen merupakan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir. Namun, perhitungan tersebut mengesampingkan pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2021 hingga 2022.

"Perlu menjadi catatan kita bersama bahwa setelah terjadi shock seperti kenaikan harga BBM, level IHK akan menjadi sangat tinggi seperti contoh pada tahun 2005 misalnya. Seiring dengan kenaikan harga BBM, tingkat inflasi relatif tinggi namun setelahnya pada tahun 2006 terjadi tingkat inflasi yang relatif rendah, ini yang kita sebut biasanya dengan istilah base effect," tutur Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (2/1/2024).



Menurut dia, pola ini terjadi pada 2008, 2013 dan 2014. Pola yang sama, kata Amalia, ternyata terlihat pada dua tahun terakhir, 2022 dan 2023. Menurut Amalia, kenaikan harga BBM non-subsidi ternyata memberikan tekanan inflasi pada tahun 2022 yang kemudian di tahun 2023 ini diikuti dengan inflasi yang relatif rendah.

"Ini yang kita sebut juga dengan base effect. Inflasi tahun 2023 selain tadi terdampak oleh base effect juga terpengaruh oleh fenomena El Nino yang mendorong inflasi volatile food, terutama beras. Tetapi sekali lagi dengan koordinasi yang intensif dari beberapa stakeholder tekanan eksternal dan fenomena El Nino ini ternyata dikendalikan dengan pengendalian yang baik di sisi supply sehingga bisa lebih terjaga," paparnya.

Amalia menambahkan, berdasarkan sebaran inflasi tahunan menurut wilayah, seluruh kota mengalami inflasi tahunan. Terdapat 50 kota alami inflasi tahunan lebih tinggi dari inflasi nasional. Menurut dia, jika dibandingkan dengan tahun 2022, maka capaian ini cukup baik mengingat pada saat itu terdapat 63 kota mengalami inflasi tahunan yang lebih tinggi dari inflasi nasional.



Sementara itu, menurut komponen inflasi tahunan pada desember sebesar 2,61 persen ini didorong oleh inflasi seluruh komponen. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 1,80 persen, komponen ini beri andil 1,1 persen komoditas yang dominan memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, biaya sewa rumah, biaya kontrak rumah, gula pasir dan upah asisten rumah tangga.

Sedangkan untuk komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,72 persen, komponen ini memberikan andil sebesar 0,32 persen. komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah rokok kretek filter, tarif angkutan udara dan rokok putih.

"Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi 6,73 persen. Komponen ini berikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan yakni sebesar 1,1 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah beras, cabai merah, cabai rawit, bawang putih dan daging ayam ras," tutup Amalia.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1103 seconds (0.1#10.140)