Fintech Tak Pengaruhi Kinerja Perbankan di Jawa Barat

Sabtu, 24 Maret 2018 - 18:09 WIB
Fintech Tak Pengaruhi Kinerja Perbankan di Jawa Barat
Fintech Tak Pengaruhi Kinerja Perbankan di Jawa Barat
A A A
DENPASAR - Bank Indonesia (BI) menampik anggapan bisnis financial technology (Fintech) menggerus layanan keuangan perbankan. Fintech justru menggarap kue baru yang selama ini belum tersentuh perbankan.

Kepala Grup Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Jawa Barat, Ismet Inono mengatakan, kekhawatiran akan tergerusnya bisnis perbankan akibat fintech belum bisa dibuktikan. Melesatnya bisnis fintech dalam dua tahun terakhir, juga tidak linier dengan turunnya kinerja perbankan di Jawa Barat.

"Tidak ada bank (layanan) yang tergerus. Buktinya dana pihak ketiga dan aset perbankan naik. Coba kita lihat, berapa aset Bank Mandiri dan BRI, jumlahnya terus naik. Artinya, fintech bukan menggerus yang sudah ada, tetapi memperbesar kue ekonomi," kata Ismet pada Pelatihan Wartawan Ekonomi Jabar di Denpasar, Bali, Sabtu (24/3/2018).

Kendati fintech mengambil satu persatu layanan perbankan, namun teknologi keuangan berbazis internet itu tak berjalan sendiri. Fintech justru melakukan kerja sama dengan perbankan. "Sehingga ketakutan akan berkurangnya karyawan bank akibat munculnya fintech belum terbukti," kata Ismet.

Ismet menjelaskan, fintech memiliki tujuan untuk memudahkan sistem pembayaran. Misalnya digunakan warga di daerah pinggiran untuk transfer dan pembayaran lainnya. Fintech bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang di daerahnya belum terlayani perbankan.

"Fintech mestinya membuat kue ekonomi semakin besar, karena layanan keuangan bisa diakses semua masyarakat. Sehingga kesenjangan ekonomi akan berkurang," jelas dia.

Kendati perkembangan fintech akhir-akhir ini cukup pesat, lanjut dia, layanan keuangan ini belum sebanding dengan transaksi keuangan yang dilayani perbankan. Dia menyebut, transaksi fintech masih sangat kecil bila dibandingkan total transaksi keuangan yang mencapai USD12.000 miliar.

Sementara itu, Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI KPw Jabar, Mikael mengatakan, pertumbuhan pasar fintech di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan, baik dari sisi nilai maupun jumlah startup. Sekitar 42% startup, menyediakan layanan dibidang pembayaran digital.

"Dari sisi transaksi trennya juga ters naik. Pada 2016 transaksi fintech mencapai USD15,6 miliar, tumbuh menjadi USD18,6 miliar pada 2017. Transaksi fintech terus tumbuh karena layanan ini menghilangkan barier," kata dia.

Dari sisi jumlah, persahaan fintch terpantau naik dari 126 pada 2016 menjadi 184 perusahaan pada 2018. Dari jumlah itu, mayoritas atau sekitar 42% melayani sistem pembayaran, clearing, dan settlements. 13% melayani jasa risiko investasi, 13% market provisioning, dan 32% bergerak pada jasa deposit, lending dan capital raising.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5386 seconds (0.1#10.140)