Blusukan di Pasar Tulang Bawang Lampung, Siti Atikoh Cek Harga, Belanja hingga Serap Aspirasi
loading...
A
A
A
LAMPUNG - Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, mengawali Safari Politik Lampung-Palembang di hari ketiga dengan melakukan blusukan ke Pasar Modern Tulang Bawang . Pasar itu terletak di Jl. Lintas Sumatra, Tunggal Warga, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Kamis (11/1/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Atikoh melakukan cek harga bahan pokok hingga berbelanja. Berdasarkan pantuan, setibanya di area Pasar, Atikoh menyempatkan diri menyapa relawan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang memang mengiringi kegiatannya dalam blusukan kali ini.
Kemudian Atikoh melanjutkan langkahnya mengunjungi setiap lapak-lapak pedagang yang menjajakan dagangan di Pasar tersebut. Terlihat Atikoh pertama menyambangi lapak pedagang jengkol bernama Munasikah. Di sini Atikoh mengecek harga dan memborong jengkol yang dijajakan.
"Ini berapa bu sekarang (harganya) lagi murah, lagi naik?," kata Atikoh.
"Lagi naik bu," jawab Munasikah.
"Terus gimana jualannya?," tanya Atikoh lagi.
"Ya lumayan bu," jawab Munasikah.
Atikoh pun membeli jengkol Munasikah sebanyak 5 kilo dengan harga Rp100 ribu. Untuk uang yang tersisa kemudian untuk diberikan jengkolnya kepada masyarakat.
Munasikah lantas menyampaikan harapan dan doanya agar Ganjar-Mahfud terpilih menjadi presiden dan wakil presiden di 2024. "Semoga pak Ganjar jadi presiden. Harapan supaya maju pedagang di pasar Tulang Bawang. Semoga sembako juga biar murah," katanya.
Selanjutnya Atikoh melangkah ke pedagang cabai. Atikoh melakukan blusukan didampingi oleh Ketua DPC PDIP Tulang Bawang, Winarti. Nama yang disebut belakangan juga ikut aktif berdialog dengan para pedagang.
"Udah berapa lama jualan?," tanya Winarti.
"Sudah lama 10 tahun," kata pedagang cabai.
"Ibu Atikoh cantik gak?," tanya Winarti.
"Oh cantik banget," jawab pedagang itu.
Atikoh tampak tersenyum mendengarnya. Ia lalu membeli cabai dari pedagang tersebut sebanyak satu kilogram.
Ia terus berkeliling, bersalaman, memeluk para ibu yang banyak berada di pasar. Terasa Atikoh disambut antusias oleh warga Tulang Bawang yang berada di Pasar. Mereka meminta foto dan berebut untuk bersalaman. Atikoh kemudian meladeni satu persatu permintaan warga tersebut sambil tersenyum.
Ditemui usai blusukan, Atikoh menyampaikan, jika Pasar Modern Tulang Bawang menjadi titik pusat berbelanja masyarakat. Menurutnya, Pasar tersebut mempunyai potensi luar biasa untuk perekonomiannya.
"Saya tadi sudah melihat beberapa komoditas yang saya belum pernah lihat. Itu tadi namanya apa Bu? (Jaling). Jaling itu seperti saudaranya Pete sama jengkol itu. Ini enak ya Bu ya. Ini tuh salah satu kekhasannya," kata Atikoh.
Dalam kesempatan ini Atikoh mencoba menyerap sejumlah aspirasi dari para pedagang Pasar. Menurutnya, usai cek harga di Pasar Tulang Bawang, ia menilai harga barang kebuthan pokok masih relatif murah.
"Jadi meskipun di Lampung ini relatif kalau dibandingkan tempat-tempat lain seperti di Jawa maupun Banten, ini harganya relatif lebih murah yah. Seperti cabai di Jawa juga sudah mulai turun, tapi di sini harganya 50 per kilo, sama 45. Kemudian bawang merah, bawang putih dan produk-produk sayuran itu juga lebih murah," tuturnya.
"Tapi untuk sembako ada sedikit kenaikan seperti beras 13,5 ribu perkilo. Kalau kita bandingkan di Jawa juga di sini lebih murah. Tetapi memang keluhannya dari pedagang ini justru kasian, kasian kepada konsumen apabila harganya tidak stabil. Karena konsumen yang biasanya beli 20 kilo, jadi belinya 10 kilo, nyicil," tukasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Atikoh melakukan cek harga bahan pokok hingga berbelanja. Berdasarkan pantuan, setibanya di area Pasar, Atikoh menyempatkan diri menyapa relawan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang memang mengiringi kegiatannya dalam blusukan kali ini.
Kemudian Atikoh melanjutkan langkahnya mengunjungi setiap lapak-lapak pedagang yang menjajakan dagangan di Pasar tersebut. Terlihat Atikoh pertama menyambangi lapak pedagang jengkol bernama Munasikah. Di sini Atikoh mengecek harga dan memborong jengkol yang dijajakan.
"Ini berapa bu sekarang (harganya) lagi murah, lagi naik?," kata Atikoh.
"Lagi naik bu," jawab Munasikah.
"Terus gimana jualannya?," tanya Atikoh lagi.
"Ya lumayan bu," jawab Munasikah.
Atikoh pun membeli jengkol Munasikah sebanyak 5 kilo dengan harga Rp100 ribu. Untuk uang yang tersisa kemudian untuk diberikan jengkolnya kepada masyarakat.
Munasikah lantas menyampaikan harapan dan doanya agar Ganjar-Mahfud terpilih menjadi presiden dan wakil presiden di 2024. "Semoga pak Ganjar jadi presiden. Harapan supaya maju pedagang di pasar Tulang Bawang. Semoga sembako juga biar murah," katanya.
Selanjutnya Atikoh melangkah ke pedagang cabai. Atikoh melakukan blusukan didampingi oleh Ketua DPC PDIP Tulang Bawang, Winarti. Nama yang disebut belakangan juga ikut aktif berdialog dengan para pedagang.
"Udah berapa lama jualan?," tanya Winarti.
"Sudah lama 10 tahun," kata pedagang cabai.
"Ibu Atikoh cantik gak?," tanya Winarti.
"Oh cantik banget," jawab pedagang itu.
Atikoh tampak tersenyum mendengarnya. Ia lalu membeli cabai dari pedagang tersebut sebanyak satu kilogram.
Ia terus berkeliling, bersalaman, memeluk para ibu yang banyak berada di pasar. Terasa Atikoh disambut antusias oleh warga Tulang Bawang yang berada di Pasar. Mereka meminta foto dan berebut untuk bersalaman. Atikoh kemudian meladeni satu persatu permintaan warga tersebut sambil tersenyum.
Ditemui usai blusukan, Atikoh menyampaikan, jika Pasar Modern Tulang Bawang menjadi titik pusat berbelanja masyarakat. Menurutnya, Pasar tersebut mempunyai potensi luar biasa untuk perekonomiannya.
"Saya tadi sudah melihat beberapa komoditas yang saya belum pernah lihat. Itu tadi namanya apa Bu? (Jaling). Jaling itu seperti saudaranya Pete sama jengkol itu. Ini enak ya Bu ya. Ini tuh salah satu kekhasannya," kata Atikoh.
Dalam kesempatan ini Atikoh mencoba menyerap sejumlah aspirasi dari para pedagang Pasar. Menurutnya, usai cek harga di Pasar Tulang Bawang, ia menilai harga barang kebuthan pokok masih relatif murah.
"Jadi meskipun di Lampung ini relatif kalau dibandingkan tempat-tempat lain seperti di Jawa maupun Banten, ini harganya relatif lebih murah yah. Seperti cabai di Jawa juga sudah mulai turun, tapi di sini harganya 50 per kilo, sama 45. Kemudian bawang merah, bawang putih dan produk-produk sayuran itu juga lebih murah," tuturnya.
"Tapi untuk sembako ada sedikit kenaikan seperti beras 13,5 ribu perkilo. Kalau kita bandingkan di Jawa juga di sini lebih murah. Tetapi memang keluhannya dari pedagang ini justru kasian, kasian kepada konsumen apabila harganya tidak stabil. Karena konsumen yang biasanya beli 20 kilo, jadi belinya 10 kilo, nyicil," tukasnya.
(akr)