Kata Stafsus BUMN, Bersyukurlah Ada Partner Global Mau Bekerja Sama Terkait Vaksin Covid
loading...
A
A
A
BANDUNG - Staf Khusus Kementrian BUMN Arya Sinulingga menegaskan, Indonesia mesti bersyukur bisa bekerja sama dengan partner global Sinovac asal China untuk melakukan uji klinis vaksin Covid-19 . Kerja sama itu itu diharapkan bisa mempercepat pemberian vaksin kepada masyarakat.
"Banyak negara rebutan kerja sama dengan partner global, seperti Sinovac. Karena vaksin ini sudah masuk fase tiga, artinya proses sudah di ujung. Ini tinggal mengambil sampel beberapa negara. Karena ini pandemi, harus cepat. Kita beruntung, mereka mau kerja sama dengan kita," kata Arya di kawasan Bio Farma, Kota Bandung, Rabu (12/8/2020).
Menurut dia, saat ini hampir semua negara mencari vaksin Covid-19. Pasalnya, setelah vaksin selesai, diproduksi dan disuntikkan kepada mayarakat, akan ada konsekwensi ekonomi, sosial, dan lainnya terhadap suatu negara. Sebagai gambaran, saat ini hampir semua negara mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi. ( Baca juga:Alasan Din Syamsuddin dkk Deklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia di Tugu Proklamasi )
Menurut Arya, proses uji klinis vaksin Sinovac yang saat ini sedang dilakukan Unpad dan Bio Farma menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang pertama sekali akan mengunakan vaksin Covid-19. Hanya sedikit negara dunia yang sekarang sedang proses vaksin ini, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia.
Pada dasarnya, kata dia, Indonesia tak hanya bekerja sama dengan Sinovac. Tetapi juga dengan beberapa lembaga lainnya, seperti WHO dan lembaga dalam negeri yang akan memprediksi vaksin COVID, merah putih. Pemerintah akan mencari siapa yang paling cepat membuat vaksin.
Arya menyebut, tak ada keraguan terhadap kemampuan Bio Farma memproduksi vaksin. BUMN ini telah memproduksi 75% vaksin polio dunia. 14 vaksin telah dibuat Bio Farma serta telah diekspor ke 149 negara. 57 negara di antaranya adalah negara Islam (OKI).
"Banyak negara rebutan kerja sama dengan partner global, seperti Sinovac. Karena vaksin ini sudah masuk fase tiga, artinya proses sudah di ujung. Ini tinggal mengambil sampel beberapa negara. Karena ini pandemi, harus cepat. Kita beruntung, mereka mau kerja sama dengan kita," kata Arya di kawasan Bio Farma, Kota Bandung, Rabu (12/8/2020).
Menurut dia, saat ini hampir semua negara mencari vaksin Covid-19. Pasalnya, setelah vaksin selesai, diproduksi dan disuntikkan kepada mayarakat, akan ada konsekwensi ekonomi, sosial, dan lainnya terhadap suatu negara. Sebagai gambaran, saat ini hampir semua negara mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi. ( Baca juga:Alasan Din Syamsuddin dkk Deklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia di Tugu Proklamasi )
Menurut Arya, proses uji klinis vaksin Sinovac yang saat ini sedang dilakukan Unpad dan Bio Farma menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang pertama sekali akan mengunakan vaksin Covid-19. Hanya sedikit negara dunia yang sekarang sedang proses vaksin ini, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia.
Pada dasarnya, kata dia, Indonesia tak hanya bekerja sama dengan Sinovac. Tetapi juga dengan beberapa lembaga lainnya, seperti WHO dan lembaga dalam negeri yang akan memprediksi vaksin COVID, merah putih. Pemerintah akan mencari siapa yang paling cepat membuat vaksin.
Arya menyebut, tak ada keraguan terhadap kemampuan Bio Farma memproduksi vaksin. BUMN ini telah memproduksi 75% vaksin polio dunia. 14 vaksin telah dibuat Bio Farma serta telah diekspor ke 149 negara. 57 negara di antaranya adalah negara Islam (OKI).
(uka)