Ditemani Sri Mulyani, Menko Airlangga Klaim Inflasi RI Lebih Baik dari Negara G20

Senin, 29 Januari 2024 - 19:25 WIB
loading...
Ditemani Sri Mulyani, Menko Airlangga Klaim Inflasi RI Lebih Baik dari Negara G20
Menko Airlangga Hartarto mengungkapkan, pencapaian inflasi Indonesia di tahun 2023 mencapai 2,6% yang terjaga di dalam rentang target 3 plus minus 1%. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, pencapaian inflasi Indonesia di tahun 2023 mencapai 2,6% yang terjaga di dalam rentang target 3 plus minus 1%. Menurut Airlangga, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia menjadi salah satu negara dengan inflasi rendah.

"Di bawah kita hanya Jepang yang angkanya mirip dengan kita, kemudian Arab Saudi, Italia, dan China. Dibandingkan negara G20 lain, kita lebih baik dari Argentina, Turki, Rusia, India, bahkan AS (Amerika Serikat)," kata Menko Airlangga dalam Konferensi Pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).



Capaian tersebut juga tentunya berkat kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Bank Indonesia, juga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang menjadi contoh kerja sama yang solid.

"Tentunya HLM TPID menyepakati beberapa Langkah strategis dan konsisten untuk menjaga inflasi di tahun 2024 ini ditargetkan 2,5 plus minus 1 persen," ujar Airlangga.



Langkah strategis tersebut adalah kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kemudian yang kedua mengendalikan inflasi Volatile food agar dapat terkendali di bawah 5%, dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabai dan bawang.

Selanjutnya juga menjaga ketersediaan pasokan dengan distribusi pangan untuk mitigasi risiko jangka pendek dan untuk mengantisipasi pergeseran musim panen, dan menjaga harga menjelang hari besar keagamaan.

"Kemudian memperkuat ketahanan pangan dengan produktivitas kita amankan. Kemudian ketersediaan data diperlukan dan memperkuat strategi antara TPID-TPID dan melanjutkan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, serta komunikasi untuk menjaga ekspektasi Inflasi," jelasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1848 seconds (0.1#10.140)