S&P Global Ratings Ancam Pangkas Peringkat Kredit Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga pemeringkat kredit global , S&P Global Ratings memperingatkan, bahwa mereka dapat menurunkan peringkat kredit Israel jika perang dengan kelompok militan Palestina, Hamas terus meluas. Sebelumnya pada bulan Oktober 2023, S&P Global Ratings telah memangkas prospek kredit Israel menjadi negatif.
Akan tetapi saat itu S&P mempertahankan peringkat kredit Israel di level 'AA-'. Mengutip risiko yang disampaikan bahwa, perang Israel-Hamas dapat meluas dan memiliki dampak yang lebih parah pada ekonomi dan situasi kemanusiaan yang lebih luas di negara Yahudi tersebut.
"Potensi eskalasi permusuhan lebih lanjut seperti konfrontasi langsung dengan Hizbullah di Lebanon atau Iran, dapat mengakibatkan penurunan peringkat," ucap Direktur EMEA sovereign and public finance ratings di S&P, Maxim Rybnikov dikutip Rabu (31/1/2024).
"Kami juga dapat menurunkan peringkat jika dampak konflik terhadap pertumbuhan ekonomi, posisi fiskal, dan neraca pembayaran Israel terbukti lebih signifikan daripada yang kami proyeksikan saat ini," kata Rybnikov.
S&P memperkirakan ekonomi Israel akan tersendat dengan hanya tumbuh 0,5% tahun ini, dan defisit anggaran kumulatif 10,5% dari PDB pada 2023-2024. "Tetapi ada risiko penurunan terhadap asumsi ini," sambungnya.
"Sudah jelas bahwa belanja pertahanan bakal lebih tinggi untuk beberapa tahun mendatang dan dampak jangka panjang dari perang terhadap arus FDI (investasi asing langsung), sentimen investor dan bidang lainnya masih belum pasti," kata Rybnikov.
Sementara itu S&P mengindikasikan dapat mengembalikan prospek kredit Israel menjadi 'stabil' jika konflik diselesaikan, karena itu bisa berarti pengurangan risiko keamanan regional dan domestik.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
Akan tetapi saat itu S&P mempertahankan peringkat kredit Israel di level 'AA-'. Mengutip risiko yang disampaikan bahwa, perang Israel-Hamas dapat meluas dan memiliki dampak yang lebih parah pada ekonomi dan situasi kemanusiaan yang lebih luas di negara Yahudi tersebut.
"Potensi eskalasi permusuhan lebih lanjut seperti konfrontasi langsung dengan Hizbullah di Lebanon atau Iran, dapat mengakibatkan penurunan peringkat," ucap Direktur EMEA sovereign and public finance ratings di S&P, Maxim Rybnikov dikutip Rabu (31/1/2024).
"Kami juga dapat menurunkan peringkat jika dampak konflik terhadap pertumbuhan ekonomi, posisi fiskal, dan neraca pembayaran Israel terbukti lebih signifikan daripada yang kami proyeksikan saat ini," kata Rybnikov.
S&P memperkirakan ekonomi Israel akan tersendat dengan hanya tumbuh 0,5% tahun ini, dan defisit anggaran kumulatif 10,5% dari PDB pada 2023-2024. "Tetapi ada risiko penurunan terhadap asumsi ini," sambungnya.
"Sudah jelas bahwa belanja pertahanan bakal lebih tinggi untuk beberapa tahun mendatang dan dampak jangka panjang dari perang terhadap arus FDI (investasi asing langsung), sentimen investor dan bidang lainnya masih belum pasti," kata Rybnikov.
Sementara itu S&P mengindikasikan dapat mengembalikan prospek kredit Israel menjadi 'stabil' jika konflik diselesaikan, karena itu bisa berarti pengurangan risiko keamanan regional dan domestik.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
(akr)