Yellen Klaim Pembubaran NATO oleh Trump Bakal Jadi Ancaman Ekonomi Global

Kamis, 15 Februari 2024 - 09:24 WIB
loading...
Yellen Klaim Pembubaran...
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyebut pernyataan-pernyataan mantan Presiden Donald Trump baru-baru ini yang menolak keberadaan NATO menebarkan keraguan komitmen AS terhadap negara mitra strategis yang dapat merusak aliansi penting bagi stabilitas ekonomi global.

"Aliansi kami sangat penting bagi pertahanan kami," kata Yellen dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News di Pittsburgh, dilansir dari BNN Bloomberg, Kamis (15/2/2024).

"Jadi, saya menganggapnya sebagai komentar yang tidak bertanggung jawab yang dilontarkan oleh mantan presiden tentang aliansi kita."



Trump telah lama menjadi pengkritik negara-negara anggota NATO yang gagal memenuhi tingkat pengeluaran militer minimum yang disepakati aliansi.

Dalam sebuah rapat umum kampanye di South Carolina, Trump mengklaim ketika dia menjadi presiden, seorang pemimpin negara NATO bertanya kepadanya apakah AS akan membela sekutu NATO dari serangan Rusia jika sekutu-sekutu tersebut menunggak pengeluaran.

Trump menjawab bahwa ia akan memberitahu Rusia untuk melakukan apapun yang mereka inginkan terhadap negara manapun yang tidak memenuhi kewajiban.

Yellen mengungkapkan telah bekerja keras untuk memperkuat hubungan Washington dengan sekutu-sekutu terdekatnya, membantu mengamankan kesepakatan-kesepakatan mengenai dukungan untuk Ukraina dan berbagai sanksi yang menghukum Rusia atas invasi ke negara tersebut.

Komentar Trump muncul ketika kesepakatan-kesepakatan tersebut mulai goyah, sebagian karena Partai Republik di Kongres sejauh ini menolak untuk menyetujui putaran baru bantuan untuk Ukraina.



Yellen menegaskan pernyataan Trump merusak upaya-upaya kolektif aliansi sehubungan dengan Ukraina dan kemampuannya yang lebih luas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stabilitas geopolitik.

"Bagi sekutu-sekutu kami, hal ini mungkin menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa besar komitmen kami terhadap aliansi yang telah terbukti sangat penting bagi stabilitas sistem ekonomi global dan pertahanan bersama," kata Yellen.

Anggota NATO berjanji untuk membelanjakan setidaknya 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun untuk kesiapan militer. Hanya 11 dari 31 negara anggota yang memenuhi ambang batas itu tahun lalu, meskipun pengeluaran di seluruh aliansi telah meningkat dan sekitar dua pertiga diperkirakan akan mencapai 2% tahun ini.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)