Warren Buffett Sumbangkan Kekayaan Rp49 Triliun

Rabu, 18 Juli 2018 - 14:29 WIB
Warren Buffett Sumbangkan Kekayaan Rp49 Triliun
Warren Buffett Sumbangkan Kekayaan Rp49 Triliun
A A A
NEW YORK - Warren Buffett menyumbangkan saham Berkshire Hathaway Inc senilai USD3,4 miliar (Rp49 triliun) pada lima lembaga amal.

Ini menjadi sumbangan terbesar Buffett dalam rencana jangka panjangnya untuk memberikan kekayaannya. Sumbangan tahunan ke-13 oleh Buffett itu mencakup 17,7 juta saham Klas “B” Berkshire dengan nilai masing-masing USD192 per lembar menurut harga penutupan pasar pada Senin (16/7).

Saham terbesar diberikan pada Bill & Melinda Gates Foundation. Yayasan milik Buffett yang diberi nama istri pertamanya Susan dan berbagai lembaga amal yang dikelola anaknya Howard, Susan dan Peter menerima sisa dana tersebut.

Buffett, 87, sejak 2006 menyumbang sebesar lebih dari USD30,9 miliar ke berbagai lembaga amal, termasuk sekitar USD24,5 miliar ke Gates Foundation. Donasi tahunan terbesar sebelumnya oleh Buffett sebesar USD3,17 miliar pada 2017.

Dia masih memiliki sekitar seperenam saham Berkshire, konglomerat yang berbasis di Nebraska, Omaha yang dia kelola sejak 1965. Sebelumnya, dia telah memberikan 43% saham miliknya pada 2006.

Setelah donasi terbarunya, Buffett diperkirakan berada di peringkat empat orang terkaya dunia dengan total kekayaan sebesar USD79,2 miliar menurut majalah Forbes.

Dia membayangi kekayaan pendiri Amazon.com Inch Jeff Bezos dengan harta USD149,7 miliar, Co-Founder Microsoft Corp Bill Gates USD93,6 miliar dan Chief Executive Officer (CEO) LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton Bernard Arnault USD80 miliar. Co-founder dan CEO Facebook Mark Zuckerberg di peringkat kelima dengan kekayaan USD78,5 miliar.
Lima lembaga amal itu akan menjual saham-saham Buffett untuk mendanai aktivitas mereka, mencerminkan keinginan dia agar uang itu dibelanjakan. Buffett membuat donasi lebih kecil ke lembaga-lembaga amal lainnya.
Buffett merupakan pebisnis ulung asal Amerika Serikat (AS) yang menyulap Berkshire Hathaway dari perusahaan tekstil biasa menjadi salah satu perusahaan holding terbesar di dunia. Sejak membeli saham Berkshire Hathaway pada 1962, Buffett tidak langsung mengibarkan kesuksesan.

Dia justru dirisaukan dengan melesunya bisnis tekstil dan sulitnya menambah pundi-pundi keuangan di perusahaan itu. Selain itu, pemilik Berkshire Hathaway Seabury Stanton mengecewakannya dengan janji dan harapan palsu. Buffett pun batal menjual saham di Berkshire Hathaway karena ditawar terlalu rendah.

Dia berpikir keras sebelum memutuskan membeli lebih banyak saham Berkshire Hathaway untuk memegang kendali dan memecat Stanton. Dengan pengalaman itu, Buffett tidak ingin Berkshire Hathaway runtuh akibat krisis keuangan.

Pada 1967 Buffett mulai menambah industri asuransi sebagai bagian dari bisnis Berkshire Hathaway. Alumnus Universitas Columbia itu membeli National Indemnity Company dan saham ekuitas Government Employees Insurance Company (GEICO). Sekitar 18 tahun kemudian Berkshire Hathaway menghentikan operasi tekstil.

Saat ini Berkshire Hathaway menjadi salah satu perusahaan holding terbesar dan tersukses di dunia. Ranah bisnisnya pun sudah sangat beragam, diantaranya perusahaan gula, ritel, jalan rel, perabot rumah tangga, ensiklopedia, vacuum cleaner, toko perhiasan, surat kabar, seragam, utilitas listrik dan gas, maskapai.

Sederetan nama perusahaan terkemuka yang berada di bawah kendali Berkshire Hathaway ialah GEICO, Long & Foster, BNSF Railway, Lubrizol, Fruit of the Loom, Helsberg Diamonds, Flight Safety International, NetJet, dan Pampered Chef. Mereka juga memiliki saham sebesar 26,7% di perusahaan makanan Kraft Heinz Company. Selain itu, Berkshire Hathaway menjadi holding minoritas yang signifikan di American Express (17,15%), The Cocacola Company (9,4%), Wells Fargo (9,9%), IBM (6,9%), dan Apple (2,5%).

Sejak 2016 mereka mengakuisisi maskapai penerbangan, seperti United Airlines, Delta Air Lines, Southwest Airlines, dan American Airlines.

Permainan saham merupakan bisnis yang menggiurkan dan menjanjikan. Menurut Buffett, seandainya seseorang berani membeli saham Coca-cola senilai USD40 (Rp500.000) saat perusahaan itu mulai IPO pada 1919, dia pasti kaya raya. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0596 seconds (0.1#10.140)