Ekonomi China Suram, Gelombang Unjuk Rasa Terjadi di Sejumlah Tempat

Rabu, 21 Februari 2024 - 22:26 WIB
loading...
Ekonomi China Suram, Gelombang Unjuk Rasa Terjadi di Sejumlah Tempat
Ekonomi China terus memburuk memicu gelombang unjuk rasa di sejumlah tempat. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Protes buruh di China meningkat pesat sejak tahun lalu berlanjut hingga menjelang Tahun Baru Imlek. Berdasarkan data yang dikumpulkan kelompok hak asasi internasional berbasis di New York, China Dissent Monitor, protes buruh meningkat lebih dari tiga kali lipat pada Kuartal IV 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Para analis mengatakan protes buruh ini terkait dengan kondisi kerja yang buruk dan kesulitan ekonomi yang sedang berlangsung di China. China Dissent Monitor mencatat 777 protes buruh di Cina antara September dan Desember 2023, dibandingkan dengan 245 protes buruh pada periode yang sama di tahun 2022.



Data independen dari China Labour Bulletin yang berbasis di Hong Kong, yang mempromosikan hak-hak pekerja China malaporkan protes buruh bertambah 183 dalam medio 1 Januari dan 3 Februari termasuk di Guangdong. Pemimpin China Dissent Monitor Kevin Slaten mengatakan sebagian besar protes berukuran kecil, dengan separuhnya memiliki kurang dari 10 peserta dan 40% lainnya memiliki antara 10 hingga 99 pengunjuk rasa.

Pendiri dan direktur eksekutif China Labor Watch berbasis di New York mengadvokasi gerakan buruh China, Li Qiang mengatakan bahwa selain perlambatan ekonomi China, "ledakan" di sektor real estat dan berkurangnya sektor manufaktur juga menjadi salah satu faktor.

"Masalah ekonomi tingkat tinggi di China pada akhirnya menjadi dasar meningkatnya protes buruh tahun ini," kata Li dikutip dari voanews.com, Rabu (21/2/2024).



Dia menegaskan para pekerja konstruksi sangat mungkin melakukan protes terutama mengingat kesulitan-kesulitan besar yang dihadapi sektor real estat di China, terutama kebangkrutan pengembang properti besar Evergrande Group.

"Perlambatan ekonomi China dan khususnya krisis yang sedang berlangsung di sektor properti dan dampaknya terhadap pekerja konstruksi berkontribusi terhadap lonjakan pembangkangan buruh," jelas Slaten.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2398 seconds (0.1#10.140)