Harga Gas Lebih Murah, Kerja Sama PGN dan MRT Bikin UMKM Happy
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kerja sama Pertamina melalui Sub Holding Gas PT Perusahaan Gas Negara ( PGN ) dan PT MRT Jakarta dinilai sangat positif, khususnya bagi pelaku UMKM. Selain sebagai bentuk komitmen Pertamina untuk menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060, kerja sama ini juga menguntungkan para pedagang, termasuk UMKM di berbagai jalur MRT.
“UMKM happy. Mereka akan banyak diuntungkan karena harga gas melalui jaringan pipa tentu lebih murah,” kata Pengamat energi bersih, Ababdi Poernomo.
Jaringan gas (jargas) memang lebih murah dibandingkan elpiji yang sebagian besar diperoleh melalui impor. Karena itu pula, lanjut Abadi, melalui ekspansi yang terus dilakukan PGN, termasuk kerja sama dengan MRT, akan berdampak positif juga untuk mengurangi beban subsidi, yang setiap tahun terus membengkak.
“Bagaimana pun, subsidi di elpiji sudah cukup besar karena konsumsinya terus naik. Apalagi LPG 3 Kilogram selama ini dijual di bawah harga keekonomian,” lanjutnya.
Sementara terkait komitmen Pertamina menuju NZE 2060, Abadi juga membenarkan. Sebab meskipun merupakan energi fosil, namun emisi gas sangat kecil. Jauh lebih kecil dari batubara dan minyak bumi.
“Betul, ke arah sana. Kalau terkait dengan energi bersih, ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan batubara,” jelas Abadi.
Itu sebabnya, Abadi sepakat dengan ekspansi yang terus dilakukan PGN, termasuk untuk memperluas jargas ke seluruh rumah tangga di Indonesia. Sebagai upaya transisi energi, imbuh Abadi, Pertamina juga harus melanjutkan implementasi energi baru dan terbarukan. Misalnya saja, memperluas pemasangan solar panel di berbagai SPBU.
Pekan lalu, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT MRT Jakarta. Kerja sama dilakukan terkait rencana perluasan pemanfaatan jaringan gas kota di sepanjang jalur Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) MRT Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.
Kerja sama dilakukan, tak lepas mandat yang dimiliki PT MRT Jakarta. Selain membangun jalur transportasi, MRT juga memiliki mandat untuk mengoperasikan dan memelihara, serta membangun bisnis. Termasuk kawasan orientasi transit di sekitar stasiun, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Dukuh Atas, sampai Kota Tua.
“UMKM happy. Mereka akan banyak diuntungkan karena harga gas melalui jaringan pipa tentu lebih murah,” kata Pengamat energi bersih, Ababdi Poernomo.
Jaringan gas (jargas) memang lebih murah dibandingkan elpiji yang sebagian besar diperoleh melalui impor. Karena itu pula, lanjut Abadi, melalui ekspansi yang terus dilakukan PGN, termasuk kerja sama dengan MRT, akan berdampak positif juga untuk mengurangi beban subsidi, yang setiap tahun terus membengkak.
“Bagaimana pun, subsidi di elpiji sudah cukup besar karena konsumsinya terus naik. Apalagi LPG 3 Kilogram selama ini dijual di bawah harga keekonomian,” lanjutnya.
Sementara terkait komitmen Pertamina menuju NZE 2060, Abadi juga membenarkan. Sebab meskipun merupakan energi fosil, namun emisi gas sangat kecil. Jauh lebih kecil dari batubara dan minyak bumi.
“Betul, ke arah sana. Kalau terkait dengan energi bersih, ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan batubara,” jelas Abadi.
Itu sebabnya, Abadi sepakat dengan ekspansi yang terus dilakukan PGN, termasuk untuk memperluas jargas ke seluruh rumah tangga di Indonesia. Sebagai upaya transisi energi, imbuh Abadi, Pertamina juga harus melanjutkan implementasi energi baru dan terbarukan. Misalnya saja, memperluas pemasangan solar panel di berbagai SPBU.
Pekan lalu, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT MRT Jakarta. Kerja sama dilakukan terkait rencana perluasan pemanfaatan jaringan gas kota di sepanjang jalur Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) MRT Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.
Kerja sama dilakukan, tak lepas mandat yang dimiliki PT MRT Jakarta. Selain membangun jalur transportasi, MRT juga memiliki mandat untuk mengoperasikan dan memelihara, serta membangun bisnis. Termasuk kawasan orientasi transit di sekitar stasiun, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Dukuh Atas, sampai Kota Tua.
(akr)