Jurus Sri Mulyani Cegah Tekanan Global Mengikis Kurs Rupiah

Selasa, 04 September 2018 - 16:02 WIB
Jurus Sri Mulyani Cegah Tekanan Global Mengikis Kurs Rupiah
Jurus Sri Mulyani Cegah Tekanan Global Mengikis Kurs Rupiah
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani telah menyiapkan beberapa langkah, dalam upaya mengantisipasi tekanan global yang perkirakan masih akan terus berlangsung hingga mengikis nilai tukar rupiah. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku bakal melakukan gotong royong dengan beberapa lembaga terkait di tengah gejolak perekonomian global.

“Kami melihat pergerakan global dan terus mewaspadai karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina tinggi sekali dan kadang dikombinasikan dengan kondisi di negara emerging lainnya. Karena situasi di sana belum selesai, makanya kita antisipasi bahwa tekanan ini masih akan berlangsung,” ujar Menkeu Sri Mulyani di DPR, Jakarta, Selasa (4/9/2018).

Lebih lanjut Ia menerangkan, bersama pihak terkait seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan bersinergi dengan saling berbagi informasi terkini dalam menentukan langkah dan keputusan yang bijak.

“Koordinasi dari sisi informasi, langkah demi stabilitas akan terus di-share, sehingga kami terus lakukan penyesuaian kalau emang akan dilakukan. Karena dari sisi kondisi apakah dari sisi pasar surat berharga, portfolio, nilai tukar, dan kemudian dinamika sektor riil ekspor dan impor,” tuturnya.

Sejauh ini, kata Sri Mulyani, pemerintah masih tetap mengurangi sentimen yang berasal dari neraca pembayaran. Seperti diketahui, sebagai salah satu sumber sentimen dari perekonomian Indonesia adalah kondisi transaksi berjalan dan transaksi perdagangan.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam jangka pendek yakni pengendalian dari sisi kebutuhan devisa. “Makanya, kami bersama mendag dan menperin melihat komposisi dari komoditas yang selama ini diimpor, namun nilai tambah ke perekonomian tidak banyak,” imbuhnya.

Pihkanya berharap, di tengah gempuran sentimen global yang mulai mengikis kurs rupiah, dapat dimanfaatkan oleh industri dalam negeri yang bisa substitusi impor. “Kalau pun kebutuhan yang tidak bisa ditunda, bagaimana suplai dolar dilakukan tanpa mengubah sentimen market. Itu dilakukan secara intervensi khusus oleh pemerintah karena market pada saat ini dianggap sensitif dengan pergerakan seberapapun kecilnya. Ini perlu kita lakukan secara koordinatif,” terang dia.

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah akan terus kerjasama lewat forum KSSK akan meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku pelaku pasar tekait transaksi yang legitimate demi memenuhi keperluan industrinya. “Kalau tidak legitimate kami akan lakukan tindakan tegas agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif,” tutupnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5230 seconds (0.1#10.140)