IFG Gandeng Indonesia Re Dukung Transformasi Industri Asuransi
loading...
A
A
A
Sebagai informasi, MoU yang ditandatangani IFG dan Indonesia Re tersebut bakal mengatur kerja sama dalam hal penyusunan serta mapping CoA teknik dan master library.
Kedua belah pihak berhak melakukan review bersama atas CoA dan master library yang diajukan sebelum dijadikan standar untuk industri asuransi, dan mendorong standarisasi tersebut diimplementasikan secara konsisten di industri asuransi.
CoA sendiri adalah metode penyajian data dan informasi yang digunakan di industri keuangan, termasuk di industri asuransi dengan cara mengklasifikasi data dan informasi tersebut agar sistematis, terkontrol, mudah dikelola, dan dilaporkan.
Rianto menegaskan, untuk industri asuransi, standarisasi CoA dan master library bakal membentuk budaya mengukur risiko berdasarkan analisa data yang ideal.
Ini membantu setiap perusahaan yang bergerak di bidang asuransi untuk dapat menyusun strategi bisnis, strategi underwriting, pengelolaan risiko berbasis analisis portofolio dengan data yang akurat.
“Kami ingin agar standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang ideal (standar, valid dan detail) menjadi fondasi utama dalam mengoptimalkan proses bisnis dan operasional di industri asuransi,” tegas dia.
Sementara itu, Delil mengatakan IFG dan Indonesia Re memiliki visi yang sama untuk melakukan transformasi budaya penyajian dan pengelolaan data dan informasi.
"Sehingga penilaian yang dilakukan atas proses bisnis dan operasional didasarkan pada data yang ideal. Standarisasi tersebut bakal diterapkan untuk setiap perusahaan asuransi yang akan menggunakan jasa Indonesia Re, dan lamban laun menjadi standarisasi untuk seluruh industri asuransi," benernya.
Dia mengakui, bahwa pihaknya sangat terbantu dengan kerja sama ini karena pada akhirnya Indonesia Re dapat menerapkan standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang sama.
“Kerjasama ini adalah bentuk komitmen IFG dan Indonesia Re Group dalam mendukung salah satu pilar dari peta jalan pengembangan dan penguatan perasuransian Indonesia," katanya.
Kedua belah pihak berhak melakukan review bersama atas CoA dan master library yang diajukan sebelum dijadikan standar untuk industri asuransi, dan mendorong standarisasi tersebut diimplementasikan secara konsisten di industri asuransi.
CoA sendiri adalah metode penyajian data dan informasi yang digunakan di industri keuangan, termasuk di industri asuransi dengan cara mengklasifikasi data dan informasi tersebut agar sistematis, terkontrol, mudah dikelola, dan dilaporkan.
Rianto menegaskan, untuk industri asuransi, standarisasi CoA dan master library bakal membentuk budaya mengukur risiko berdasarkan analisa data yang ideal.
Ini membantu setiap perusahaan yang bergerak di bidang asuransi untuk dapat menyusun strategi bisnis, strategi underwriting, pengelolaan risiko berbasis analisis portofolio dengan data yang akurat.
“Kami ingin agar standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang ideal (standar, valid dan detail) menjadi fondasi utama dalam mengoptimalkan proses bisnis dan operasional di industri asuransi,” tegas dia.
Sementara itu, Delil mengatakan IFG dan Indonesia Re memiliki visi yang sama untuk melakukan transformasi budaya penyajian dan pengelolaan data dan informasi.
"Sehingga penilaian yang dilakukan atas proses bisnis dan operasional didasarkan pada data yang ideal. Standarisasi tersebut bakal diterapkan untuk setiap perusahaan asuransi yang akan menggunakan jasa Indonesia Re, dan lamban laun menjadi standarisasi untuk seluruh industri asuransi," benernya.
Dia mengakui, bahwa pihaknya sangat terbantu dengan kerja sama ini karena pada akhirnya Indonesia Re dapat menerapkan standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang sama.
“Kerjasama ini adalah bentuk komitmen IFG dan Indonesia Re Group dalam mendukung salah satu pilar dari peta jalan pengembangan dan penguatan perasuransian Indonesia," katanya.