BRI Microfinance Outlook 2024 Jadi Ajang Tingkatkan Pembiayaan UMKM

Jum'at, 08 Maret 2024 - 22:06 WIB
loading...
BRI Microfinance Outlook 2024 Jadi Ajang Tingkatkan Pembiayaan UMKM
Direktur Utama BRI Sunarso dalam BRI Microfinance Outlook 2024 bertema Strengthening Financial Inclusion Strategy: Microfinance Role in Increasing Sustainable and Inclusive Economic Growth. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kontribusi besar segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bagi perekonomian Indonesia bukanlah isapan jempol semata. Dengan sumbangan 61% terhadap PDB , dan 97% serapan tenaga kerja, maka tidak terbantahkan kalau peran UMKM menjadi sangat penting.

Melalui BRI Microfinance Outlook 2024 bertema “Strengthening Financial Inclusion Strategy: Microfinance Role in Increasing Sustainable and Inclusive Economic Growth”, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berupaya meningkatkan pembiayaan terhadap segmen UMKM, sehingga kapasitas dan produktivitas UMKM bisa semakin besar.

Event tahunan ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), dan dihadiri jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja BRI dalam membina dan mengembangkan segmen UMKM. Terutama melalui kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) BUMN, yang dirasakan mampu memberikan akses keuangan lebih luas kepada masyarakat yang membutuhkan, utamanya di segmen ultra mikro.

“Saya beri contoh PNM Mekaar dari 400 ribu (debitur) sekarang 15,2 juta. Kemudian kredit yang diberikan sudah Rp244 triliun. Itu angka lompoatan besar sekali,” tutur Jokowi di dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024 di Menara BRILian, Jakarta, dikutip Jumat (8/3/2024).



Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso memaparkan keberhasilan BRI dan Holding UMi dalam mengembangkan segmen ultra mikro dan UMKM. Per Desember 2023, Holding UMi telah mampu memberikan akses tabungan ke 173 juta rekening, dengan jumlah debitur mencapai 37 juta nasabah.

Terbukanya akses keuangan bagi masyarakat dan UMKM tidak terlepas dari kemampuan BRI dalam menjalankan konsep branchless banking melalui kehadiran AgenBRILink, yang jumlahnya mencapai 741 ribu agen per akhir tahun lalu.

“Volume transaksi (AgenBRILink) Rp1.427 triliun. Bisa dibayangkan. Kemudian BRI dapet fee berapa? Ini kan perusahan terbuka, jadi saya buka BRI dapet fee sekitar Rp1,3 triliun. Tapi agen itu terima 2 kali lipat. Warung-warung itu terima tidak kurang dari Rp3 triliun setiap tahun,” ungkap Sunarso.

Sunarso juga mengungkapkan, bahwa UMKM telah menjadi motor perekonomian Indonesia untuk naik kelas. Dia menjabarkan, dalam kurun 1993-2019 Indonesia mampu keluar dari low income country menjadi middle income country karena digerakkan oleh segmen UMKM.

Kemampuan BRI untuk melayani dan memberikan akses keuangan kepada UMKM pun mendapat apresiasi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Terlebih, dengan adanya BRI Microfinance Outlook 2024 yang diharapkan bisa memberikan terobosan dalam ide dan inovasi untuk mengembangkan dan meningkatkan pembiayaan UMKM.

“Saya senang forum ini karena tidak hanya munculkan ide baru tapi juga untuk evaluasi hal yang sudah kita lakukan. UMKM yang 29 juta yang belum dapat akses itu mereka akan jatuh pada mekanisme pasar biasa yaitu rentenir. Makanya kita harus terus jaga affordability begitu meraka punya akses (keuangan),” jelas Sri Mulyani.



Ide dan inovasi yang tercetus dalam forum BRI Microfinance Outlook 2024 salah satunya disampaikan oleh Peneliti Harvard Beatriz Armendariz. Dirinya menyebut, bahwa bank dengan segmen UMKM seperti BRI, harus lebih banyak memberikan pinjaman usaha kepada kaum perempuan.

Dia meyakini memberikan pinjaman usaha kepada perempuan akan bagus untuk ekonomi. Selain itu, dia mengatakan perempuan juga memiliki sejumlah kelebihan dibanding laki-laki, salah satunya adalah lebih taat membayar kredit.

"Saya percaya bahwa banyak lembaga keuangan mikro harus meminjamkan uang kepada perempuan, di BRI kita tahu 20% kliennya merupakan perempuan," kata Beatriz.

Sedangkan Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga mengungkapkan, bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, pengembangannya belum maksimal karena dibutuhkan keterampilan akan digitalisasi oleh para pelaku pasar.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1218 seconds (0.1#10.140)