Revolusi Industri 4.0 Tingkatkan Keahlian SDM Indonesia

Sabtu, 15 September 2018 - 21:24 WIB
Revolusi Industri 4.0 Tingkatkan Keahlian SDM Indonesia
Revolusi Industri 4.0 Tingkatkan Keahlian SDM Indonesia
A A A
JAKARTA - Dunia memasuki revolusi industri generasi ke empat alias Industri 4.0. Istilah ini pertama kali diangkat dalam Hannover Fair 2011 di Jerman. Dalam Industri 4.0, tren otomasi dan penggunaan komputerisasi pabrik menjadi utama. Pemerintahan Jokowi sendiri telah membuat peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk meningkatkan kemampuan SDM nasional untuk memenuhi kebutuhan dunia industri.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, dengan Industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia di sektor manufaktur untuk meningkatkan keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.

Untuk itu, diperlukan pelaksanaan program peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para tenaga kerja berdasarkan kebutuhan dunia industri saat ini.

"Di dalam roadmap Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritasnya peningkatan kualitas SDM. Sebab, talenta menjadi kunci atau faktor penting untuk kesuksesan implementasi industri 4.0," kata Airlangga di Jakarta, Sabtu (15/9/2018).

Merujuk arah peta jalan tersebut, Indonesia berencana merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada bidang Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics (STEAM). Selain itu, fokus meningkatkan kualitas unit pendidikan vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan politeknik.

"Kami meyakini generasi muda Indonesia merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan, sesuai dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia dalam 10 tahun ke depan," ujar Airlangga.

Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil langkah strategis untuk mengumpulkan bakat-bakat SDM yang dibutuhkan dalam membangun ekonomi digital.

Misalnya, Kementerian Perindustrian meluncurkan program pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara SMK dengan industri di berbagai daerah di Indonesia.

"Kemudian, kami sudah menjalin kerjasama dengan Swiss untuk pengembangan politeknik. Selain itu, menjalankan program silver expert dalam rangka melibatkan tenaga ahli dari sektor industri sebagai instruktur," tuturnya.

Bahkan, guna mendorong percepatan implementasi industri 4.0 di Indonesia, Kemenperin menggandeng lembaga riset terkemuka dari Jerman, Fraunhofer IPK.

"Kami akan melakukan kerjasama dalam upaya peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia," imbuhnya. Menperin pun menegaskan, upaya-upaya tersebut membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku industri dan pihak akademisi.

"Dari sisi pemerintah, akan memastikan melalui kebijakan yang memadai seperti pemberian insentif untuk investasi teknologi penerapan industri 4.0," jelasnya.

Sementara itu, pelaku industri perlu memanfaatkan teknologi terkini pada proses produksinya, baik itu melalui pengembangan sendiri atau kelompok yang dibentuk dengan perusahaan lain. Sedangkan, lembaga akademis harus mulai aktif melakukan kegiatan litbang yang berpotensi untuk memacu daya saing industri nasional.

Direktur Jenderal Direktorat Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, revolusi industri 4.0 yang tengah bergulir memberikan kesempatan bagi pengembangan dan penguatan industri nasional.

"Pada saat yang sama, revolusi industri 4.0 memberikan landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih kokoh dan berkelanjutan," tandasnya.

Untuk mendukung implementasi roadmap revolusi industri 4.0, lanjut Putu, Indonesia juga perlu mengakselerasi pembangunan infrastruktur digital. Beberapa caranya antara lain penguatan broadband speed dan kemampuan digital dengan melibatkan sektor publik dan sektor swasta untuk investasi pada platform digital.

Misalnya komputasi awan atau cloud computing, pusat data (data center), serta pengelolaan keamanan atau security management.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4056 seconds (0.1#10.140)