Rupiah Ditutup Kembali Terbebani ke Rp15.192/USD Saat Dolar Melesat

Kamis, 18 Oktober 2018 - 17:25 WIB
Rupiah Ditutup Kembali Terbebani ke Rp15.192/USD Saat Dolar Melesat
Rupiah Ditutup Kembali Terbebani ke Rp15.192/USD Saat Dolar Melesat
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore, Kamis (18/10/2018) ditutup kembali terbebani setelah kemarin sempat mencuatkan sinyal perbaikan. Tren pelemahan mata uang Indonesia mengiringi lesatan USD hingga menyentuh level tertinggi dalam satu pekan.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi perdagangan sore lesu ke level Rp15.192/USD dibandingkan penutupan sebelumnya Rp15.150/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp15.150 hingga Rp15.200/USD.

Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah akhir sesi juga tergelincir di posisi Rp15.205/USD untuk terus memperlihatkan sinyal kejatuhan dibandingkan sebelumnya. Posisi ini merosot tajam dibandingkan tengah pekan kemarin.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah dengan berada pada level Rp15.187/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah tidak lebih baik dari posisi perdagangan sebelumnya Rp15.178/USD.

Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat masih tak berdaya, pada perdagangan spot exchange menyusut ke level Rp15.194/USD dibandingkan kemarin Rp15.150/USD. Rupiah di perdagangan menjelang akhir pekan bergerak di kisaran Rp15.187-Rp15.195/USD.

Seperti dilansir Reuters, USD bergerak cepat melanjutkan tren lonjakan ke level tertinggi satu pekan terhadap para pesaingnya pada perdagangan, Kamis. Hal tersebut lantaran The Fed menebar optimistis bahwa pembuat kebijakan cenderung tetap pada tren menaikkan suku bunga beberapa kali lagi hingga akhir 2019, mendatang.

Sementara itu kenaikan suku bunga belum memainkan peran besar pada paruh pertama tahun ini dalam memprediksi tren mata uang karena kekhawatiran perang perdagangan telah mendominasi sentimen. Risalah dari pertemuan 25-26 September The Fed menunjukkan setiap pembuat kebijakan Fed mendukung untuk menaikkan suku bunga.

Pandangan tersebut bertolak belakang dengan Presiden AS Donald Trump yang mengungkapkan bahwa pengetatan sudah terlalu jauh. Terhadap enam mata uang utama lainnya, Dolar menguat untuk hari ketiga berturut-turut, dengan kenaikan sebesar 0,2% pada posisi 95,78.

Di sisi lain mata uang China diperdagangkan di pasar luar negeri mendekati level terendah tiga bulan terhadap dolar pada posisi 6,9385 yuan per dolar. Sedangjan Euro berpindah ke posisi 1,1497 terhadap USD pada hari Kamis, dimana perdagangan datar terhadap greenback, setelah kehilangan 0,65% pada hari Rabu.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7942 seconds (0.1#10.140)