Jurus Pj Gubernur Sumsel Kendalikan Inflasi hingga Penanganan Kemiskinan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni mengungkapkan strategi mengendalikan inflasi , penanganan kemiskinan ekstrem serta menekan angka stunting di daerahnya. Berbagai kolaborasi dengan instansi swasta, BUMN/BUMD, stakeholder terkait terus digencarkan. Hal ini tentunya sebagai bukti nyata komitmennya dalam membangun Sumsel menjadi lebih maju kedepannya juga menjamin kesejahteraan masyarakat Sumsel.
“Kami melaunching berbagai Gerakan Serentak bertujuan untuk memaksimalkan berbagai hasil pembangunan di wilayah Sumatera Selatan tanpa terkecuali,” kata Fatoni dalam keterangan tertulis, Minggu (31/3/2024).
Pemprov Sumsel memiliki Gerakan Pasar Murah Serentak se-Sumsel yang tersebar di 19 titik se-Sumsel, baik itu pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari dalam sepekan, yaitu hari Senin, Selasa dan Kamis.
Pemprov Sumsel juga memiliki Gerakan Inflasi Serentak se-Sumsel guna meningkatkan efektivitas koordinasi agar lebih maksimal. Kedua Gerakan Serentak tersebut dilaunching langsung oleh Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni pada Senin (29/1) lalu.
“Ini sudah dilaksanakan dari tahun lalu dan akan kita teruskan setiap hari Senin, Selasa dan Kamis. Jadi silakan kepada seluruh masyarakat setiap Senin, Selasa dan Kamis silakan datang ke pasar murah yang digelar Provinsi, Kabupaten/Kota serentak. Jadi semua harganya murah karena disubsidi,” jelas Fatoni.
Tak berhenti sampai di situ, Pemprov Sumsel juga melaunching tiga Gerakan Serentak lainnya pada Rabu (21/2) lalu. Di antaranya, Gerakan Bedah Rumah Secara Serentak se-Sumatera Selatan (GBRSS) yang akan direalisasikan pada 8.391 rumah yang sudah tak layak huni.
Angka tersebut masih bisa bertambah seiring dengan program dari dana desa juga Baznas Provinsi dan Kabupaten/Kota serta CSR Perusahaan Swasta sehingga bisa mencapai 13 ribu rumah lebih yang akan dibedah.
Kemudian, Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se-Sumatera Selatan (GPSSS) yang direncanakan akan membangun sanitasi sebanyak 6.984 rumah warga. Selanjutnya juga ada Gerakan Penanganan Stunting se-Sumatera Selatan (GPStSS), saat ini tercatat 33,64% anak yang dibantu melalui program Bunda Ayah Asuh Stunting (BAAS) tentunya juga tersebar di 17 Kabupaten/Kota se-Sumsel.
“Untuk Gerakan Bedah Rumah Secara Serentak se-Sumatera Selatan, Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se-Sumatera Selatan dan Gerakan Penanganan Stunting se-Sumatera Selatan ini kami launching bersama Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat Tri Tito Karnavian yang sangat peduli dengan persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem,” jelas Fatoni.
Selanjutnya, Pemprov Sumsel juga memiliki Gerakan Sumatera Selatan Mandiri Pangan (GSMP). Melalui gerakan ini, kami mengajak masyarakat untuk mau memulai menanam bahan pokok seperti bawang merah dan cabai pada pekarangan rumah masing-masing.
“Gerakan ini juga sebagai upaya dalam merubah pola pikir masyarakat dari konsumen menjadi produsen melalui bantuan bibit hortikultura, ternak dan perikanan,” kata Fatoni.
“Provinsi Sumsel juga telah dilaksanakan perluasan program melalui GSMP Goes to Scool and Goes to Office. Program ini juga bekerjasama dengan TP PKK Sumsel. PKK adalah salah satu dari stakeholder yang mendukung pelaksanaan GSMP selain dari Pemerintah/OPD, bisnis, organisasi, sampai dengan karang taruna. Sudah banyak yang dilakukan oleh PKK antara lain melakukan sosialisasi, edukasi, dan pelatihan kepada PKK Kabupaten/Kota sampai ke desa dengan memberikan bantuan benih dan lain-lain pada event-event kegiatan PKK,” sambungnya.
TP PKK Provinsi Sumsel bekerjasama dengan sekolah-sekolah, TP PKK Kabupaten/Kota dan seluruh OPD yang ada di provinsi Sumatera Selatan untuk memasifkan GSMP dan mendukung GSMP Goes to School dan GSMP Goes to Office.Terakhir, Pemprov Sumsel memiliki program Gerakan Sumatera Selatan Mandiri Energi Serentak se-Sumsel. Program ini merupakan kolaborasi antara BUMN dengan BUMD untuk kemandirian energi di Sumatera Selatan.
“Gerakan ini diharapkan dapat mendukung penurunan angka kemiskinan, angka stunting, menjaga kestabilan inflasi dan meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat sumsel sehingga hidup sehat, aktif dan produktif,” ucap Fatoni.
“Kami melaunching berbagai Gerakan Serentak bertujuan untuk memaksimalkan berbagai hasil pembangunan di wilayah Sumatera Selatan tanpa terkecuali,” kata Fatoni dalam keterangan tertulis, Minggu (31/3/2024).
Pemprov Sumsel memiliki Gerakan Pasar Murah Serentak se-Sumsel yang tersebar di 19 titik se-Sumsel, baik itu pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari dalam sepekan, yaitu hari Senin, Selasa dan Kamis.
Pemprov Sumsel juga memiliki Gerakan Inflasi Serentak se-Sumsel guna meningkatkan efektivitas koordinasi agar lebih maksimal. Kedua Gerakan Serentak tersebut dilaunching langsung oleh Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni pada Senin (29/1) lalu.
“Ini sudah dilaksanakan dari tahun lalu dan akan kita teruskan setiap hari Senin, Selasa dan Kamis. Jadi silakan kepada seluruh masyarakat setiap Senin, Selasa dan Kamis silakan datang ke pasar murah yang digelar Provinsi, Kabupaten/Kota serentak. Jadi semua harganya murah karena disubsidi,” jelas Fatoni.
Tak berhenti sampai di situ, Pemprov Sumsel juga melaunching tiga Gerakan Serentak lainnya pada Rabu (21/2) lalu. Di antaranya, Gerakan Bedah Rumah Secara Serentak se-Sumatera Selatan (GBRSS) yang akan direalisasikan pada 8.391 rumah yang sudah tak layak huni.
Angka tersebut masih bisa bertambah seiring dengan program dari dana desa juga Baznas Provinsi dan Kabupaten/Kota serta CSR Perusahaan Swasta sehingga bisa mencapai 13 ribu rumah lebih yang akan dibedah.
Kemudian, Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se-Sumatera Selatan (GPSSS) yang direncanakan akan membangun sanitasi sebanyak 6.984 rumah warga. Selanjutnya juga ada Gerakan Penanganan Stunting se-Sumatera Selatan (GPStSS), saat ini tercatat 33,64% anak yang dibantu melalui program Bunda Ayah Asuh Stunting (BAAS) tentunya juga tersebar di 17 Kabupaten/Kota se-Sumsel.
“Untuk Gerakan Bedah Rumah Secara Serentak se-Sumatera Selatan, Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se-Sumatera Selatan dan Gerakan Penanganan Stunting se-Sumatera Selatan ini kami launching bersama Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat Tri Tito Karnavian yang sangat peduli dengan persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem,” jelas Fatoni.
Selanjutnya, Pemprov Sumsel juga memiliki Gerakan Sumatera Selatan Mandiri Pangan (GSMP). Melalui gerakan ini, kami mengajak masyarakat untuk mau memulai menanam bahan pokok seperti bawang merah dan cabai pada pekarangan rumah masing-masing.
“Gerakan ini juga sebagai upaya dalam merubah pola pikir masyarakat dari konsumen menjadi produsen melalui bantuan bibit hortikultura, ternak dan perikanan,” kata Fatoni.
“Provinsi Sumsel juga telah dilaksanakan perluasan program melalui GSMP Goes to Scool and Goes to Office. Program ini juga bekerjasama dengan TP PKK Sumsel. PKK adalah salah satu dari stakeholder yang mendukung pelaksanaan GSMP selain dari Pemerintah/OPD, bisnis, organisasi, sampai dengan karang taruna. Sudah banyak yang dilakukan oleh PKK antara lain melakukan sosialisasi, edukasi, dan pelatihan kepada PKK Kabupaten/Kota sampai ke desa dengan memberikan bantuan benih dan lain-lain pada event-event kegiatan PKK,” sambungnya.
TP PKK Provinsi Sumsel bekerjasama dengan sekolah-sekolah, TP PKK Kabupaten/Kota dan seluruh OPD yang ada di provinsi Sumatera Selatan untuk memasifkan GSMP dan mendukung GSMP Goes to School dan GSMP Goes to Office.Terakhir, Pemprov Sumsel memiliki program Gerakan Sumatera Selatan Mandiri Energi Serentak se-Sumsel. Program ini merupakan kolaborasi antara BUMN dengan BUMD untuk kemandirian energi di Sumatera Selatan.
“Gerakan ini diharapkan dapat mendukung penurunan angka kemiskinan, angka stunting, menjaga kestabilan inflasi dan meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat sumsel sehingga hidup sehat, aktif dan produktif,” ucap Fatoni.
(nng)