Yummy, I-Fit Sereal Ikan Juarai Kompetisi I-PLAN Business Innovation Challenge
loading...
A
A
A
JAKARTA - Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), organisasi internasional berbasis di Swiss yang bertujuan untuk membantu mengurangi masalah malnutrisi, bersama Innovation Factory, pusat teknologi dan inovasi yang merupakan wadah untuk berbagai inisiatif inovasi di Indonesia, mengumumkan I-Fit Sereal Ikan sebagai juara I-PLAN Business Innovation Challenge dan berhak untuk memperoleh hadiah sebesar Rp100 juta.
Keputusan itu diambil setelah melalui penilaian pada final demo day yang merupakan tahapan akhir dari rangkaian kegiatan kompetisi yang telah berlangsung sejak Oktober 2019.
“Kami mengucapkan selamat kepada para grand finalis dan pemenang. Kami berharap ini menjadi awalan yang baik untuk semakin terciptanya inovasi-inovasi makanan sehat dan bergizi yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia,” ujar Country Director, Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia, Ravi K Menon, melalui keterangan tertulis, Minggu (16/8/2020). (Baca juga: Demi Ketahanan Pangan, Wakil Ketua DPR Minta Pemerintah Lakukan Ini )
Sebagai informasi, kompetisi ini bertujuan untuk mencari dan mendapatkan inovasi produk makanan lokal bergizi tinggi berbahan dasar ikan yang dapat membantu menurunkan resiko anemia dan stunting, serta memperkuat ketersediaan pangan di Indonesia.
Menurut Ravi, ajang kompetisi ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari startup, institusi, organisasi, asosiasi dan UMKM. Setelah melalui roadshow di empat kotak yakni Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Surabaya, total sebanyak 277 proposal diterima dan diseleksi secara ketat, sehingga diperoleh 10 finalis untuk tampil dalam final pitching day, lalu disaring lagi menjadi lima finalis utama untuk mengikuti final demo day.
Kelima finalis utama tersebut adalah Agus Heri Santoso dengan produk Biskuit Ikan Gabus Striata, Imelda Delfina Sibarani dengan produk I-Fit Sereal Ikan, David Giamatri Gunawan dengan produk Uni Urchin, Kikis Rochana Handayani dengan produk Hokky Mie, dan Noer Laily dengan produk Purulla.
Ravi menjelaskan, selama persiapan menuju final demo day, kelima finalis telah mengikuti program pelatihan secara eksklusif dari GAIN, Ultra Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu pelatihan (bootcamp) dan pendampingan. (Baca juga: Terungkap! Alokasi Buat Bayar BPJS Kesehatan Tahun Depan Capai Rp48,8 Triliun )
“Pada tahap bootcamp para finalis diajarkan untuk mempersiapkan produk dan usaha sehingga dapat melakukan penetrasi pasar dengan mengembangkan teknik produksi, distribusi, dan pemasaran,” ungkapnya.
Setelah itu, lanjut dia, kelima finalis utama mengikuti program pendampingan, dimana mereka mendapatkan kesempatan untuk mematangkan model bisnis dan strategi pemasaran mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan dana pengembangan senilai total Rp1 Miliar dan pendistribusian produk pada gerai-gerai ternama di Indonesia.
“Kami bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga seluruh rangkaian kegiatan I-PLAN Business Innovation Challenge dapat terselenggara dengan baik,” tuturnya.
Dia menambahkan, kompetisi tingkat nasional yang telah digelar dua kali itu turut diinisiasi oleh Kemenkes, KKP, serta Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia.
Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes Dhian Proboyekti menilai bahwa status gizi masyarakat mengalami perbaikan namun masih di atas ambang batas masalah kesehatan sehingga ini tetap jadi tantangan yang perlu mendapat perhatian.
Dia menyebut penyebab masalah gizi multifaktorial dan penanganannya tentu perlu keikutsertaan semua sektor. Pada tingkat masyarakat terkait konsumsi makanan sebagai penyebab langsung, ungkapnya, masih banyak yang belum memahami mengenai pentingnya gizi yang terkandung di dalam makanan, serta pilihan makanan siap saji atau siap masak yang mengandung gizi baik masih relatif terbatas didapatkan atau relatif mahal.
“Melalui I-PLAN Business Innovation Challenge, kami dapat menghadirkan inovasi produk makanan olahan dari kekayaan sumber laut Indonesia yang bergizi, lezat, dengan harga terjangkau dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” tukasnya.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 267 juta jiwa atau terbesar keempat di dunia, Indonesia telah berhasil melakukan pembangunan di berbagai sektor. Namun, negeri ini masih menghadapi berbagai kendala, termasuk masalah dalam bidang gizi.
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2018, 1 dari 3 balita di Indonesia mengalami stunting. Riset juga menjelaskan bahwa 48,9% ibu hamil di Indonesia menderita anemia, tertinggi di dunia.
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu KKP Trisna Ningsih mengatakan, sebagai negara maritim, Indonesia diberkahi dengan tersedianya berbagai sumber daya yang dapat menjadi bahan dasar produk makanan. (Baca juga: 5 Sumber Gula dalam Makanan yang Tak Disadari Bikin Bobot Naik )
“Kami yakin I-PLAN Business Innovation Challenge akan semakin mendorong inovator makanan untuk menciptakan berbagai macam produk makanan bergizi, khususnya makanan berbahan dasar produk perairan diperlukan diversifikasi produk olahan pangan terutama dari ikan, baik air laut, maupun air tawar. Hal ini tentu akan memberikan kontribusi positif pada upaya negara untuk meningkatkan status gizi masyarakat serta dapat memperkuat ketersediaan pangan,” paparnya.
Lihat Juga: Hadir di Food Ingredients Asia 2024, LNK Perkuat Komitmen untuk Dukung Tren Bahan Pangan Sehat
Keputusan itu diambil setelah melalui penilaian pada final demo day yang merupakan tahapan akhir dari rangkaian kegiatan kompetisi yang telah berlangsung sejak Oktober 2019.
“Kami mengucapkan selamat kepada para grand finalis dan pemenang. Kami berharap ini menjadi awalan yang baik untuk semakin terciptanya inovasi-inovasi makanan sehat dan bergizi yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia,” ujar Country Director, Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia, Ravi K Menon, melalui keterangan tertulis, Minggu (16/8/2020). (Baca juga: Demi Ketahanan Pangan, Wakil Ketua DPR Minta Pemerintah Lakukan Ini )
Sebagai informasi, kompetisi ini bertujuan untuk mencari dan mendapatkan inovasi produk makanan lokal bergizi tinggi berbahan dasar ikan yang dapat membantu menurunkan resiko anemia dan stunting, serta memperkuat ketersediaan pangan di Indonesia.
Menurut Ravi, ajang kompetisi ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari startup, institusi, organisasi, asosiasi dan UMKM. Setelah melalui roadshow di empat kotak yakni Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Surabaya, total sebanyak 277 proposal diterima dan diseleksi secara ketat, sehingga diperoleh 10 finalis untuk tampil dalam final pitching day, lalu disaring lagi menjadi lima finalis utama untuk mengikuti final demo day.
Kelima finalis utama tersebut adalah Agus Heri Santoso dengan produk Biskuit Ikan Gabus Striata, Imelda Delfina Sibarani dengan produk I-Fit Sereal Ikan, David Giamatri Gunawan dengan produk Uni Urchin, Kikis Rochana Handayani dengan produk Hokky Mie, dan Noer Laily dengan produk Purulla.
Ravi menjelaskan, selama persiapan menuju final demo day, kelima finalis telah mengikuti program pelatihan secara eksklusif dari GAIN, Ultra Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu pelatihan (bootcamp) dan pendampingan. (Baca juga: Terungkap! Alokasi Buat Bayar BPJS Kesehatan Tahun Depan Capai Rp48,8 Triliun )
“Pada tahap bootcamp para finalis diajarkan untuk mempersiapkan produk dan usaha sehingga dapat melakukan penetrasi pasar dengan mengembangkan teknik produksi, distribusi, dan pemasaran,” ungkapnya.
Setelah itu, lanjut dia, kelima finalis utama mengikuti program pendampingan, dimana mereka mendapatkan kesempatan untuk mematangkan model bisnis dan strategi pemasaran mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan dana pengembangan senilai total Rp1 Miliar dan pendistribusian produk pada gerai-gerai ternama di Indonesia.
“Kami bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga seluruh rangkaian kegiatan I-PLAN Business Innovation Challenge dapat terselenggara dengan baik,” tuturnya.
Dia menambahkan, kompetisi tingkat nasional yang telah digelar dua kali itu turut diinisiasi oleh Kemenkes, KKP, serta Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia.
Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes Dhian Proboyekti menilai bahwa status gizi masyarakat mengalami perbaikan namun masih di atas ambang batas masalah kesehatan sehingga ini tetap jadi tantangan yang perlu mendapat perhatian.
Dia menyebut penyebab masalah gizi multifaktorial dan penanganannya tentu perlu keikutsertaan semua sektor. Pada tingkat masyarakat terkait konsumsi makanan sebagai penyebab langsung, ungkapnya, masih banyak yang belum memahami mengenai pentingnya gizi yang terkandung di dalam makanan, serta pilihan makanan siap saji atau siap masak yang mengandung gizi baik masih relatif terbatas didapatkan atau relatif mahal.
“Melalui I-PLAN Business Innovation Challenge, kami dapat menghadirkan inovasi produk makanan olahan dari kekayaan sumber laut Indonesia yang bergizi, lezat, dengan harga terjangkau dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” tukasnya.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 267 juta jiwa atau terbesar keempat di dunia, Indonesia telah berhasil melakukan pembangunan di berbagai sektor. Namun, negeri ini masih menghadapi berbagai kendala, termasuk masalah dalam bidang gizi.
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2018, 1 dari 3 balita di Indonesia mengalami stunting. Riset juga menjelaskan bahwa 48,9% ibu hamil di Indonesia menderita anemia, tertinggi di dunia.
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu KKP Trisna Ningsih mengatakan, sebagai negara maritim, Indonesia diberkahi dengan tersedianya berbagai sumber daya yang dapat menjadi bahan dasar produk makanan. (Baca juga: 5 Sumber Gula dalam Makanan yang Tak Disadari Bikin Bobot Naik )
“Kami yakin I-PLAN Business Innovation Challenge akan semakin mendorong inovator makanan untuk menciptakan berbagai macam produk makanan bergizi, khususnya makanan berbahan dasar produk perairan diperlukan diversifikasi produk olahan pangan terutama dari ikan, baik air laut, maupun air tawar. Hal ini tentu akan memberikan kontribusi positif pada upaya negara untuk meningkatkan status gizi masyarakat serta dapat memperkuat ketersediaan pangan,” paparnya.
Lihat Juga: Hadir di Food Ingredients Asia 2024, LNK Perkuat Komitmen untuk Dukung Tren Bahan Pangan Sehat
(ind)