Tak Peduli Boikot, McDonald's Akan Selamatkan 225 Gerainya di Israel

Sabtu, 06 April 2024 - 11:00 WIB
loading...
Tak Peduli Boikot, McDonalds Akan Selamatkan 225 Gerainya di Israel
McDonalds mengumumkan bahwa mereka akan membeli kembali semua restorannya di Israel yang penjualannya anjlok akibat boikot. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - McDonald's telah mengumumkan bahwa mereka akan membeli kembali semua restorannya di Israel setelah penjualan di wilayah tersebut anjlok akibat boikot. Penjualan restoran cepat saji tersebut terdampak aksi boikot karena dianggap mendukung Negara Yahudi dalam konflik Gaza yang sedang berlangsung.

Jaringan burger populer ini menggunakan sistem waralaba di mana masing-masing operator diberi lisensi untuk menjalankan gerai dan mempekerjakan staf. Selama lebih dari 30 tahun, semua restoran McDonald’s di Israel dijalankan oleh perusahaan Alonyal.



Mengutip Russia Today, Sabtu (6/4/2024), dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Kamis (4/4), McDonald’s menyatakan pihaknya tetap "berkomitmen terhadap pasar Israel dan untuk memastikan pengalaman positif bagi karyawan dan pelanggan di pasar tersebut di masa depan."

Perusahaan mengatakan akan membeli seluruh 225 gerai dari Alonyal dan 5.000 karyawannya, serta restoran dan operasinya di Israel, akan dipertahankan dengan persyaratan yang setara. Tidak ada persyaratan penjualan lainnya yang terungkap.

McDonald's menghadapi kritik luas setelah restoran-restorannya di Israel terekam memberikan ribuan makanan gratis kepada personel militer Israel. Kemarahan tersebut mengakibatkan boikot spontan dari konsumen di Timur Tengah dan negara mayoritas Muslim lainnya seperti Pakistan, Malaysia, dan Arab Saudi.

Akibatnya, pendapatan perusahaan pada kuartal keempat jauh di bawah ekspektasi pasar. CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengatakan perusahaannya menyaksikan "dampak bisnis yang berarti."



Merek-merek Barat lainnya, seperti KFC, Starbucks, dan Unilever, juga menghadapi reaksi keras atas persepsi mereka terhadap konflik Israel-Palestina dan melaporkan kerugian finansial pada kuartal keempat tahun 2023. Di Pakistan, pengunjuk rasa anti-Israel membakar sebuah restoran KFC minggu lalu.

Boikot terhadap merek-merek besar Barat terjadi setelah Israel melancarkan operasi militer di Gaza menyusul serangan militan Hamas ke bagian selatan negara itu pada Oktober lalu. Selama serangan itu, lebih dari 1.200 orang tewas dan sejumlah sandera disandera.

Kampanye Israel telah menyebabkan sedikitnya 33.000 warga Palestina tewas, dan lebih dari 75.000 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Pelapor Dewan Hak Asasi Manusia PBB Francesca Albanese menuduh Israel melakukan genosida di daerah kantong tersebut.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1530 seconds (0.1#10.140)