Harga Emas Dunia Meroket Dekati Rekor Tertinggi, meski The Fed Diragukan Pangkas Suku Bunga

Kamis, 11 April 2024 - 19:04 WIB
loading...
Harga Emas Dunia Meroket Dekati Rekor Tertinggi, meski The Fed Diragukan Pangkas Suku Bunga
Harga emas dunia terus bersinar terang di kalangan investor, bahkan ketika harapan pemangkasan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed meredup. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Harga emas dunia terus bersinar terang di kalangan investor, bahkan ketika harapan pemangkasan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed meredup. Harga emas di pasar spot meningkat jadi USD2,366.30 per ounce, untuk mendekati rekor tertinggi yang berarti harga emas dunia sudah naik lebih dari 14% sejak awal 2024.

"Momentum dasar yang kuat dengan buy-on-dip masih menjadi strategi yang berlaku di kalangan para pelaku pasar," kata Kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.



"Risiko geopolitik yang terkait dengan Rusia-Ukraina dan Timur Tengah masih memainkan peran pendukung, dan fokusnya berubah dari dampak negatif menjadi ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih rendah menuju lonjakan inflasi," tambahnya.

Daya Tarik Harga Emas

Emas secara tradisional dipandang sebagai investasi yang aman di masa-masa sulit, dan sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Logam mulia telah memecahkan rekor sejak pertengahan Februari, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga AS, ketegangan geopolitik dan kesengsaraan ekonomi China.



Pedagang berjangka menurunkan proyeksi soal seberapa besar Federal Reserve AS, bakal memangkas suku bunga tahun ini ke level terendah sejak Oktober. Suku bunga tinggi biasanya bakal membatasi daya tarik pemegang emas, meski sejauh ini logam mulia terus menjaga daya tariknya.

Para pelaku pasar masih menanti risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve AS untuk menjadi sinyal terbaru tentang arah suku bunga AS di masa depan. Sementara itu data terbaru ingkat inflasi Amerika Serikat (AS) mencapai 3,5 year-on-year (yoy) pada Maret 2024.

Angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 3,4% yoy, sekaligus memanas dari periode sebelumnya sebesar 3,2% yoy.

Beberapa bank sentral juga telah menambah cadangan emas mereka, dimana bank sentral China membeli emas untuk cadangannya selama 17 bulan berturut-turut di bulan Maret.

Kepala strategi pasar global di Invesco, Kristina Hooper mengatakan, kekhawatiran seputar utang AS dapat mendorong beberapa orang ke arah logam mulia.

"Lalu ada kekhawatiran tentang utang AS dan ketidaksinambungan jangka panjang dari situasi fiskal AS. Kondisi itu tampaknya telah menyebabkan beberapa bank sentral meningkatkan kepemilikan dengan mengorbankan US Treasuries," katanya.

Sementara itu analis di Bank of America mengatakan, dalam sebuah catatan bahwa emas bisa rally ke posisi USD3.000 per ounce pada tahun 2025.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2082 seconds (0.1#10.140)