Afrika Selatan Pastikan Mata Uang Bersama BRICS Terus Dikaji

Minggu, 28 April 2024 - 09:26 WIB
loading...
Afrika Selatan Pastikan...
Negara-negara anggota BRICS terus memformulasikan pembentukan mata uang bersama untuk menggantikan dolar AS. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Negara-negara anggota BRICS terus mendorong pembentukan mata uang bersama, sembari secara aktif mempromosikan penggunaan mata uang lokal untuk mengurangi risiko jika hanya mengandalkan dolar AS (USD).

Hal itu diungkapkan Duta Besar Afrika Selatan untuk China Siyabonga Cyprian Cwele kepada Global Times dalam sebuah wawancara di sela-sela resepsi yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Afrika Selatan di China, Jumat (26/4) lalu.



Cwele mengatakan, mengenai mata uang BRICS, gugus tugas yang dibentuk oleh para menteri keuangan negara-negara anggota akan mengadakan pertemuan pada bulan Mei. Dalam pertemuan itu akan digelar diskusi dengan fokus pada isu-isu utama, termasuk meningkatkan stabilitas sistem moneter dan keuangan internasional.

Cwele menekankan pentingnya mendukung penggunaan mata uang lokal dengan berbagi data keuangan terbuka, sambil melihat mata uang digital sebagai cara untuk mengeksplorasi mekanisme perdagangan dan penyelesaian yang beragam dan stabil guna mengurangi risiko seperti sanksi dengan hanya mengandalkan mata uang tunggal.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, Cwele mencatat bahwa BRICS mendukung teknologi, karena mengadaptasi teknologi baru dengan benar akan bermanfaat bagi semua orang.

Mengenai ekspansi BRICS, Cwele menyoroti pencapaian bermanfaat yang dicapai selama KTT BRICS pada tahun 2023, yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan. Para pemimpin BRICS pada pertemuan puncak sepakat untuk mengundang enam negara, termasuk Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, untuk bergabung dengan kelompok tersebut.

Cwele mencatat bahwa lebih dari 20 negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan kelompok ini karena mereka melihat aspek positif dari menjadi anggota BRICS, dan menambahkan bahwa anggota baru ini juga mewakili negara-negara besar di seluruh dunia.

Dia mengatakan bahwa diskusi mengenai perluasan terus berlanjut, karena para pejabat senior berupaya untuk membuat pedoman yang non-diskriminatif dengan kriteria yang meyakinkan yang mencakup karakter yang berbeda dan bukan hanya standar ekonomi.



Ketika tahun 2024 menandai dimulainya dekade baru Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) yang diusulkan China, Cwele menyoroti kerja sama yang sudah nyata di bidang infrastruktur, selain perusahaan-perusahaan China yang membantu Afrika Selatan mengatasi tantangan energi tahun lalu, memperkirakan kerja sama semakin diperkuat di tahun-tahun mendatang sambil menyelaraskan BRI dengan cetak biru pembangunan kontinental 50 tahun Uni Afrika, Agenda 2063.

China berperan penting dalam membantu menghubungkan negara-negara Afrika, kata Cwele, seraya menekankan bahwa pembangunan infrastruktur telah membantu meningkatkan perdagangan antarnegara-negara Afrika. Dia menekankan bahwa fitnah terhadap kerja sama China dengan Afrika seperti "jebakan utang" tidak berdasar, karena sebagian besar utang negara-negara Afrika tidak berasal dari China melainkan dari negara lain.

Sementara itu, pertukaran dan kerja sama bilateral China-Afrika Selatan terus meningkat. China tetap menjadi mitra dagang terbesar Afrika Selatan sejak tahun 2009, sementara Afrika Selatan telah menjadi mitra dagang terbesar China di Afrika sejak tahun 2010. Data resmi menunjukkan bahwa perdagangan bilateral tumbuh dari USD1 miliar pada tahun 1998 menjadi USD56 miliar pada tahun 2023.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1617 seconds (0.1#10.140)