Infosys Limited Bangkit dari Kebangkrutan

Jum'at, 11 Januari 2019 - 12:11 WIB
Infosys Limited Bangkit dari Kebangkrutan
Infosys Limited Bangkit dari Kebangkrutan
A A A
INDIA - Berawal dari perusahaan rintisan baru atau startup, Infosys Limited menjadi perusahaan teknologi informasi (TI) multinasional dengan pendapatan kedua terbesar di India dan ke-596 di dunia pada 2017.

Hingga September 2018, kapitalisasi pasarnya mencapai USD44,32 miliar dengan rating kredit A-Infosys didirikan oleh tujuh insinyur di Pune, India, dengan modal awal sekitar USD250 pada 1981. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Bisnisnya terdaftar dengan nama Infosys Consultants Private Limited pada 1981.

Dua tahun berlalu, kantor pusat perusahaan itu dipindah menuju Bengaluru, Karnataka. Ketujuh insinyur itu ialah Narayana Murthy, Nandan Nilekani, N. S. Raghavan, S. Gopalakrishnan, S. D. Shibulal, K. Dinesh, dan Ashok Arora. Mereka tidak pindah menuju Bengaluru secara bersamaan.

Narayana merupakan orang pertama yang meninggalkan Pune. Disusul Nilekani dan istrinya. Lalu sisanya tim Infosys. Setiap insinyur Infosys memiliki keahlian dan kelebihan masing-masing. Kendati begitu, mereka bekerja dalam satu misi dan visi.

Guna meminimalisasi persengketaan, mereka sepakat melarang istri turut campur dalam bisnis. Selain itu, mereka ingin istri mereka fokus mengurus rumah tangga dan merawat anak di rumah. Ketujuh insinyur itu juga sepakat menetapkan batas pensiun di usia 65 tahun.

Tujuannya agar generasi muda penerus Infosys dapat memiliki kesempatan untuk mencapai posisi tertinggi. Mereka juga menghindari nepotisme, termasuk terhadap anak sendiri, sehingga di tempat kerja tidak terjadi diskriminasi.

Meski direncanakan dengan matang dan ditopang prinsip yang kuat, bisnis Infosys tidak lancar. Pada periode awal, mereka harus berjuang membangun kepercayaan dan reputasi. Target mereka juga sangat tinggi, yakni memberikan dampak besar terhadap pasar Amerika Serikat (AS), negara dengan teknologi tinggi di dunia. Setelah melakukan pengorbanan selama delapan tahun, ketujuh insinyur Infosys tidak sampai di tempat tujuan, pun di titik cerah.

Mereka tidak memperoleh apapun. Mereka tersesat, kebingungan, dan tertekan, karena teman-teman kuliah mereka dulu sudah sukses di tempat lain mulai dari memiliki mobil hingga rumah. Sekitar tahun 1980-an, Infosys untuk pertama kali melakukan joint venture dengan Kurt Slamon Associates.

Namun, program itu memiliki umur pendek dan ambruk pada 1989. Dengan kegagalan bertubi-tubi, insinyur Infosys putus asa di depan kebangkrutan. Bahkan salah satu pendirinya menjual sahamnya. Situasinya kian suram karena tidak ada satu pun yang tahu harus berbuat apa. Narayana menegaskan kepada teman-temannya, jika mereka ingin pergi, mereka dapat melakukannya dengan lapang dada. Dia juga meminta agar saham mereka dijual ke pa danya karena dia akan tetap meng operasikan Infosys sampai akhir.

Namun, mereka memutuskan tetap berada di Infosys dan menjalankan bisnis seperti biasanya, meski prospeknya tampak suram. Saat itu, mereka membagi tugas mulai dari perekrutan bakat muda, pemasaran, hingga pengawasan kualitas. Bisnis mereka mulai menemui titik cerah ketika India alami liberalisasi.

Para insinyur Infosys meyakini citra merupakan segalanya. Mereka pun membangun kan tor besar kelas dunia sehingga setiap klien atau pengunjung merasa berada di kantor global. Seiring dengan tumbuhnya pendapatan perusahaan, para pendiri Infosys mewariskan harta dan ilmu pada sebagian masyarakat India. Pada 1993, Infosys mengambil langkah IPO.

Selain itu, perusahaan juga memutuskan membagi ekuitas dengan para karyawan. Hal itu diambil untuk menjaga para bakat muda Infosys dan memberikan rasa memiliki. Dalam dua tahun ke depan, Infosys membuka pusat pengembangan di Fremont, Toronto, dan Inggris.

Mendekati tahun 1999, Infosys terdaftar di NASDAQ dan dikenal sebagai bagian dari 20 perusahaan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. Capaian itu terjadi ketika Infosys memulai eks pansi ke seluruh dunia dan membuka kantor baru di Jerman, Swedia, Belgia, Australia, dan dua pusat pengembangan di AS. Memasuki abad ke-20, Infosys tumbuh cepat. Asetnya pada 2005 mencapai USD60 miliar.

Klien Infosys juga mencapai ribuan dan tersebar di 50 negara. Infosys merupakan perusahaan IPO keenam terbesar di India dan memiliki 200.000 karyawan pada 2017. Nilai saham yang dimiliki karyawannya mencapai USD500 miliar. Sejak insepsi, Infosys juga melakukan banyak akuisisi, termasuk Expert Information Services (USD23 juta), McCamish Systems (USD38 juta), Portland Group (AUD37 juta), Lodestone Management Consultant (USD345 juta), dan lainnya. Akhir-akhir ini, Infosys juga berhasil mengakui sisi Panaya Inc dan Skava. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5179 seconds (0.1#10.140)