Naik 2 Persen, Blibli Raup Pendapatan Neto Rp3,9 T di Kuartal I 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau yang dikenal Blibli mencatatkan pertumbuhan pendapatan neto konsolidasi sebesar 2% secara year to year (YoY) menjadi Rp3,923 triliun untuk kuartal pertama tahun ini, dibandingkan Rp3,830 triliun pada kuartal pertama 2023.
Perusahaan menambahkan pertumbuhan pendapatan neto konsolidasi sebesar 2% (year on year/YoY) pada kuartal pertama 2024 dapat dicapai berkat pertumbuhan perseroan yang tetap selektif pada kategori-kategori dengan marjin relatif lebih tinggi, perputaran lebih cepat, dan strategis terhadap posisi kompetitifnya.
"Dengan melihat kuartal pertama tahun 2024, misi yang kami canangkan pada saat IPO, tidak hanya tetap konstan tetapi juga menjadi kekuatan pendorong di balik upaya kami untuk memperkuat posisi kami sebagai ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen dan institusi. Setiap langkah yang diambil dan setiap inovasi yang diperkenalkan bertujuan untuk mencapai misi yang teguh ini, yang semakin menegaskan komitmen kami terhadap pelanggan dan mitra kami," ujar CEO & Co-Founder, Kusumo Martanto.
Take Rate juga semakin meningkat dari 4,9% pada kuartal pertama 2023 menjadi 6,3% pada kuartal pertama 2024. Hal itu menghasilkan pertumbuhan laba bruto sebelum diskon (Gross Profit Before Discount/GPBD) sebesar 29% YoY.
Marjin bruto konsolidasi juga meningkat dari 15,1% pada kuartal pertama 2023 menjadi 18,9% pada kuartal pertama 2024. Struktur biaya juga semakin membaik, terlihat dari penurunan persentase beban operasional konsolidasi terhadap total processing value (TPV) dari 8,1% pada kuartal pertama 2023 menjadi 7,7% pada kuartal pertama 2024.
Kondisi itu menghasilkan peningkatan kinerja persentase laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization/EBITDA) terhadap TPV sebesar 140-bps, dari -4,6% pada kuartal pertama 2023 menjadi -3,2% pada kuartal pertama 2024.
Lebih lanjut diterangkan pada kuartal pertama tahun ini, belanja konsumen secara umum melemah dan usaha B2C melewatinya dengan strategi pertumbuhan kategori secara selektif. Termasuk di antaranya perluasan lebih lanjut dari titik-titik kontak dengan pelanggan secara fisik untuk memperkuat pendekatan omnichannel.
"Meskipun terdapat hambatan, pertumbuhan Laba Bruto kami terus berlanjut. Sementara itu, fokus strategis kami pada optimalisasi marjin, kepemimpinan biaya, dan keunggulan ekosistem telah mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi, sehingga mengurangi kerugian," bebernya.
Perusahaan menambahkan pertumbuhan pendapatan neto konsolidasi sebesar 2% (year on year/YoY) pada kuartal pertama 2024 dapat dicapai berkat pertumbuhan perseroan yang tetap selektif pada kategori-kategori dengan marjin relatif lebih tinggi, perputaran lebih cepat, dan strategis terhadap posisi kompetitifnya.
"Dengan melihat kuartal pertama tahun 2024, misi yang kami canangkan pada saat IPO, tidak hanya tetap konstan tetapi juga menjadi kekuatan pendorong di balik upaya kami untuk memperkuat posisi kami sebagai ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen dan institusi. Setiap langkah yang diambil dan setiap inovasi yang diperkenalkan bertujuan untuk mencapai misi yang teguh ini, yang semakin menegaskan komitmen kami terhadap pelanggan dan mitra kami," ujar CEO & Co-Founder, Kusumo Martanto.
Take Rate juga semakin meningkat dari 4,9% pada kuartal pertama 2023 menjadi 6,3% pada kuartal pertama 2024. Hal itu menghasilkan pertumbuhan laba bruto sebelum diskon (Gross Profit Before Discount/GPBD) sebesar 29% YoY.
Marjin bruto konsolidasi juga meningkat dari 15,1% pada kuartal pertama 2023 menjadi 18,9% pada kuartal pertama 2024. Struktur biaya juga semakin membaik, terlihat dari penurunan persentase beban operasional konsolidasi terhadap total processing value (TPV) dari 8,1% pada kuartal pertama 2023 menjadi 7,7% pada kuartal pertama 2024.
Kondisi itu menghasilkan peningkatan kinerja persentase laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization/EBITDA) terhadap TPV sebesar 140-bps, dari -4,6% pada kuartal pertama 2023 menjadi -3,2% pada kuartal pertama 2024.
Lebih lanjut diterangkan pada kuartal pertama tahun ini, belanja konsumen secara umum melemah dan usaha B2C melewatinya dengan strategi pertumbuhan kategori secara selektif. Termasuk di antaranya perluasan lebih lanjut dari titik-titik kontak dengan pelanggan secara fisik untuk memperkuat pendekatan omnichannel.
"Meskipun terdapat hambatan, pertumbuhan Laba Bruto kami terus berlanjut. Sementara itu, fokus strategis kami pada optimalisasi marjin, kepemimpinan biaya, dan keunggulan ekosistem telah mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi, sehingga mengurangi kerugian," bebernya.