Membaca Arah Sektor Perbankan dengan Ditopang Bankir Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dengan lanskap layanan dan solusi perbankan yang saat ini bertransformasi ke digital , profesional muda yang fasih digital sangat dibutuhkan. Kehadiran bankir muda tersebut menjadi tulang punggung dari masa depan perbankan di dalam negeri.
Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda mengatakan, lanskap perbankan tidak banyak berubah secara garis besar karena memang pendapatan perbankan terbesar masih dari keuntungan kredit korporasi.Namun memang dalam hal transaksi keuangan hingga layanan kredit dalam jumlah yang relatif kecil ada perubahan dari layanan luring ke daring.
"Kehadiran gen milenial dan gen Z banyak mengubah mindset transaksi keuangan tersebut. Mulai dari pembayaran, transfer, hingga peminjaman dalam jumlah tertentu bisa dilakukan melalui aplikasi," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/5).
Pengembangan transaksi dari luring ke daring hanya mengubah cara transaksi perbankan yang lebih tech savvy sehingga relate ke gen milenial dan gen Z ke depan. Tech savvy ini nanti juga akan berkembang ke internal perusahaan dimana perbankan juga dituntut lebih flexible ke pengerjaan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Oleh sebab itu, hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi perbankan untuk beradaptasi, baik dalam hal memberikan pengalaman perbankan terbaik bagi Gen Z dan generasi milenial maupun menampung sebagian dari generasi tersebut sebagai karyawan.
"Nanti pengembangan seperti CS dan transaksi dilakukan melalui teknologi. Bankir muda dituntut bisa untuk menganalisis risiko, hingga kemampuan bayar melalui big data, bukan hanya dari riwayat transaksi keuangan semata," pungkasnya.
Nailul menambahkan, perbankan memang terus menerus melakukan adaptasi terhadap perkembangan digital. Dalam masa transisi tersebut, bank-bank masih mempelajari kebutuhan yang tepat untuk merekrut angkatan kerja muda.
Karena tren digitalisasi dengan adanya super apps menyebabkan banyak peran yang sudah bisa dilakukan secara digital ketimbang layanan konvensional. "Maka memang kemampuan digital dibutuhkan ke depan bagi SDM perbankan, terutama untuk menunjang tech savvy kaum muda ini," imbuhnya.
Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda mengatakan, lanskap perbankan tidak banyak berubah secara garis besar karena memang pendapatan perbankan terbesar masih dari keuntungan kredit korporasi.Namun memang dalam hal transaksi keuangan hingga layanan kredit dalam jumlah yang relatif kecil ada perubahan dari layanan luring ke daring.
"Kehadiran gen milenial dan gen Z banyak mengubah mindset transaksi keuangan tersebut. Mulai dari pembayaran, transfer, hingga peminjaman dalam jumlah tertentu bisa dilakukan melalui aplikasi," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/5).
Pengembangan transaksi dari luring ke daring hanya mengubah cara transaksi perbankan yang lebih tech savvy sehingga relate ke gen milenial dan gen Z ke depan. Tech savvy ini nanti juga akan berkembang ke internal perusahaan dimana perbankan juga dituntut lebih flexible ke pengerjaan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Oleh sebab itu, hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi perbankan untuk beradaptasi, baik dalam hal memberikan pengalaman perbankan terbaik bagi Gen Z dan generasi milenial maupun menampung sebagian dari generasi tersebut sebagai karyawan.
"Nanti pengembangan seperti CS dan transaksi dilakukan melalui teknologi. Bankir muda dituntut bisa untuk menganalisis risiko, hingga kemampuan bayar melalui big data, bukan hanya dari riwayat transaksi keuangan semata," pungkasnya.
Nailul menambahkan, perbankan memang terus menerus melakukan adaptasi terhadap perkembangan digital. Dalam masa transisi tersebut, bank-bank masih mempelajari kebutuhan yang tepat untuk merekrut angkatan kerja muda.
Karena tren digitalisasi dengan adanya super apps menyebabkan banyak peran yang sudah bisa dilakukan secara digital ketimbang layanan konvensional. "Maka memang kemampuan digital dibutuhkan ke depan bagi SDM perbankan, terutama untuk menunjang tech savvy kaum muda ini," imbuhnya.