Mantan Menkeu Peringatkan Sri Mulyani Soal Ancaman Ekonomi 2019

Selasa, 22 Januari 2019 - 14:39 WIB
Mantan Menkeu Peringatkan Sri Mulyani Soal Ancaman Ekonomi 2019
Mantan Menkeu Peringatkan Sri Mulyani Soal Ancaman Ekonomi 2019
A A A
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengakui bahwa saat ini gejolak perekonomian global yang terjadi akibat kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) akan sedikit mereda. Hal ini mengakibatkan arus modal (capital flow) akan kembali masuk ke negara berkembang (emerging market), seperti Indonesia.

Namun, kata dia, pemerintah juga tidak bisa bersantai di tahun ini dan perlu berhati-hati mengenai ancaman lain yang mungkin terjadi. Salah satunya, ancaman yang datang dari dalam negeri.

"Arus modal kelihatan akan masuk kembali ke emerging market termasuk Indonesia. Jadi kita bisa berharap rupiah stabil, pasar keuangan stabil. Namun ada hal pemerintah perlu hati-hati," katanya dalam sebuah diskusi bertajuk Forum A1 di Cikini, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Adapun ancaman yang dimaksud adalah kecenderungan harga kelapa sawit yang menurun sejak Agustus 2019 lalu. Selain itu, harga karet dan batu bara berkalori rendah juga mengalami penurunan.

Menurutnya, hal ini akan berpengaruh terhadap ekspor Indonesia yang masih didominasi oleh komoditas tersebut. "Ini akan berpengaruh ke ekspor kita, kemudian penerimaan pemerintah. Tugas bu Sri Mulyani tidak akan mudah karena penerimaan akan kena," imbuh dia.

Tak hanya berimbas ke keuangan negara, kata Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, dampak yang paling nyata dari melorotnya harga komoditas andalan Indonesia tersebut adalah daya beli masyarakat di Kalimantan dan Sulawesi yang memang mengandalkan kelapa sawit hingga karet untuk menghidupi keluarganya.

"Jadi antisipasi untuk daya beli tetap terjaga penting. Makanya bu Sri Mulyani mau nambah PKH (program keluarga harapan) 32% ya di budget. Tapi saya lihat walaupun ini terjadi, pertumbuhan ekonomi kita moreless kira-kira akan sama dalam kondisi sekarang, kalau itu sudah diantisipasi dengan baik dari sisi fiskal saya kira bisa dimanage. Karena 2018 itu jauh lebih berat," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1014 seconds (0.1#10.140)