China Akan Genjot Belanja Fiskal untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 23 Januari 2019 - 15:30 WIB
China Akan Genjot Belanja...
China Akan Genjot Belanja Fiskal untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
A A A
BEIJING - China akan meningkatkan belanja fiskalnya pada tahun ini untuk mendukung ekonominya, dengan fokus pada pemotongan pajak dan biaya lebih lanjut untuk perusahaan kecil.

Tekanan yang memuncak pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu mendorong pertumbuhan ekonomi tahun lalu ke level terendah sejak 1990, bahkan ketika Beijing meningkatkan langkah-langkah stimulus dan mendorong bank untuk menyalurkan kredit lebih banyak.

Para ekonom memprediksi pemerintah China akan mengungkapkan lebih banyak stimulus fiskal pada pertemuan tahunan parlemen Maret mendatang, termasuk pemotongan pajak yang lebih besar dan lebih banyak pengeluaran untuk proyek-proyek infrastruktur.

Li Dawei, seorang pejabat di Kementerian Keuangan China yang dikutip Reuters, Rabu (23/1/2019) mengungkapkan, pengeluaran fiskal negara itu naik 8,7% menjadi 22,1 triliun yuan (setara USD3,3 triliun) pada 2018. Sementara pendapatan meningkat 6,2% menjadi 18,3 triliun yuan.

Li menambahkan, China mencapai target pendapatan fiskalnya pada 2018 meskipun ada pemotongan pajak secara ekstensif tahun lalu. Beijing pada 2018 lalu diketahui memberikan pemotongan pajak dan biaya sekitar 1,3 triliun yuan.

Menteri Keuangan Liu Kun belum lama ini mengatakan bahwa China akan menurunkan pajak dan biaya lebih lanjut. Pemerintah China juga mempelajari rencana untuk mengurangi biaya jaminan sosial untuk meringankan beban perusahaan kecil.

Orang dalam di tingkat pengambilan kebijakan juga mengharapkan Beijing untuk memotong pajak pertambahan nilai, yang berkisar dari 6% untuk sektor jasa hingga 16% untuk produsen.

Janji pembuat kebijakan untuk pengurangan pajak yang lebih agresif pada 2019 telah menimbulkan ekspektasi bahwa rasio defisit anggaran tahunan bisa naik menjadi 3% dari produk domestik bruto (PDB).

Pemerintah China telah menurunkan target defisit 2018 menjadi 2,6% dari PDB dari 3% di tahun sebelumnya, yang merupakan pemangkasan pertama sejak 2012.

Para pejabat keuangan, berbicara kepada wartawan pada hari Rabu, tidak melaporkan ukuran defisit anggaran 2018.

Pejabat Kementerian Keuangan Hao Lei mengatakan, China akan secara tepat meningkatkan pengeluaran fiskal pada 2019. Terkait dengan itu, pertumbuhan pendapatan fiskal menurutnya diperkirakan melambat tahun ini.

Perlambatan ekonomi di China juga telah meningkatkan kekhawatiran naiknya utang pemerintah daerah saat mereka meningkatkan langkah-langkah untuk mendukung pertumbuhan.

Presiden China Xi Jinping mengatakan, negara itu harus waspada terhadap risiko "angsa hitam" sembari menangkis "badak abu abu". Risiko "angsa hitam" mengacu pada kejadian tak terduga yang biasanya memiliki konsekuensi ekstrem, sementara "badak abu-abu" adalah ancaman yang sangat jelas namun diabaikan.

Xi memperingatkan, pemerintah daerah dan organisasi negara harus menemukan keseimbangan antara menstabilkan pertumbuhan dan menangkis risiko, mengendalikan langkah dan intensitas kebijakan semacam itu.

Pertumbuhan ekonomi China menyentuh level terendah dalam 28 tahun. Terkait dengan itu, China akan lebih ketat guna membatasi risiko obligasi pemerintah daerah dan segala bentuk utang tersembunyi.

Utang pemerintah daerah yang beredar pada akhir 2018 mencapai 18,39 triliun yuan. Namun, Hao menambahkan, risiko utang pemerintah daerah tetap dapat dikelola secara keseluruhan.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5892 seconds (0.1#10.140)