Bangun Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terus berkarya membangun negeri melalui infrastruktur terbaiknya, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berdedikasi kepada negara dengan melanjutkan penugasan dari Pemerintah Indonesia untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765km, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dalam rangka pengembangan kawasan di Pulau Sumatra.
Jalan Tol Trans Sumatera sendiri merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu proyek-proyek infrastruktur dengan skala proyek bersifat strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah. Tidak hanya JTTS, pembangunan bendungan, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan Palapa Ring, merupakan usaha pemerintah untuk membangun infrastruktur tersebar di seluruh pelosok Indonesia, sehingga akan menggantikan Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan bahwa JTTS merupakan jaringan jalan tol terpanjang di Indonesia dari Banda Aceh hingga Lampung sepanjang 2.765 km yang terdiri dari 24 ruas jalan tol dan ditargetkan selesai pembangunan pada tahun 2024.
“Infrastruktur jalan menjadi porsi besar dalam PSN, untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan jalan. Saat ini Hutama Karya sedang melanjutkan pembangunan tol Trans Sumatera sepanjang ±771 km. Kami melaksanakannya dengan dedikasi yang tinggi karena kita tahu tujuan dari infrastruktur yang kita bangun ini untuk apa” jelas Budi.
Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa selain meneruskan pembangunan JTTS, Hutama Karya juga sudah mengoperasikan 368km ruas tol secara penuh, diantaranya ruas Medan Binjai Seksi 2 & 3 (17 Km), ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (140 Km), ruas Palembang – Indralaya (22 Km), dan ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km).
“Sebagian sudah selesai pembangunan dan beroperasi penuh sejak tahun 2017 yang lalu, dan sudah mulai mendukung proses industrialisasi sumber daya alam di Kawasan Sumatra.” jelasnya.
Pada tahun 2020 ini Hutama Karya juga menargetkan untuk mengoperasikan ruas PekanbaruDumai (131 km), ruas Banda Aceh-Sigli Seksi 4 (13,5 km) dan ruas Medan Binjai Seksi 1 (6 km). Dalam pembangunannya, PSN diharuskan mengutamakan penggunaan komponen dalam negeri, termasuk dalam pembangunan JTTS. Sejak dilakukan groundbreaking beberapa ruas
pertama hingga saat ini, Hutama Karya mempekerjakan tenaga kerja dan bahan baku lokal.
“Selain memang PSN ini diharuskan untuk mengutamakan tenaga kerja dan bahan baku lokal, ini juga merupakan wujud nasionalisme dan dedikasi Hutama Karya sebagai BUMN untuk mendukung produk lokal.” terang Budi.
Hingga saat ini, dalam pembangunan konstruksi JTTS sepanjang 368km yang telah beroperasi penuh, dibutuhkan tanah sebanyak 39.405.371 m3, besi sebanyak 90.682 ton, beton sebanyak 2.207.597 m3, pasir sebanyak 735.866 m3, batu pecah sebanyak 1.103.798 m3 dan semen sebanyak 757.063 ton. Selain itu, terdapat ribuan tenaga lokal yang dikerjakan dalam pembangunan ruas jalan tol.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa kehadiran JTTS di Sumatra perlu didukung, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai.
“Hadirnya infrastruktur jalan di Sumatra akan banyak memberikan dampak positif kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. Semua infrastruktur yang kita bangun merupakan wujud pengabdian dan loyalitas Hutama Karya kepada negeri dan masyarakat, ini persembahan kami untuk Indonesia Maju.” tutup Budi Harto Direktur Utama Hutama Karya.
Jalan Tol Trans Sumatera sendiri merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu proyek-proyek infrastruktur dengan skala proyek bersifat strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah. Tidak hanya JTTS, pembangunan bendungan, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan Palapa Ring, merupakan usaha pemerintah untuk membangun infrastruktur tersebar di seluruh pelosok Indonesia, sehingga akan menggantikan Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan bahwa JTTS merupakan jaringan jalan tol terpanjang di Indonesia dari Banda Aceh hingga Lampung sepanjang 2.765 km yang terdiri dari 24 ruas jalan tol dan ditargetkan selesai pembangunan pada tahun 2024.
“Infrastruktur jalan menjadi porsi besar dalam PSN, untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan jalan. Saat ini Hutama Karya sedang melanjutkan pembangunan tol Trans Sumatera sepanjang ±771 km. Kami melaksanakannya dengan dedikasi yang tinggi karena kita tahu tujuan dari infrastruktur yang kita bangun ini untuk apa” jelas Budi.
Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa selain meneruskan pembangunan JTTS, Hutama Karya juga sudah mengoperasikan 368km ruas tol secara penuh, diantaranya ruas Medan Binjai Seksi 2 & 3 (17 Km), ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (140 Km), ruas Palembang – Indralaya (22 Km), dan ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km).
“Sebagian sudah selesai pembangunan dan beroperasi penuh sejak tahun 2017 yang lalu, dan sudah mulai mendukung proses industrialisasi sumber daya alam di Kawasan Sumatra.” jelasnya.
Pada tahun 2020 ini Hutama Karya juga menargetkan untuk mengoperasikan ruas PekanbaruDumai (131 km), ruas Banda Aceh-Sigli Seksi 4 (13,5 km) dan ruas Medan Binjai Seksi 1 (6 km). Dalam pembangunannya, PSN diharuskan mengutamakan penggunaan komponen dalam negeri, termasuk dalam pembangunan JTTS. Sejak dilakukan groundbreaking beberapa ruas
pertama hingga saat ini, Hutama Karya mempekerjakan tenaga kerja dan bahan baku lokal.
“Selain memang PSN ini diharuskan untuk mengutamakan tenaga kerja dan bahan baku lokal, ini juga merupakan wujud nasionalisme dan dedikasi Hutama Karya sebagai BUMN untuk mendukung produk lokal.” terang Budi.
Hingga saat ini, dalam pembangunan konstruksi JTTS sepanjang 368km yang telah beroperasi penuh, dibutuhkan tanah sebanyak 39.405.371 m3, besi sebanyak 90.682 ton, beton sebanyak 2.207.597 m3, pasir sebanyak 735.866 m3, batu pecah sebanyak 1.103.798 m3 dan semen sebanyak 757.063 ton. Selain itu, terdapat ribuan tenaga lokal yang dikerjakan dalam pembangunan ruas jalan tol.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa kehadiran JTTS di Sumatra perlu didukung, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai.
“Hadirnya infrastruktur jalan di Sumatra akan banyak memberikan dampak positif kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. Semua infrastruktur yang kita bangun merupakan wujud pengabdian dan loyalitas Hutama Karya kepada negeri dan masyarakat, ini persembahan kami untuk Indonesia Maju.” tutup Budi Harto Direktur Utama Hutama Karya.
(srf)