Tekan Polusi Udara, Pemprov Jakarta Didorong Perbanyak Bus Listrik

Rabu, 15 Mei 2024 - 17:53 WIB
loading...
Tekan Polusi Udara,...
Warga menaiki bus listrik di Terminal Blok M, Jakarta, Kamis (24/8/2023). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Polusi udara di Jakarta yang kian memburuk menuai sorotan. Sarana transportasi umum menggunakan bahan bakar minyak (BBM) disebut menjadi salah satu penyebab memburuknya kualitas udara.

Pemprov Jakarta dan BUMD penyelenggara jasa angkutan umum didorong segera meremajakan armada bus berbahan bakar fosil menjadi armada berbasis tenaga listrik (electric vehicle/EV).

Ketua Komisi B DPRD Jakarta Ismail mengungkapkan, salah satu penyumbang polusi terbesar di Jakarta yaitu transportasi umum, terutama armada bus. Persoalan polusi udara di Jakarta yang sudah lama dan semakin mengkhawatirkan itu tentu berdampak pada kesehatan warga.

"Selama ini pemerintah memberikan subsidi BBM kepada operator angkutan umum. Nilai subsidinya tergolong besar mencapai Rp7 triliun per tahun," kata dia, di Jakarta, Rabu (15/5/2024).



Sayangnya, gas buang tersebut menghasilkan emisi karbon yang menimbulkan sejumlah penyakit, terutama penyakit saluran pernapasan. Selama ini, pemerintah juga memberikan subsidi kesehatan kepada masyarakat mencapai Rp12 triliun per tahun.

"Ini juga menjadi beban bagi pemerintah dalam memberikan subsidi kesehatan. Nilai subsidi kesehatan ini pun cukup fantastis, mencapai dua kali lipat yaitu Rp12 triliun per tahun," kata wakil rakyat dari PKS ini.

Mengutip data dari sejumlah penelitian, emisi gas buang dari kendaraan menjadi sumber terbesar polusi di Jakarta. Kontribusi emisi gas buang kendaraan terhada polusi udara pada musim kemarau mencapai 57%, sedangkan pada musim penghujan mencapai 47%.

Penelitian lain menunjukkan, kendaraan berat, seperti bus dan truk, menjadi penyumbang terbesar polusi udara akibat kendaraan di DKI Jakarta, yakni mencapai 32%. Penyumbang berikutnya adalah sepeda motor dan kendaraan light duty berbahan bakar diesel masing-masing 22%.

Di bidang kesehatan, polusi udara tercatat menjadi sumber penyakit penyebab kematian terbesar kelima di Indonesia, setelah tekanan darah tinggi, gula darah, merokok, dan obesitas.

Khusus penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), mencatat jumlah kasus yang cukup tinggi secara nasional, yakni mencapai 1,5-1,8 juta per tahun. Dalam hal ini, DKI Jakarta menjadi tiga besar provinsi dengan kasus ISPA terbanyak, bersama Jawa Barat dan Jawa Tengah.



Untuk itu, Ismail mendorong Pemprov Jakarta dan BUMD penyelenggara jasa angkutan umum untuk segera meremajakan armada bus berbahan bakar fosil menjadi armada berbasis tenaga listrik (electric vehicle/EV).

"Nah, siklus ini lah yang mau kita ubah. Kalau konteksnya terkait transportasi umum massal yang menjadi kontributor terhadap pencemaran udara dan memicu berbagai penyakit pernapasan di masyarakat, maka kita harus segerakan (armada bus) dikonversi menjadi EV," ujar Ismail.

"Ketika ada upaya penyediaan armada baru ke depan, maka kita sudah arahkan dikonversi kepada tenaga listrik. Jadi, ini hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan," imbuhnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1927 seconds (0.1#10.140)