Optimalisasi Irigasi Pertanian, Kunci Menjadi Lumbung Pangan 2045

Senin, 04 Maret 2019 - 22:01 WIB
Optimalisasi Irigasi Pertanian, Kunci Menjadi Lumbung Pangan 2045
Optimalisasi Irigasi Pertanian, Kunci Menjadi Lumbung Pangan 2045
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis Indonesia menjadi lumbung pangan pada 2045. Salah satunya upaya yang dilakukan untuk mencapainya dengan optimalisasi irigasi pertanian.

Salah satu jenis irigasi yang saat dikembangkan oleh Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan. Prinsip dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah mengambil air dari sumber (diverting), membawa/mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing), dan mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

"Tujuan dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak, meningkatkan intensitas pertanaman dan/atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi," jelas Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Senin (4/3/2019).

Dia menjelaskan, kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walupun posisi airnya di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah, karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

"Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi," ujarnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau. "Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produktivitas," katanya.

Desa Panggung, kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan merupakan salah satu lokasi yang diberi kegiatan pengembangan sistem irigasi pompa, demi terpenuhnya kebutuhan air yang akan digunakan sebagai hijauan makan ternak (HMT) dengan luas lahan kurang lebih 10 hektare dengan metode sprinkler.

Bantuan dari pemerintah berupa uang yang dikelola sendiri oleh kelompok tani. Kelompok Tani kemudian menggunakan untuk pembelian pompa dan perlengkapannya, pembangunan rumah pompa, bak tampungan air dan jaringan irigasi pipa.

Sebelumnya, para petani terkendala masalah air untuk minum, sanitasi ternak dan penyiraman HMT. "Dengan adanya bantuan ini, petani dapat memanjakan sapi mereka dan menghasilkan sapi potong yang cukup berbobot serta dapat berkontribusi kepada pemerintah demi tercapainya nawacita lumbung pangan dunia 2045," tuturnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5894 seconds (0.1#10.140)