Terbang ke China, Erick Thohir Mau Borong Vaksin Corona?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir terbang ke China guna memastikan bahwa vaksin Covid-19 masih tersedia. Erick didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi datang ke China atas suruhan Presiden Joko Widodo. Kepastian terkait ketersediaan vaksin tersebut menjadi agenda utama dalam pertemuan bilateral dengan State Councilor dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi di Sanya, Hainan, serta sejumlah perusahaan farmasi Tiongkok.
Adapun pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan daring bersama Menteri Luar Negeri Wang Yi pada akhir bulan Juli 2020. "Alhamdulillah pada hari ini kami mengadakan pertemuan dan negosiasi. Pembicaraan berlangsung sangat positif. Sinovac bahkan sudah menandatangani kerjasama transfer knowledge dengan Bio Farma," ujar Erick Thohir melalui keterangan resminya, Kamis (20/9/2020).
Erick menjelaskan bahwa penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac akan dimulai pada bulan November mendatang. Di kesempatan itu, Erick menyampaikan pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu, aman dan dengan harga yang terjangkau. Pihaknya juga melihat adanya komitmen kuat dari sejumlah industri farmasi Tiongkok untuk melakukan kerjasama vaksin dengan Indonesia. Selain pertemuan dengan Sinovac, Indonesia juga tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi Tiongkok lainnya, yaitu CanSino Biologics dan Sinopharm.
"Kerja sama ini tak sekadar transaksi dari sisi ekonomi, melainkan pula transfer teknologi maupun pengetahuan seperti yang sudah ditandatangani antara Sinovac dengan Bio Farma," katanya.
Erick menambahkan, Indonesia juga terus terbuka dan menjajaki kerjasama internasional lainnya untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif di Indonesia. Kerjasama internasional di bidang vaksin menjadi salah satu dari berbagai berbagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, diantaranya melakukan 3T (test, trace, treat), mendorong perubahan perilaku, menyiapkan kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin merah putih, dan terapi penyembuhan, hingga menyiapkan kapasitas produksi dan distribusi di dalam negeri untuk produksi dan vaksinasi massal.
"Kami di Komite memperbesar dan melakukan berbagai daya upaya untuk mengurangi penyebaran virus sambil terus membangun kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin Merah Putih dan terapi penyembuhan. Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit," tambah Erick.
Adapun pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan daring bersama Menteri Luar Negeri Wang Yi pada akhir bulan Juli 2020. "Alhamdulillah pada hari ini kami mengadakan pertemuan dan negosiasi. Pembicaraan berlangsung sangat positif. Sinovac bahkan sudah menandatangani kerjasama transfer knowledge dengan Bio Farma," ujar Erick Thohir melalui keterangan resminya, Kamis (20/9/2020).
Erick menjelaskan bahwa penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac akan dimulai pada bulan November mendatang. Di kesempatan itu, Erick menyampaikan pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu, aman dan dengan harga yang terjangkau. Pihaknya juga melihat adanya komitmen kuat dari sejumlah industri farmasi Tiongkok untuk melakukan kerjasama vaksin dengan Indonesia. Selain pertemuan dengan Sinovac, Indonesia juga tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi Tiongkok lainnya, yaitu CanSino Biologics dan Sinopharm.
"Kerja sama ini tak sekadar transaksi dari sisi ekonomi, melainkan pula transfer teknologi maupun pengetahuan seperti yang sudah ditandatangani antara Sinovac dengan Bio Farma," katanya.
Erick menambahkan, Indonesia juga terus terbuka dan menjajaki kerjasama internasional lainnya untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif di Indonesia. Kerjasama internasional di bidang vaksin menjadi salah satu dari berbagai berbagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, diantaranya melakukan 3T (test, trace, treat), mendorong perubahan perilaku, menyiapkan kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin merah putih, dan terapi penyembuhan, hingga menyiapkan kapasitas produksi dan distribusi di dalam negeri untuk produksi dan vaksinasi massal.
"Kami di Komite memperbesar dan melakukan berbagai daya upaya untuk mengurangi penyebaran virus sambil terus membangun kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin Merah Putih dan terapi penyembuhan. Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit," tambah Erick.
(nng)