Perjuangkan Komoditas Nasional, Wapres Apresiasi GAPKI

Selasa, 09 April 2019 - 23:35 WIB
Perjuangkan Komoditas Nasional, Wapres Apresiasi GAPKI
Perjuangkan Komoditas Nasional, Wapres Apresiasi GAPKI
A A A
JAKARTA - Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Namun demikian, perang dagang minyak nabati dunia menghadapkan sawit dengan hambatan-hambatan perdagangan di pasar global. Padahal, ekspor sawit ini menjadi salah satu sumber pendapatan negara terbesar serta menyerap tenaga kerja yang sangat tinggi di Indonesia.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, sawit merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan untuk memajukan Indonesia. Namun, upaya tersebut tidak akan tercapai jika tidak ada sinergi antara pemerintah dan pengusaha yakni dalam meningkatkan ekspor, produktivitas, juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla Saat memberikan sambutan acara penganugerahan Indonesia maju 2018-1019 yang diselenggarakan oleh harian Rakyat Merdeka dan Majalah Warta ekonomi di Hotel Pullman, Thamrin Jakarta, Senin (8/4).

"Dulu migas kita ekspor, sekarang kita impor. Kalau harga sawit turun, yang terkena dampak adalah petani-petani sawit kita. Maka yang bisa mengatasinya adalah entrepreneurship yang menguasai teknologi bersinergi dengan pemerintah," tegas Jusuf Kalla.

Pada kesempatan tersebut Jusuf Kalla menyerahkan Anugerah Indonesia Maju kategori Asosiasi Merah Putih kepada Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Joko Supriyono. Sebagai asosiasi, GAPKI dinilai telah berperan sebagai motor, akselerator dan inovator dalam memperjuangkan kelapa sawit yang merupakan komoditas nasional di pasar global.

Ketua umum GAPKI Joko Supriyono menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang telah diberikan Warta Ekonomi dan Rakyat merdeka. Joko bersyukur perjuangan GAPKI bersama dengan para petani dan tentunya pemerintah dalam memajukan industri sawit Indonesia serta melawan diskriminasi maupun kampanye negatif terhadap industri nasional ini mendapatkan apresiasi dan perhatian dari masyarakat dan pemerintah.

Penjurian ajang penganugerahan ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan riset dan seleksi, yaitu riset kualitatif (desk research), media monitoring serta penilaian dewan juri yang terdiri dari Suryopratomo (pers); Rhenald Kasali (akademisi/ekonom); dan Tjipta Lesmana (akademisi/pakar politik).

"Penghargaan diberikan kepada tokoh maupun institusi yang visioner dan memiliki komitmen memajukan indonesia melalui visi-visinya," kata salah seorang dewan juri Suryapratomo.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8525 seconds (0.1#10.140)