Demi Relokasi Pabrik Investor Asing ke Batang, BKPM: Lahan Disiapkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah terus digenjot demi memenuhi minat investor-investor yang akan membuka pabriknya di lokasi tersebut. Adapun, Tim Satuan Tugas Relokasi Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (Satgas BKPM) sudah membawa satu calon investor asal Korea Selatan yang siap menanamkan modalnya di Indonesia.
(Baca Juga: Tanah Gratis Selama 10 Tahun Jadi Karpet Merah Bagi Investor )
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman menyatakan, bahwa konsorsium pengelola KIT Batang yang terdiri atas PT Perkebunan Nasional IX (Persero) (PTPN IX), PT Pembangunan Perumahan (Persero) (PP), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) (KIW) dan perusahaan daerah, selalu berkoordinasi dengan BKPM terkait kemajuan persiapan lahan.
“Satu bulan sejak dikunjungi Presiden pada akhir Juni 2020, pembukaan lahan telah mencapai 25 hektare. Bila ada investor berkomitmen terhadap suatu lahan, maka pembangunan lahan tersebut dapat diprioritaskan,” ujar Ikmal di Jakarta, Jumat (21/8/2020).
Kebutuhan infrastruktur pendukung di dalam maupun di luar KIT Batang dikejar untuk segera diselesaikan. Menurut Ikmal, Pemerintah Kabupaten Batang dan konsorsium KIT Batang benar-benar bergerak cepat dan agresif mempercepat pembangunan tersebut. Salah satu yang dikebut yaitu pembangunan jalan penghubung dari jalur keluar (exit toll) ke KIT Batang dan jalan utama kawasan yang dimulai bulan Agustus 2020.
(Baca Juga: Tampung Relokasi Pabrik dari Investor Asing, Promo Gencar Kawasan Industri Batang )
“Dengan dukungan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemkab Batang dan konsorsium, jalur keluar (exit toll) sementara di kilometer 372 telah dibuat, sambil menunggu pembangunan jalur keluar permanen simpang susun pada bulan September 2020,” imbuh Ikmal.
Sementara fasilitas lainnya seperti jaringan pipa gas antara Cirebon-Semarang (Cisem) akan mulai konstruksinya pada akhir September 2020, dengan target penyelesaian dalam waktu 6-12 bulan. Diperkirakan aliran gas oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap didistribusikan pada akhir tahun 2021 atau awal 2022. Sementara itu suplai listrik di KIT Batang disiapkan dari PLTU Batang 2x1000 MW.
“Kami rencanakan kawasan ini siap dibangun oleh calon investor pada awal tahun 2021. Melihat dukungan pemerintah pusat dan pemda untuk mempercepat proses perizinan dan kesiapan konsorsium mengeksekusi di lapangan, kami optimistis target tersebut akan tercapai. Atau bahkan bisa lebih cepat,” kata Ikmal.
(Baca Juga: Masterplan Kawasan Industri Batang Dipastikan Selesai Pekan Ini )
Pembangunan KIT Batang dibagi ke dalam 2 tahap pengembangan. Tahap 1 adalah pengembangan 450 hektare lahan, kemudian tahap selanjutnya meliputi keseluruhan wilayah seluas 4.300 hektare. Untuk upaya percepatan ini, telah dibentuk tim kecil yang terdiri dari pihak pemerintah dan BUMN, di antaranya BKPM, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, BPJT Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Jasa Marga.
KIT Batang ditargetkan menjadi kawasan industri percontohan kerja sama antara pemerintah dengan BUMN, dengan konsep infrastruktur dasar dan pendukung disediakan oleh pemerintah. Infrastruktur meliputi akses jalan untuk tol dan non-tol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan.
(Baca Juga: Tanah Gratis Selama 10 Tahun Jadi Karpet Merah Bagi Investor )
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman menyatakan, bahwa konsorsium pengelola KIT Batang yang terdiri atas PT Perkebunan Nasional IX (Persero) (PTPN IX), PT Pembangunan Perumahan (Persero) (PP), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) (KIW) dan perusahaan daerah, selalu berkoordinasi dengan BKPM terkait kemajuan persiapan lahan.
“Satu bulan sejak dikunjungi Presiden pada akhir Juni 2020, pembukaan lahan telah mencapai 25 hektare. Bila ada investor berkomitmen terhadap suatu lahan, maka pembangunan lahan tersebut dapat diprioritaskan,” ujar Ikmal di Jakarta, Jumat (21/8/2020).
Kebutuhan infrastruktur pendukung di dalam maupun di luar KIT Batang dikejar untuk segera diselesaikan. Menurut Ikmal, Pemerintah Kabupaten Batang dan konsorsium KIT Batang benar-benar bergerak cepat dan agresif mempercepat pembangunan tersebut. Salah satu yang dikebut yaitu pembangunan jalan penghubung dari jalur keluar (exit toll) ke KIT Batang dan jalan utama kawasan yang dimulai bulan Agustus 2020.
(Baca Juga: Tampung Relokasi Pabrik dari Investor Asing, Promo Gencar Kawasan Industri Batang )
“Dengan dukungan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemkab Batang dan konsorsium, jalur keluar (exit toll) sementara di kilometer 372 telah dibuat, sambil menunggu pembangunan jalur keluar permanen simpang susun pada bulan September 2020,” imbuh Ikmal.
Sementara fasilitas lainnya seperti jaringan pipa gas antara Cirebon-Semarang (Cisem) akan mulai konstruksinya pada akhir September 2020, dengan target penyelesaian dalam waktu 6-12 bulan. Diperkirakan aliran gas oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap didistribusikan pada akhir tahun 2021 atau awal 2022. Sementara itu suplai listrik di KIT Batang disiapkan dari PLTU Batang 2x1000 MW.
“Kami rencanakan kawasan ini siap dibangun oleh calon investor pada awal tahun 2021. Melihat dukungan pemerintah pusat dan pemda untuk mempercepat proses perizinan dan kesiapan konsorsium mengeksekusi di lapangan, kami optimistis target tersebut akan tercapai. Atau bahkan bisa lebih cepat,” kata Ikmal.
(Baca Juga: Masterplan Kawasan Industri Batang Dipastikan Selesai Pekan Ini )
Pembangunan KIT Batang dibagi ke dalam 2 tahap pengembangan. Tahap 1 adalah pengembangan 450 hektare lahan, kemudian tahap selanjutnya meliputi keseluruhan wilayah seluas 4.300 hektare. Untuk upaya percepatan ini, telah dibentuk tim kecil yang terdiri dari pihak pemerintah dan BUMN, di antaranya BKPM, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, BPJT Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Jasa Marga.
KIT Batang ditargetkan menjadi kawasan industri percontohan kerja sama antara pemerintah dengan BUMN, dengan konsep infrastruktur dasar dan pendukung disediakan oleh pemerintah. Infrastruktur meliputi akses jalan untuk tol dan non-tol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan.
(akr)