PLN IP Manfaatkan Limbah Racik Uang Kertas untuk Cofiring PLTU Bengkayang

Sabtu, 22 Juni 2024 - 13:00 WIB
loading...
PLN IP Manfaatkan Limbah...
PLN IP melanjutkan program pemanfaatan biomassa limbah racik uang kertas sebagai bahan bakar pengganti batubara. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - PLN Indonesia Power ( PLN IP ) melanjutkan program pemanfaatan biomassa Limbah Racik Uang Kertas sebagai bahan bakar pengganti batubara untuk cofiring pada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang - PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.

Program yang sama sebelumnya telah diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Upaya substitusi batubara merupakan salah satu upaya PLN dalam mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan akan terus melakukan inovasi dalam menerapkan progam cofiring, yaitu memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, salah satunya adalah memanfaatkan limbah racik uang kertas.

"Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan limbah racik uang kertas yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan kini bermanfaat untuk dijadikan pengganti batu bara," kata Edwin dalam pernyataan tertulis, Minggu (22/6/2024).



Pemanfaatan limbah racik uang kertas tersebut merupakan wujud kolaborasi antara PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang bersama Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.

Kolaborasi ini diwujudkan dalam penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat tentang pemanfaatan LRUK sebagai Bahan Bakar Alternatif.

Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, bersamaan dengan kegiatan MoU juga dilaksanakan pengiriman perdana LRUK ke PLTU Bengkayang sebanyak 9 ton untuk ujicoba cofiring. Pemanfaatan biomassa dalam proses cofiring PLTU Bengkayang sampai dengan bulan Mei 2024 telah mencapai 4%. Sehingga diharapkan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan PLTU Bengkayang yang bisa dikolaborasikan dengan banyak pihak.

"Kebutuhan bahan baku cofiring PLTU Singkawang masih cukup besar. Pemanfaatan LRUK untuk bahan bakar energi alternatif PLTU sangat membutuhkan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak," tutur Slamet.

Slamet mengatakan cofiring dengan limbah racik uang kertas merupakan upaya pengurangan emisi dengan memanfaatkan EBT sebagai salah satu cara untuk mengakselerasi transisi energi dan dekarbonisasi nasional. Di sisi lain, pemanfaatan limbah racik uang kertas ini juga sebagai bentuk program Waste to Energy.

"Pemanfaatan limbah racik uang kertas sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan sekaligus mengatasi permasalahan sampah racik uang kertas telah menjadi salah satu jawaban dari kebutuhan EBT dan semangat zero waste," jelasnya.



Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar Nur Asyura Anggini Sari mengungkapkan, kolaborasi BI dengan PLN Indonesia Power ini merupakan wujud komitmen dalam mendukung transisi energi yang selaras dengan upaya pencapaian target NZE 2060.

"Pasokan limbah racik uang kertas untuk cofiring PLTU Bengkayang sebagai wujud sinergi Bank Indonesia dan PLN sebagai upaya pencapaian target NZE 2060," tutupnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1408 seconds (0.1#10.140)