OSS Permudah Investor Pariwisata Tanamkan Modal di Indonesia

Minggu, 05 Mei 2019 - 08:36 WIB
OSS Permudah Investor Pariwisata Tanamkan Modal di Indonesia
OSS Permudah Investor Pariwisata Tanamkan Modal di Indonesia
A A A
JAKARTA - Aplikasi Online Single Submission (OSS) terbukti mempermudah investor pariwisata untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga mendorong semakin lajunya sektor pariwisata Tanah Air.

Asisten Deputi Investasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Hengki Manurung mengatakan, aplikasi OSS menjadi jawaban serta pembuktian kepada pelaku usaha agar tidak lagi mendapatkan kesulitan dalam mengurus izin usahanya. Hal itu disampaikan di sela-sela Sosialisasi Aplikasi OSS untuk Perizinan Usaha Sektor Pariwisata di Batam, Kamis (2/5).

Sebagai salah satu pintu gerbang pariwisata Indonesia, Batam diharapkan bisa menarik kedatangan 2,5 juta wisatawan mancanegara. “Diharapkan pelaku usaha pariwisata bisa melakukan pengembangan, oleh karenanya kualitas serta kemasan kian meningkat sehingga daya tarik wisatawan lebih banyak datang untuk memborong produk-produk UKM berkualitas,” ujarnya.

Kasubid Pelayanan Operasional Perizinan Berusaha Direktorat Pelayanan Berusaha Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Kukuh Agung Pribadi menambahkan, dari data per-Januari 2019 para pelaku usaha yang membuat Nomor Induk Berusaha (NIB) sudah terdaftar di data base OSS sebanyak 200.000 dan 10.000 diantaranya adalah pelaku usaha di bidang pariwisata.

“Melalui sistem yang ada di perkotaan dan di daerah, para pelaku usaha mengurus izin usahanya ke BKPM nantinya surat izin bisa terbit dan memudahkan pelaku usaha. Selain itu izin operasional komersial juga harus diurus oleh para pelaku usahanya. Melalui izin ini membawa dampak positif bagi perekonomian pemerintah setempat,” bebernya.

Dia menjelaskan, dalam mendukung kelancaran para pelaku usaha pariwisata maka penerbitan izin sepenuhnya dilakukan keseberagaman sehingga mudah ditelaah. “Sistem pelayanan ini sangat mudah dan cepat,” tukasnya. Pemerintah menargetkan pada 2019 investasi di sektor pariwisata meningkat menjadi USD2,5 miliar, naik dibanding tahun 2018 yang ditargetkan USD2 miliar.

Sementara itu, untuk pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), dalam lima tahun ke depan atau 2019-2024 sektor pariwisata membutuhkan investasi sebesar Rp500 triliun. Melalui kemudahan pengurusan izin diharapkan iklim usaha pariwisata di Tanah Air kian kondusif, terlebih pariwisata telah ditetapkan sebagai sektor unggulan pada pemerintahan Jokowi-JK.

Kepala Seksi Pariwisata Perdagangan dan Telekomunikasi Direktorat Deregulasi Penanaman Modal BPKM Supriyadi mengatakan, pihaknya semakin yakin bahwa pertumbuhan perekonomian di kalangan masyarakat terlihat maju pesat, salah satunya berkat pariwisata.

“Ekonomi Indonesia diprediksi masuk 10 besar di dunia pada 2025 bila dilihat dari peningkatan pariwisata yang terjadi sekarang ini, terlebih arahan Presiden Jokowi menjadikan pariwisata ‘leading’ sektor perekonomian. Dengan hadirnya pariwisata, tentu saja Indonesia menjadi tumpuan untuk memajukan perekonomian,” ucapnya.

Menurut dia, dengan semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia maka mau tidak mau harus dipikirkan upaya meningkatkan kesejahteraan. Hal inilah yang menjadikan pariwisata semakin penting untuk digalakkan. Supriyadi mendorong lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia terutama kota Batam yang selama ini identik sebagai kota industri.

“Dulu tahun 2005 masih banyak tanah lapang, namun sekarang banyak berdiri hotel megah, lalu dilihat dari sisi infrastruktur juga semakin mapan,” katanya. Hal itulah yang menurut dia menjadi salah satu indikator semakin berkembangnya investasi di kota Batam.

Sebelumnya pada Senin (29/4) mantan presiden BJ Habibie meresmikan Erlesen Tower yang merupakan karya maha megah PT Pollux Properti Indonesia Tbk. Erlesen Tower merupakan bagian dari megablok Meisterstadt Batam yang akan menandingi Marina Bay Sands Singapura yang memiliki sky pool and lounge sendiri dengan pemandangan pulau-pulau di sekitarnya.

BJ Habibie mengatakan bahwa pengembangan megablok Meisterstadt Batam akan terus berlanjut dengan pengembangan fase kedua. Pada fase kedua akan lebih menekankan proyek senilai USD1 miliar ini sebagai tujuan investasi dan wisata bertaraf internasional. Meisterstadt yang merupakan kolaborasi antara Chairman PT Pollux Properti Indonesia Tbk Po Sun Kok dan BJ Habibie hanyalah satu dari beberapa proyek berkelas dunia yang sedang dijalankan Pollux.

Po dan Habibie membangun Pollux ingin membangun Meisterstadt diatas lahan seluas sembilan hektar menjadi proyek landmark di Batam. Mengenai Erlesen Tower, gedung pencakar langit ini dilengkapi dengan 385 unit yang terdiri dari satu hingga tiga kamar tidur dan koleksi penthouse yang mewah. Dengan fasilitas tersebut, maka diyakini akan meningkatkan reputaasi Batam sebagai destinasi investasi dan wisata yang sedang bertumbuh dengan pesat.

"Berlokasi sekitar 30 menit dengan kapal feri dari Singapura, Batam dipandang oleh para investor sebagai Shenzen di masa depan. Menjadi pusat manufaktur yang ditopang oleh industri jasa. Dan bisa menjadi basis bagi para investor dan pelaku bisnis internasional yang ingin mengakses pasar domestik Indonesia yang luas," ujar Po, melalui keterangan tertulis.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5610 seconds (0.1#10.140)